Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2022, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aneurisma adalah pembesaran arteri yang disebabkan oleh kelemahan pada dinding arteri.

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, sedangkan vena membawa darah kembali ke jantung dan paru-paru.

Tonjolan ini bisa pecah dan menyebabkan pendarahan internal yang mengancam jiwa.

Baca juga: Aneurisma Otak: Gejala dan Penyebabnya

Penyebab

Tidak jelas apa yang menyebabkan aneurisma. Beberapa aneurisma menyerang akibat faktor bawaan.

Lokasi umum untuk aneurisma meliputi:

  • Arteri utama dari jantung seperti aorta toraks atau perut
  • Otak (aneurisma serebral)
  • Di belakang lutut di kaki (aneurisma arteri poplitea)
  • Usus (aneurisma arteri mesenterika)
  • Arteri di limpa (aneurisma arteri limpa).

Meski penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa faktor risiko yang memperbesar peluang terkena aneurisma, seperti:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Gen atau kondisi tertentu seperti displasia fibromuskular
  • Kehamilan.

Gejala

Gejala aneurisma tergantung pada lokasi yang terkena.

Jika aneurisma terjadi di dekat permukaan tubuh, rasa sakit dan bengkak dengan benjolan yang berdenyut sering terlihat.

Aneurisma di tubuh atau otak seringkali tidak menimbulkan gejala.

Baca juga: Penyebab Aneurisma Aorta dan Gejalanya

Aneurisma yang melebar dapat menekan saraf dan menyebabkan penglihatan ganda, pusing, atau sakit kepala.

Beberapa aneurisma dapat menyebabkan telinga berdenging.

Jika aneurisma pecah, gejala ini biasanya muncul:

  • Nyeri
  • Tekanan darah rendah
  • Detak jantung yang cepat
  • Pusing.

Ketika aneurisma otak pecah, orang biasanya akan merasakan sakit kepala parah tiba-tiba. Pada kasus tertentu, koma atau kematian dapat terjadi.

Diagnosis

Periksakan diri ke dokter jika melihat adanya benjolan di tubuh. Segera menuju ruang gawat darurat jika mengalami:

  • Nyeri di perut atau punggung yang sangat parah atau tidak kunjung hilang
  • Sakit kepala yang tiba-tiba atau parah dan disertai mual, muntah, kejang, atau gejala sistem saraf lainnya.

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik.

Setelah itu, tes yang digunakan untuk mendiagnosis aneurisma meliputi:

  • CT scan
  • CT angiogram
  • MRI
  • MRA
  • USG
  • Angiogram.

Baca juga: Aneurisma Berry

Perawatan

Perawatan tergantung pada ukuran dan lokasi aneurisma.

Untuk kasus yang ringan, dokter biasanya hanya merekomendasikan pemeriksaan rutin untuk melihat apakah aneurisma tumbuh.

Pembedahan dapat dilakukan. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada gejala, ukuran, serta jenis aneurisma.

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan terbaik.

Komplikasi

Tanda-tanda pertama dari aneurisma yang sebelumnya tidak terdeteksi bisa menjadi komplikasi saat pecah.

Gejala cenderung diakibatkan oleh ruptur daripada aneurisma saja.

Kebanyakan orang yang hidup dengan aneurisma tidak mengalami komplikasi apapun.

Namun, selain tromboemboli dan pecahnya aorta, komplikasi dapat meliputi:

  • Nyeri dada atau punggung yang parah
  • Angina, jenis lain dari nyeri dada yang dapat menyebabkan iskemia miokard dan serangan jantung
  • Sakit kepala ekstrem yang tiba-tiba.

Setiap pecahnya aneurisma dapat menyebabkan rasa sakit, tekanan darah rendah, detak jantung yang cepat, dan pusing.

Baca juga: Aneurisma Aorta Abdominalis

Meski begitu, kebanyakan orang dengan aneurisma tidak akan mengalami komplikasi apapun.

Pencegahan

Mengontrol tekanan darah tinggi dapat membantu mencegah beberapa aneurisma.

Kiat berikut dapat dilakukan untuk mengontrolnya:

  • Ikuti diet sehat
  • Berolahraga teratur
  • jaga kolesterol pada tingkat yang sehat
  • Jangan merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com