Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 31/08/2022, 08:57 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Dr. dr. Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM
Divalidasi oleh:
Dr. dr. Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi-Onkologi Medik Mayapada Hospital Jakarta Selatan www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Anemia digambarkan sebagai berkurangnya massa sel darah merah di bawah nilai rata-rata, yang diduga merupakan keadaan patologis pasien secara umum.

Keadaan di atas bukan merupakan suatu penyakit, melainkan merupakan manifestasi dari berbagai keadaan patologis yang menjadi dasar-dasarnya.

Walaupun anemia bukan merupakan penyakit utama, namun hal ini dapat menyebabkan keadaan sakit yang berat, bahkan menyebabkan kematian, anemia kronik dapat memengaruhi kemampuan pompa jantung dengan komplikasi kegagalan jantung dalam hal pendistribusian darah ke seluruh tubuh.

Baca juga: Kenali Gejala Anemia yang Bisa Sebabkan Serangan Jantung Mendadak

Penyebab

Penyebab anemia dikelompokkan menjadi 2 bagian besar:

  1. Gangguan aktivitas sumsum tulang:
    • Sindroma kegagalan sumsum tulang
      • Anemia aplastik
      • Sindroma Mielodisplasia
    • Perubahan struktur sumsum tulang:
      • Proses metastasis
      • Mielofibrosis
    • Defisiensi hormone atau gangguan nutrisi:
      • Defisiensi Besi
      • Defisiensi Vitamin B12
      • Defisiensi hormone eritropoietin
    • Keracunan:
      • Radang menahun
      • Timah, emas dan etanol
  2. Kehilangan sel darah merah:
    • Perdarahan:
      • Perlukaan saluran cerna
      • “malformasi”
    • Hemolisis (penghancuran darah berlebihan)
      • AIHA (“Auto Immune Hemolytic Anemia”
      • Anemia sel sabit
      • Kelainan bentuk : sferositosis
      • Defisiensi piruvat kinase
    • Hipersplenisme:
      • Sirosis Hati
      • Malaria.

Jenis

Berikut jenis-jenis anemia yang dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

  • Anemia defisiensi B12 dan folat
    Kekurangan sel darah merah akibat kadar vitamin B12 dan B9 yang tidak memadai
  • Anemia aplastik
    Sumsum tulang belakang kesulitan dalam memproduksi sel darah merah
  • Anemia sel sabit
    Kelainan genetik yang menyebabkan gangguan sel darah merah
  • Anemia hemolitik
    Terjadi akibat penghancuran sel darah merah yang lebih cepat dibanding pembentukannya
  • Anemia pernisiosa
    Tubuh tidak dapat menyerap vitamin B12 dengan memadai
  • Anemia defisiensi besi
    Tubuh memiliki kadar zat besi di bawah batas normal

Faktor risiko

Mengutip Mayo Clinic, faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia, antara lain:

Baca juga: Anemia: Gejala dan Cara Mengatasi

  • Riwayat keluarga
  • Lansia atau berusia di atas 65 tahun
  • Dalam masa menstruasi
  • Sedang hamil atau melahirkan
  • Diet yang rendah vitamin, mineral, dan zat besi
  • Penggunaan obat tertentu seperti ibuprofen secara teratur
  • Memiliki gangguan usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi
  • Kehilangan darah akibat operasi atau cedera
  • Memiliki penyakit kronis, seperti AIDS, diabetes, atau kanker
  • Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah, dan gangguan autoimun
  • Mengonsumsi alkohol
  • Paparan bahan kimia beracun

Gejala

Pada dasarnya, gejala yang muncul akan sangat bergantung dengan jenis anemia yang Anda miliki.

Namun, dilansir dari Medical News Today, berikut gejala umum anemia yang perlu Anda ketahui:

  • Kulit pucat
  • Detak jantung yang cepat atau tidak teratur
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Sakit kepala
  • Pusing

Baca juga: 6 Cara Mencegah Penyakit Anemia

Diagnosis

Melansir Everyday Health, jenis pemeriksaan yang umum digunakan untuk mendiagnosis anemia adalah dengan Complete Blood Count.

Tes darah ini mendeteksi penyebab anemia dengan mengukur kadar zat besi, hematokrit, vitamin B12, dan asam folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal.

Namun, dalam beberapa kasus anemia lainnya juga dibutuhkan tahap pemeriksaan lainnya seperti:

  • Endoskopi, mendeteksi pendarahan pada lambung atau usus
  • USG, mendeteksi gangguan menstruasi
  • Pengambilan sampel cairan ketuban, mendeteksi kelainan genetik

Komplikasi

Menurut Mayo Clinic, anemia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan komplikasi atau masalah kesehatan lainnya, seperti:

  • Kelelahan yang ekstrem
  • Komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur
  • Masalah jantung
  • Kematian, kehilangan banyak darah dengan cepat dapat menyebabkan anemia kronis yang berakibat fatal

Perawatan

Prinsip pengobatan anemia didasarkan pada faktor penyebab anemia, sangat diharapkan bahwa pengobatan anemia bertujuan pada hal-hal yang sifatnya spesifik. Misalnya, pemberian preparat besi, vitamin B, asam folat, bahkan injeksi eritropoietin pada pasien dengan sindroma mielodisplasia, leukemia akut, bahkan kondisi gagal ginjal.

Pemberian transfusi darah hanya diindikasikan untuk keadaan yang sifatnya darurat dan mendesak. Misalnya, operasi darurat, nilai hemoglobin dan trombosit yang sangat rendah, yang dapat mengakibatkan ancaman nyawa seseorang.

Baca juga: 5 Bahaya Anemia Jika Tak Diobati

Melansir Medical News Today, berikut beberapa jenis perawatan untuk beberapa jenis anemia, meliputi:

  • Anemia defisiensi B12 dan folat
    Menggunakan suplemen B12 untuk menggantikan vitamin yang hilang dan menerapkan pola makan yang kaya akan serat vitamin B12 dan asam folat.
  • Anemia aplastik
    Melakukan transfusi darah atau transplantasi sumsum tulang.
  • Anemia sel sabit
    Melibatkan terapi oksigen, obat penghilang rasa sakit, cairan intravena, antibiotik, suplemen asam folat, atau transfusi darah.
  • Anemia hemolitik
    Pemberian resep obat imunosupresan dan perawatan infeksi.
  • Anemia pernisiosa
    Pemberian suntikan atau resep suplemen B12.
  • Anemia defisiensi besi
    Meningkatkan asupan zat besi hingga transfusi darah.

Selain itu, dokter juga dapat mengatasi anemia dengan memberikan perawatan pada kondisi medis tertentu yang mendasarinya.

Pencegahan

Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:

  • Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan.
  • Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
  • Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.

Selain dengan makanan, anemia akibat kekurangan zat besi juga dapat dicegah dengan mengonsumsi suplemen zat besi secara rutin.

Patut diketahui bahwa nilai hemoglobin (Hb) setiap orang bisa berbeda, hal tersebut bergantung pada usia, jenis kelaminnya, komorbid dan ada atau tindaknya faktor genetik.

Berikut adalah kisaran nilai Hb normal:

  • Laki-laki dewasa: 13 g/dL (gram per desiliter)
  • Wanita dewasa: 12 g/dL
  • Ibu hamil: 11 g/dL
  • Bayi: 11 g/dL
  • Anak usia 1–6 tahun: 11,5 g/dL
  • Anak dan remaja usia 6—18 tahun: 12 g/dL.

Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, diskusikanlah dengan seorang dokter spesialis gizi.

Apabila keluarga menderita anemia akibat kelainan genetik (anemia sel sabit atau thalassemia), konsultasikanlah dengan dokter Internis-Konsultan Hematologi-Onkologi Medik (SpPD,K-HOM), sebelum kondisi makin berat atau apabila Anda akan merencanakan kehamilan.

Selain itu, menurut Healthline, risiko mengalami anemia dapat Anda kurangi dengan menjaga pola makan yang baik, seperti:

  • Konsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging, roti, kacang-kacangan, atau sayuran hijau
  • Konsumsi makanan kaya vitamin C dan B12
  • Kurangi minum teh atau kopi karena dapat memengaruhi penyerapan zat besi.

Baca juga: 8 Makanan Penambah Darah untuk Lawan Anemia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com