Asam lambung dapat menyebabkan sakit perut dan sensasi terbakar di tenggorokan dada.
Bayi yang yang mengalami GERD parah dapat alami gagal tumbuh, kesulitan bernapas, hingga masalah nafsu makan.
Baca juga: Efek Samping Bawang Bisa Picu Sakit Perut
Kolik pada bayi adalah kondisi ketika bayi menangis hingga berjam-jam dan sulit untuk ditenangkan.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kolik pada bayi biasanya terjadi pada bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan, disebut juga sindrom 4 bulan.
Laktosa terdapat pada ASI atau susu formula. Dalam usus bayi, laktosa akan dicerna oleh enzim laktase yang terdapat pada usus bayi.
Nantinya, laktosa akan menjadi glukosa dan galaktosa, yang diserap usus ke dalam sirkulasi darah untuk keperluan metabolisme tubuh.
Pada bayi yang mengalami intoleransi laktosa, tubuh mereka tidak dapat memproduksi enzim tersebut.
Gejala intoleransi laktosa antara lain, diare, kembung, sakit perut, hingga tidak ada pertambahan berat badan.
Segera konsultasi ke dokter, jika anak Anda mengalami intoleransi laktosa. Hindari juga makanan tertentu yang bisa sebabkan intoleransi laktosa.
Baca juga: 8 Penyebab Sakit Perut setelah Makan
Diare merupakan gejala gangguan saluran pencernaan yang paling sering terjadi dan bisa menyebabkan bayi mengalami sakit perut.
Diare pada bayi kurang 2 tahun biasanya disebabkan infeksi virus dan akan membaik sendiri kurang dari seminggu.
Bayi yang mengalami diare diare biasanya disertai demam dan didahului dengan muntah.
Pertolongan pertama untuk bayi diare adalah pemberian cairan rehidrasi oral (CRO) yang sudah berupa kemasan dalam botol atau cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sup, minuman yang tidak manis, yogurt, atau air putih.
Perlu diketahui, ada beberapa kondisi sakit perut pada bayi yang harus dikonsultasikan ke dokter, yaitu: