KOMPAS.com - Bakteri dapat menginfeksi bagian tubuh mana pun, termasuk mata.
Infeksi bakteri pada mata dapat menyebabkan kebutaan yang dikenal dengan istilah trakhoma.
Trakhoma adalah infeksi bakteri yang memengaruhi permukaan mata. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Baca juga: Kebutaan
Bakteri Chlamydia trachomatis dapat menular melalui cairan mata, hidung, tenggorokan, atau benda yang terinfeksi bakteri tersebut, seperti handuk dan pakaian.
Pada tahap awal, trakhoma menyebabkan konjungtivitis atau mata merah dan gatal ringan. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan.
Hal ini dikarenakan infeksi akan membentu jaringan parut di dalam kelopak mata sehingga bulu mata akan masuk ke dalam mata dan membuat kornea iritasi.
Iritasi ini membuat kornea menjadi keruh dan memicu terbentuknya ulkus kornea, yaitu luka terbuka berupa bintik atau area berwarna putih pada kornea.
Kondisi ini menyebabkan penderita kehilangan penglihatan atau mengalami kebutaan. Kebutaan akibat trakhoma bersifat permanen dan tidak dapat diobati.
Penyakit ini biasanya terjadi pada lingkungan dengan sanitasi yang minim dan kebersihan yang buruk.
Merangkum Medline Plus dan Mayo Clinic, gejala trakhoma umumnya memengaruhi kedua mata dan muncul sekitar lima sampai 12 hari setelah terpapar bakteri.
Berikut beberapa gejala trakhoma:
Baca juga: Pakai Lensa Kontak Bisa Picu Kebutaan, Begini Baiknya
Meskipun anak kecil sangat rentan terhadap infeksi, tetapi penyakit ini berkembang secara perlahan dan gejala mungkin akan muncul saat beranjak dewasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menetapkan lima tahapan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan trakhoma, yaitu:
Merupakan tahapan awal dari trakhoma, yang ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang mengandung limfosit (sel darah putih) pada bagian dalam kelopak mata atas
Pada tahap ini, mata mengalami infeksi berat dan iritasi yang disertai penebalan atau pembengkakan kelopak mata bagian atas
Infeksi dan iritasi yang dibiarkan dapat menyebabkan luka pada kelopak mata bagian dalam yang jika dilihat dengan kaca pembesar, seperti garis-garis putih.
Pada tahapan kelopak mata mungkin mengalami perubahan bentuk (distorsi) dan menekuk ke bagian dalam (entropion).
Kelopak mata yang berubah bentuk, menyebabkan bulu mata tumbuh ke dalam dan dapat menimbulkan gesekan pada mata, terutama kornea.
Gesekan bulu mata dengan kornea dapat menyebabkan kornea mengalami iritasi dan terluka.
Baca juga: Nyeri Mata
Iritasi kornea akibat trichiasis dapat menyebabkan kornea mengalami peradangan sehingga kornea tidak jernih seperti seharusnya.
Mengutip Medline Plus, trakhoma disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.
Kondisi ini dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi di daerah pedesaan pada negara berkembang dan anak-anak lebih berisiko mengalaminya.
Trakhoma menyebar melalui kontak langsung dengan mata, hidung, atau cairan tenggorokan yang terinfeksi.
Kondisi ini juga dapat ditularkan melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk atau pakaian.
Merangkum Better Health dan Mayo Clinic, beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko tertular bakteri penyebab trakhoma:
Baca juga: Mata Bernanah
Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, trakhoma dapat didiagnosis melalui pemeriksaan dokter spesialis mata pada mata yang sakit.
Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan tes kultur bakteri dengan mengambil sampel dari bagian mata untuk mengetahui apakah mata terinfeksi.
Dirangkum dari American Academy of Ophthalmology dan Better Health, penanganan trakhoma akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisinya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyusun strategi SAFE untuk menangani trakhoma, yaitu:
Dilakukan untuk memperbaiki perubahan bentuk kelopak mata dan bulu mata yang terluka pada agar tidak memperparah iritasi pada mata.
Pada kondisi yang parah, di mana kornea mengalami pengeruhan akibat trakhoma, dokter mungkin akan melakukan transplantasi kornea.
Antibiotik azithromycin dapat membunuh bakteri penyebab trakhoma dan sebaiknya juga diberikan kepada semua penghuni rumah penderita, untuk mencegah penularan.
Menjaga kebersihan area wajah dapat mengurangi tingkat keparahan trakoma dan mengurangi penyebaran trakhoma.
Baca juga: Kelopak Mata Bengkak
Langkah ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat penderita tinggal, terutama kebersihan air, kamar mandi yang layak, dan pengendalian lalat.
Melansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa komplikasi yang muncul akibat infeksi trakhoma yang tidak segera ditangani, yaitu:
Merangkum dari Medline Plus dan Mayo Clinic, penyebaran infeksi trakhoma dapat dicegah dengan beberapa tindakan berikut:
Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.