KOMPAS.com - Gastroenteritis atau muntaber adalah infeksi usus yang ditandai dengan diare berair, kram perut, mual, muntah, hingga demam.
Umumnya, orang dengan kekebalan tubuh kuat akan sembuh tanpa komplikasi.
Tetapi untuk bayi, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah, muntaber bisa berbahaya.
Baca juga: 7 Penyebab Muntaber yang Perlu Diwaspadai
Melansir WebMd terdapat beberapa penyebab muntaber, yakni:
Penyebab paling umum dari muntaber adalah virus.
Jenis utama virus yang dimaksud adalah rotavirus dan norovirus.
Meski tidak umum, bakteri seperti E. coli dan salmonella juga bisa memicu muntaber.
Selain itu, terdapat penyebab khusus lain dari muntaber, antara lain:
Gejala muntaber biasanya dimulai satu atau dua hari setelah infeksi. Gejala tersebut meliputi:
Baca juga: 7 Penyebab Diare dan Muntah Terjadi Bersamaan
Komplikasi utama muntaber adalah dehidrasi, terutama pada bayi dan anak kecil.
Dehidrasi akibat muntaber dapat menyebabkan beberapa komplikasi tersendiri, antara lain:
Komplikasi lain yang bisa terjadi adalah:
Baca juga: Normalkah Anak Muntah Setelah Menangis?
Gejala darurat dapat berbeda tiap usia. Merangkum Mayo clinic, untuk orang dewasa, hubungi dokter jika:
Sedang, untuk bayi dan anak-anak, temui dokter segera jika anak:
Untuk bayi, hubungi dokter bayi segera jika bayi:
Secara umum, riwayat medis dan pemeriksaan fisik menjadi dasar untuk diagnosis, terutama jika ada bukti bahwa virus menyebar di lingkungan penyintas.
Baca juga: Ciri-ciri Diare Ringan, Berat, dan Perlu Diwaspadai
Dokter terkadang mengambil sampel tinja untuk menguji jenis virus atau untuk mengetahui penyebab penyakit berasal infeksi parasit atau bakteri.
Perawatan muntaber tergantung pada penyebabnya.
Mengutip dari Better health, terdapat beberapa perawatan umum untuk muntaber, antara lain:
Menurut Mayo clinic, ada empat cara sederhana untuk mencegah muntaber, yakni:
Baca juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Diare
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.