Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2021, 15:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bakteri dapat menginfeksi bagian tubuh mana pun, termasuk mata.

Infeksi bakteri pada mata dapat menyebabkan kebutaan yang dikenal dengan istilah trakhoma.

Trakhoma adalah infeksi bakteri yang memengaruhi permukaan mata. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.

Baca juga: Kebutaan

Bakteri Chlamydia trachomatis dapat menular melalui cairan mata, hidung, tenggorokan, atau benda yang terinfeksi bakteri tersebut, seperti handuk dan pakaian.

Pada tahap awal, trakhoma menyebabkan konjungtivitis atau mata merah dan gatal ringan. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan.

Hal ini dikarenakan infeksi akan membentu jaringan parut di dalam kelopak mata sehingga bulu mata akan masuk ke dalam mata dan membuat kornea iritasi.

Iritasi ini membuat kornea menjadi keruh dan memicu terbentuknya ulkus kornea, yaitu luka terbuka berupa bintik atau area berwarna putih pada kornea.

Kondisi ini menyebabkan penderita kehilangan penglihatan atau mengalami kebutaan. Kebutaan akibat trakhoma bersifat permanen dan tidak dapat diobati.

Penyakit ini biasanya terjadi pada lingkungan dengan sanitasi yang minim dan kebersihan yang buruk.

Gejala

Merangkum Medline Plus dan Mayo Clinic, gejala trakhoma umumnya memengaruhi kedua mata dan muncul sekitar lima sampai 12 hari setelah terpapar bakteri.

Berikut beberapa gejala trakhoma:

  • Gatal dan iritasi ringan pada mata, termasuk kelopak mata
  • Keluarnya cairan dari mata yang mengandung lendir atau nanah
  • Pembengkakan kelopak mata
  • Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  • Nyeri pada mata
  • Kornea atau lapisan bening dan tipis yang ada di bagian paling depan dari bola mata menjadi keruh
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Bulu mata terbalik menjadi mengarah masuk (ke dalam) bola mata.

Baca juga: Pakai Lensa Kontak Bisa Picu Kebutaan, Begini Baiknya

Meskipun anak kecil sangat rentan terhadap infeksi, tetapi penyakit ini berkembang secara perlahan dan gejala mungkin akan muncul saat beranjak dewasa.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menetapkan lima tahapan untuk mengidentifikasi tingkat keparahan trakhoma, yaitu:

  • Peradangan folikuler

Merupakan tahapan awal dari trakhoma, yang ditandai dengan munculnya benjolan kecil yang mengandung limfosit (sel darah putih) pada bagian dalam kelopak mata atas

  • Peradangan berat

Pada tahap ini, mata mengalami infeksi berat dan iritasi yang disertai penebalan atau pembengkakan kelopak mata bagian atas

  • Terbentuknya jaringan parut atau luka di kelopak mata

Infeksi dan iritasi yang dibiarkan dapat menyebabkan luka pada kelopak mata bagian dalam yang jika dilihat dengan kaca pembesar, seperti garis-garis putih.

Pada tahapan kelopak mata mungkin mengalami perubahan bentuk (distorsi) dan menekuk ke bagian dalam (entropion).

  • Bulu mata tumbuh ke dalam atau trichiasis

Kelopak mata yang berubah bentuk, menyebabkan bulu mata tumbuh ke dalam dan dapat menimbulkan gesekan pada mata, terutama kornea.

Gesekan bulu mata dengan kornea dapat menyebabkan kornea mengalami iritasi dan terluka.

Baca juga: Nyeri Mata

  • Pengeruhan kornea

Iritasi kornea akibat trichiasis dapat menyebabkan kornea mengalami peradangan sehingga kornea tidak jernih seperti seharusnya.

Penyebab

Mengutip Medline Plus, trakhoma disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis.

Kondisi ini dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi di daerah pedesaan pada negara berkembang dan anak-anak lebih berisiko mengalaminya.

Trakhoma menyebar melalui kontak langsung dengan mata, hidung, atau cairan tenggorokan yang terinfeksi.

Kondisi ini juga dapat ditularkan melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti handuk atau pakaian.

Faktor risiko

Merangkum Better Health dan Mayo Clinic, beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko tertular bakteri penyebab trakhoma:

  1. Tinggal di lingkungan yang kumuh dan padat penduduk
  2. Kebersihan yang buruk, seperti kekurangan air bersih dan kurang menjaga kebersihan wajah dan tangan memudahkan penularan trakhoma
  3. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan kebersihan diri
  4. Anak-anak yang aktif bermain, terutama di daerah kumuh
  5. Wanita lebih berisiko mengalami trakhoma karena sering melakukan kontak dengan anak-anak
  6. Kurangnya kamar mandi yang layak di suatu pemukiman sehingga penularan bakteri trakhoma lebih mudah.

Baca juga: Mata Bernanah

Diagnosis

Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, trakhoma dapat didiagnosis melalui pemeriksaan dokter spesialis mata pada mata yang sakit.

Untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan tes kultur bakteri dengan mengambil sampel dari bagian mata untuk mengetahui apakah mata terinfeksi.

Perawatan

Dirangkum dari American Academy of Ophthalmology dan Better Health, penanganan trakhoma akan disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisinya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyusun strategi SAFE untuk menangani trakhoma, yaitu:

  • Surgery (pembedahan)

Dilakukan untuk memperbaiki perubahan bentuk kelopak mata dan bulu mata yang terluka pada agar tidak memperparah iritasi pada mata.

Pada kondisi yang parah, di mana kornea mengalami pengeruhan akibat trakhoma, dokter mungkin akan melakukan transplantasi kornea.

  • Antibiotics (pemberian antibiotik)

Antibiotik azithromycin dapat membunuh bakteri penyebab trakhoma dan sebaiknya juga diberikan kepada semua penghuni rumah penderita, untuk mencegah penularan.

  • Face cleanliness (menjaga kebersihan area wajah)

Menjaga kebersihan area wajah dapat mengurangi tingkat keparahan trakoma dan mengurangi penyebaran trakhoma.

Baca juga: Kelopak Mata Bengkak

  • Environmental improvement (menjaga kebersihan lingkungan)

Langkah ini bertujuan untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat penderita tinggal, terutama kebersihan air, kamar mandi yang layak, dan pengendalian lalat.

Komplikasi

Melansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa komplikasi yang muncul akibat infeksi trakhoma yang tidak segera ditangani, yaitu:

  1. Jaringan parut yang terbentuk pada permukaan bagian dalam kelopak mata
  2. Perubahan bentuk kelopak mata, misalnya kelopak mata yang terlipat ke dalam (entropion) atau bulu mata yang tumbuh ke dalam (trichiasis)
  3. Jaringan parut pada kornea atau ulkus kornea
  4. Kemampuan penglihatan menurun, bahkan mengalami kebutaan

Pencegahan

Merangkum dari Medline Plus dan Mayo Clinic, penyebaran infeksi trakhoma dapat dicegah dengan beberapa tindakan berikut:

  • Sering mencuci tangan dan wajah dengan bersih dan benar, terutama setelah beraktivitas di luar ruangan
  • Memastikan pakaian tetap bersih
  • Tidak berbagi barang dengan orang lain, seperti handuk dan pakaian
  • Pastikan kebersihan rumah terjaga, termasuk lingkungan sekitar rumah
  • Jangan menyentuh mata dan area wajah sebelum mencuci tangan
  • Pastikan kebersihan kamar mandi terjaga
  • Buang sampah pada tempatnya agar lalat tidak berterbangan.

Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau