Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Efek Tekanan Darah Tinggi yang Merusak Kesehatan

Kompas.com - 15/06/2022, 19:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau juga disebut hipertensi memiliki efek yang bisa menyebabkan kecacatan, kualitas hidup buruk, hingga penyakit mematikan.

Tekanan darah adalah ukuran kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah saat melintas.

Jantung memompa darah ke pembuluh darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh.

Mengutip Kementerian Kesehatan, tekanan darah normal mengacu pada ukuran kurang dari 120/80 mmHg atau dibaca sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg.

Baca juga: Macam Penyebab Tekanan Darah Tinggi yang Perlu Diketahui

Sistolik adalah pengukuran tekanan darah yang dipompa melalui arteri saat ventrikel jantung memompa (berkontraksi).

Diastolik adalah pengukuran tekanan darah saat otot jantung berelaksasi sebelum kembali memompa darah.

Sementara, ada kategori untuk tekanan darah tinggi, yaitu:

  • Pra-hipertensi: sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg
  • Hipertensi tingkat I: sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
  • Hipertensi tingkat II: sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 100 mmHg.

Efek tekanan darah tinggi tersebut kemudian dapat membuat Anda berisiko mengalami beberapa kerusakan kesehatan sebagai berikut:

  • Kerusakan arteri
  • Kerusakan jantung
  • Kerusakan otak
  • Kerusakan ginjal
  • Kerusakan mata
  • Disfungsi seksual

Baca juga: Pola Makan untuk Turunkan Tekanan Darah Tinggi

1. Kerusakan arteri

Mengutip Mayo Clinic, arteri yang sehat bersifat fleksibel, kuat, dan elastis.

Lapisan dalam arteri halus membuat darah mengalir dengan bebas, memasok organ dan jaringan vital dengan nutrisi dan oksigen.

Tekanan darah tinggi secara bertahap meningkatkan tekanan darah yang mengalir melalui arteri.

Efek tekanan darah tinggi itu nantinya dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang meliputi:

Arteri yang rusak dan menyempit

Tekanan darah tinggi dapat merusak sel-sel lapisan dalam arteri.

Ketika lemak dari makanan memasuki aliran darah, mereka dapat terkumpul di arteri yang rusak.

Akhirnya, dinding arteri menjadi kurang elastis, membatasi aliran darah ke seluruh tubuh.

Aneurisma

Seiring waktu, efek tekanan darah tinggi yang konstan melewati arteri yang melemah dapat menyebabkan bagian dindingnya membesar dan membentuk tonjolan (aneurisma).

Aneurisma berpotensi pecah dan menyebabkan perdarahan internal yang mengancam nyawa.

Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun, tetapi paling sering terjadi di arteri terbesar tubuh (aorta).

Baca juga: 13 Cara Alami Turunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat

2. Kerusakan jantung

Mengutip Mayo Clinic, efek tekanan darah tinggi lainnya yang berbahaya yaitu menyebabkan banyak masalah jantung, termasuk:

Penyakit arteri koroner

Arteri yang menyempit dan rusak efek tekanan darah tinggi membuat tubuh kesulitan memasok darah ke jantung.

Terlalu sedikit aliran darah ke jantung dapat menyebabkan:

  • Nyeri dada (angina)
  • Irama jantung tidak teratur (aritmia)
  • Serangan jantung.

Pembesaran jantung kiri

Efek tekanan darah tinggi membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Hal ini menyebabkan bilik jantung kiri bawah (ventrikel kiri) menebal.

Ventrikel kiri yang menebal meningkatkan risiko:

  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Kematian jantung mendadak.

Gagal jantung

Seiring waktu, ketegangan pada jantung yang efek tekanan darah tinggi dapat menyebabkan otot jantung melemah dan bekerja kurang efisien.

Pada akhirnya, jantung bisa mulai mengalami kegagal fungsi atau disebut gagal jantung.

Baca juga: Kekerasan dan Pelecehan Seksual Picu Tekanan Darah Tinggi pada Wanita

3. Kerusakan otak

Mengutip Mayo Clinic, otak bergantung pada suplai darah yang membawa nutrisi untuk bekerja dengan baik.

Adanya tekanan darah tinggi dapat memengaruhi otak dengan munculnya berbagai risiko penyakit, meliputi:

Serangan iskemik transien

Serangan iskemik transien atau disebut ministroke adalah gangguan sementara terhadap suplai darah ke otak.

Kondisi ini dipengaruhi oleh arteri yang mengeras atau munculnya bekuan darah efek tekanan darah tinggi.

Serangan iskemik transien sering merupakan tanda peringatan stroke berat.

Stroke

Stroke terjadi ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, mengakibatkan sel-sel otak mati.

Pembuluh darah yang rusak efek tekanan darah tinggi bisa menyempit, pecah atau bocor.

Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk di arteri yang menuju ke otak, menghalangi aliran darah, dan berpotensi menyebabkan stroke.

Demensia

Arteri yang menyempit atau tersumbat dapat membatasi aliran darah ke otak, yang menyebabkan jenis demensia tertentu (demensia vaskular).

Stroke yang mengganggu aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan demensia vaskular.

Gangguan kognitif ringan

Kondisi ini merupakan tahap transisi antara perubahan pemahaman dan memori yang umumnya datang seiring dengan penuaan dan masalah yang lebih serius yang disebabkan oleh demensia.

Studi menunjukkan bahwa efek tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan.

Baca juga: 4 Bahaya Tekanan Darah Tinggi Selama Kehamilan

4. Kerusakan ginjal

Mengutip Mayo Clinic, pembuluh darah yang sehat memengaruhi ginjal menyaring kelebihan cairan dan limbah dari darah.

Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di dalam dan menuju ke ginjal.

Selain tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal ini dapat lebih jika Anda memiliki diabetes.

Masalah kesehatan ginjal efek tekanan darah tinggi meliputi:

Jaringan parut ginjal (glomerulosklerosis)

Jenis kerusakan ginjal ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam ginjal menjadi bekas luka dan tidak dapat secara efektif menyaring cairan dan limbah dari darah.
Glomerulosklerosis dapat menyebabkan gagal ginjal.

Gagal ginjal

Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab paling umum dari gagal ginjal.

Pembuluh darah yang rusak mencegah ginjal menyaring limbah dari darah secara efektif, memungkinkan tingkat cairan dan limbah yang berbahaya terkumpul.

Perawatan untuk mengatasi efek tekanan darah tinggi di ginjal ini mungkin termasuk dialisis atau transplantasi ginjal.

Baca juga: Cara Mencegah dan Mengatasi Tekanan Darah Tinggi Saat Hamil

5. Kerusakan mata

Mengutip Mayo Clinic, efek tekanan darah tinggi juga dapat merusak pembuluh darah kecil dan halus yang memasok darah ke mata, yang menyebabkan:

Kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati)

Kerusakan pada pembuluh darah di jaringan retina dapat menyebabkan:

  • Pendarahan di mata
  • Penglihatan kabur
  • Penglihatan hilang total.

Memiliki diabetes, selain tekanan darah tinggi meningkatkan risiko retinopati.

Penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati)

Koroidopati dapat menyebabkan penglihatan terdistorsi atau terkadang jaringan parut yang mengganggu penglihatan.

Kerusakan saraf (neuropati optik)

Aliran darah yang tersumbat dapat merusak saraf optik, yang menyebabkan pendarahan di dalam mata atau kehilangan penglihatan.

Baca juga: Makanan Mengandung Potasium Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi

6. Disfungsi seksual

Mengutip Mayo Clinic, ketidakmampuan untuk memiliki dan mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi) menjadi semakin umum pada pria saat mereka mencapai usia 50 tahun.

Namun pria dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko tinggi juga untuk mengalami disfungsi ereksi.

Hal itu karena aliran darah yang terbatas akibat tekanan darah tinggi bisa menghalangi darah mengalir ke penis.

Wanita juga dapat mengalami disfungsi seksual efek tekanan darah tinggi.

Berkurangnya aliran darah ke vagina dapat menyebabkan penurunan hasrat atau gairah seksual, kekeringan pada vagina, atau kesulitan mencapai orgasme.

Baca juga: Mengapa Olahraga Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi?

8. Keadaan darurat tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi biasanya merupakan kondisi kronis yang secara bertahap menyebabkan kerusakan selama bertahun-tahun.

Namun, terkadang efek tekanan darah bisa sangat cepat dan parah, sehingga menjadi keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera, sering kali dengan rawat inap.

Dalam situasi tersebut, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan:

  • Kebutaan
  • Sakit dada
  • Komplikasi pada kehamilan (preeklamsia atau eklampsia)
  • Serangan jantung
  • Kehilangan memori, perubahan kepribadian, kesulitan berkonsentrasi, lekas marah, atau kehilangan kesadaran secara progresif
  • Kerusakan parah pada arteri utama tubuh (diseksi aorta)
  • Stroke
  • Gangguan pemompaan jantung secara tiba-tiba, menyebabkan cadangan cairan di paru-paru yang mengakibatkan sesak napas (edema paru)
  • Kehilangan fungsi ginjal secara tiba-tiba.

Baca juga: Waspada Orangtua, Ini Faktor risiko Tekanan Darah Tinggi pada Anak

Risiko terkena tekanan darah tinggi

Mengutip NHS, tidak selalu jelas apa yang menyebabkan tekanan darah tinggi, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risikonya, yaitu:

  • Kelebihan berat badan
  • Makan terlalu banyak garam dan tidak cukup makan buah dan sayuran
  • Kurang olahraga
  • Minum terlalu banyak alkohol, kopi, minuman berbasis kafein lainnya
  • Merokok
  • Tidur terlalu lama atau memiliki gangguan tidur
  • Berusia lebih dari 65 tahun
  • Memiliki kerabat dengan tekanan darah tinggi
  • Keturunan Afrika hitam atau Karibia hitam
  • Tinggal di daerah tertinggal.

Membuat perubahan gaya hidup sehat terkadang dapat membantu mengurangi kemungkinan Anda terkena tekanan darah tinggi dan membantu menurunkannya.

Baca juga: Dampak Negatif Tekanan Darah Tinggi Pada Otak dan Ginjal

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau