Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda-tanda Penuaan Paru-paru yang Perlu Diperhatikan

Kompas.com - 03/06/2022, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journals of Gerontology, seiring bertambahnya usia, paru-paru rentan terpapar sejumlah racun lingkungan.

Racun lingkungan itu meliputi:

  • Polusi udara
  • Asap tembakau
  • Debu pabrik.

Baca juga: 6 Hal Pemicu Kanker Paru-paru

6. Reflek batuk melemah

Mengutip Healthline, batuk adalah reflek tubuh untuk melawan zat asing yang masuk dalam saluran pernapasan.

Zat asing tersebut dapat berupa:

  • Asap
  • Kuman
  • Partikel lain.

Ketika zat asing masuk, tubuh biasanya akan reflek batuk untuk menyingkirkan itu.

Seiring bertambahnya usia, saraf yang merangsang refleks batuk menjadi kurang sensitif.

Kekuatan batuk juga menurun karena melemahnya otot.

Kemampuan Anda secara keseluruhan untuk membersihkan racun dari paru-paru menjadi kurang efektif.

Itu menjadi tanda penuaan paru-paru.

Kondisi itu bersama dengan sistem kekebalan yang menurun, meningkatkan risiko infeksi paru-paru.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan Kanker Paru-paru

7. Peradangan meningkat

Mengutip Healthline, penuaan paru-paru memicu peningkatan risiko peradangan.

Peradangan adalah tanda bahwa sistem kekebalan Anda melakukan tugasnya.

Misalnya, kaki Anda merah dan bengkak setelah terbentur meja.

Itu artinya sel-sel kekebalan Anda membunuh bakteri penyerbu dan merangsang penyembuhan luka.

Namun jika peradangan tidak berhenti setelah area yang terluka sembuh, itu justru dapat menyebabkan kerusakan.

Peradangan kronis sebenarnya masalah di seluruh tubuh seiring penuaan terjadi.

Itu diyakini menjadi faktor dalam sebagian besar penyakit, termasuk:

  • Penyakit jantung
  • Radang sendi
  • Kanker
  • Penyakit Alzheimer.

Peradangan kronis juga merupakan faktor dalam sebagian besar jenis penyakit paru-paru.

Menurut sebuah studi 2013 di jurnal Clinical Interventions in Aging, penuaan berkontribusi pada kondisi yang disebut "penuaan inflamasi."

Sejumlah peneliti menemukan bahwa tikus yang menua mengalami peningkatan peradangan di paru-paru mereka.

Peradangan mungkin dimulai sebagai respons terhadap bakteri atau virus, tetapi masih berlanjut setelah ancaman itu hilang.

Hal tersebut menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan memicu penyakit paru-paru.

Baca juga: Berhenti Merokok, Cara Penderita Kanker Paru-paru Kurangi Risiko   

Cara menjaga kesehatan paru-paru

Mengutip American Lung Association, ada beberapa cara sederhana untuk memperlambat penuaan paru-paru, yaitu dengan menjaga kesehatan paru-paru, yang meliputi:

  1. Tidak merokok: merokok merusak paru-paru Anda dan akan menambah efek penuaan.
  2. Hindari polusi udara: polutan udara dalam dan luar ruangan dapat merusak paru-paru. Asap rokok, polusi udara di luar ruangan, bahan kimia di rumah dan tempat kerja, serta radon semuanya dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit paru-paru.
  3. Olahraga: olahraga teratur dapat membantu menjaga otot dada tetap kuat.
  4. Menjaga berat badan: lemak perut dapat menghambat kemampuan diafragma untuk mengembangkan paru-paru sepenuhnya. Kombinasi antara makan sehat dan olahraga akan menggandakan manfaat bagi kesehatan paru-paru Anda.
  5. Aktif bergerak: berbaring di tempat tidur terlalu lama memungkinkan lendir dan cairan mengendap di paru-paru Anda, yang dapat merusak kapasitas paru-paru.
  6. Cek kesehatan secara teratur: pemeriksaan kesehatan rutin membantu mencegah penyakit, bahkan ketika Anda merasa sehat. Hal ini terutama berlaku untuk penyakit paru-paru, yang terkadang tidak terdeteksi hingga menjadi serius.
  7. Dapatkan suntikan flu tahunan Anda dan tanyakan kepada dokter tentang kebutuhan vaksinasi untuk pneumonia (peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi).

Baca juga: Apakah Paru-paru Bocor Bisa Sembuh?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com