Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2021, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Migrain adalah sakit kepala dengan sensasi berdenyut yang terasa pada satu sisi kepala.

Migrain sering disertai dengan mual, muntah dan peningkatan kepekaan terhadap cahaya dan suara.

Serangan migrain bisa terjadi tiba-tiba dan berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari, dan rasa sakitnya akan mengganggu aktivitas Anda.

Baca juga: Benarkah Migrain Dapat Menyebabkan Sakit Gigi?

Gejala

Umumnya, gejala utama migrain adalah sakit kepala hebat di satu sisi kepala.

Dalam beberapa kasus, rasa sakit dapat terjadi pada kedua sisi kepala.

Rasa sakit biasanya berupa sensasi berdenyut sedang atau berat yang semakin memburuk saat Anda beraktivitas normal.

Melansir NHS, walaupun tidak semua orang mengalaminya, terdapat gejala tambahan yang dapat terkait dengan migrain, meliputi:

  • Terlalu peka terhadap bau, cahaya, dan suara
  • Konsentrasi buruk
  • Merasa sangat panas atau dingin
  • Merasa sakit di daerah leher
  • Berkeringat
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Demam

Gejala migrain biasanya akan berlangsung antara 4 jam hingga 3 hari.

Penyebab

Penyebab migrain belum diketahui secara pasti.

Baca juga: Stres Bisa Sebabkan Migrain, Begini Cara Mengatasinya

Tetapi, migrain diperkirakan sebagai hasil dari perubahan sementara pada aktivitas otak yang mempengaruhi sinyal saraf, kimia, dan pembuluh darah di otak.

Melansir Mayo Clinic, terdapat beberapa pemicu terjadinya migrain, antara lain:

  • Perubahan hormon, biasanya terjadi pada wanita saat dalam masa menstruasi, kehamilan, atau menopause
  • Diet
  • Stres
  • Gangguan tidur
  • Kelelahan
  • Perubahan cuaca
  • Terlalu banyak minum atau makan yang mengandung kafein, alkohol, keju, coklat, atau msg.
  • Pengaruh cahaya yang terlalu terang atau suara yang terlalu keras

Selain pemicu di atas, juga terdapat faktor-faktor lain yang membuat Anda lebih berisiko mengalami migrain,yaitu:

  • Wanita, tiga kali lebih tinggu mengalami migrain daripada pria
  • Gen atau riwayat keluarga
  • Usia 30-an

Pertolongan pertama

Sebagai penanganan pertama, Anda dapat berbaring di ruangan yang teduh lalu mengompres dahi dengan kain dingin untuk mengurangi gejala migrain.

Namun, migrain juga dapat diatasi dengan pengobatan untuk menghentikan gejala yang Anda rasakan.

Baca juga: Riset Buktikan Yoga Dapat Redakan Gejala Migrain

Berikut beberapa pengobatan, dikutip dari Mayo Clinic, untuk mengatasi migrain:

  • Pereda nyeri. Termasuk obat-obatan yang dijual bebas, seperti parasetamol dan ibuprofen untuk meredakan gejala
  • Antiemetik. Obat-obatan jenis ini sering digunakan untuk mengurangi mual dan muntah.

Perlu diingat, pilihan pengobatan Anda tergantung dengan frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala Anda. 

Diagnosis

Pada dasarnya, tidak ada tes khusus untuk mendiagnosa migrain. Migrain bisa tidak terduga, terkadang terjadi tanpa gejala lain.

Dokter ahli saraf kemungkinan akan mendiagnosis migrain berdasarkan riwayat kesehatan, gejala, dan pemeriksaan fisik Anda.

Melansir Mayo Clinic, berikut beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosa migrain:

  • Tes darah
    Mendeteksi gangguan pembuluh darah, infeksi sumsum tulang belakang atau otak, dan racun pada sistem pembuluh darah
  • Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
    Mendiagnosis tumor, stroke, pendarahan di otak, infeksi, kondisi otak dan sistem saraf lainnya
  • Pemeriksaan tomografi terkomputerisasi (CT)
    Mendiagnosis tumor, infeksi, kerusakan otak, pendarahan di otak, dan masalah medis lain yang mungkin menyebabkan sakit kepala

Baca juga: Bagaimana Mengelola Stres Pemicu Migrain di Situasi Pandemi?

Saat penanganan pertama tidak membantu menghilangkan gejala migrain yang Anda rasakan, segera temui dokter.

Berdasarkan Cleveland Clinic, lakukan hal yang sama jika Anda merasakan tanda-tanda tambahan sebagai berikut:

  • Sakit kepala yang sangat parah
  • Kesulitan berbicara
  • Sulit menjaga keseimbangan
  • Penglihatan kabur
  • Kebingungan
  • Kejang atau kesemutan
  • Mengalami sakit kepala setelah terbentur

Komplikasi

Melansir NHS, migrain yang berkepanjangan kemungkinan membentuk komplikasi, yaitu:

  • peningkatan risiko stroke iskemik
  • peningkatan risiko masalah kesehatan mental seperti bipolar, depresi, serangan panik atau kecemasan

Pencegahan

Berdasarkan Cleveland Clinic, terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mencegah migrain, antara lain:

Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Sakit Kepala Akibat Migrain dan Sinusitis

  • Minum banyak air
  • Jaga rutinitas tidur dengan baik
  • Olahraga secara teratur
  • Jaga pola makan
  • Melakukan meditasi atau yoga untuk mengurangi rasa stress

Jika migrain masih berlangsung meski Anda sudah menghindari pemicunya, segera temui dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau