Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2021, 16:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyeri mata merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti rasa sakit hingga gangguan penglihatan.

Pada umumnya, kondisi ini dapat pulih dengan sendirinya. Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa kasus nyeri mata membutuhkan perawatan medis.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Jaga Kesehatan Mata

Jenis

Mengutip Healthline, sakit mata dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Nyeri okular, terjadi di permukaan mata
  • Nyeri Orbital, terjadi di dalam mata.

Penyebab

Berikut penyebab nyeri mata berdasarkan jenisnya menurut Healthline, meliputi

Nyeri okular

  • Benda asing
    Sesuatu yang asing seperti bulu mata, kotoran, debu, atau riasan di mata Anda menjadi penyebab umum nyeri mata.
  • Konjungtivitis
    Peradangan jaringan yang melapisi bagian depan dan bawah kelopak mata akibat alergi atau infeksi.
  • Iritasi lensa kontak
    Terlalu lama menggunakan atau tidak benar dalam membersihkan lensa kontak dapat menyebabkan nyeri mata akibat iritasi atau infeksi.
  • Abrasi kornea
    Terjadi ketika kornea tergores oleh benda asing di mata.
  • Cedera
    Dapat terjadi akibat paparan sumber cahaya yang kuat atau bahan kimia.
  • Blefaritis
    Kelenjar minyak di tepi kelopak mata terinfeksi atau meradang.

Baca juga: 3 Gejala Virus Corona Telah Menginfeksi Mata

Nyeri orbital

  • Glaukoma
    Kondisi ini terjadi saat terdapat tekanan di dalam mata yang meningkat.
  • Neuritis optik
    Terdapat peradangan saraf optik yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
  • Radang selaput lendir
    Infeksi pada sinus dapat menyebabkan tekanan di belakang mata meningkat.
  • Migrain
    Nyeri mata dapat menjadi efek samping atau gejala dari serangan migrain.
  • Cedera
    Luka yang terjadi ketika mata mengalami cedera akibat benda asing atau kecelakaan.
  • Iritasi
    Peradangan pada iris dapat menyebabkan rasa sakit di dalam mata.

Gejala

Mengutip Healthline, gejala kondisi ini akan bergantung dengan jenis nyeri mata yang Anda alami.

Nyeri okular atau yang muncul dipermukaan dapat berupa sensasi rasa terbakar atau gatal.

Sedangkan, nyeri orbital yang terjadi di bagian lebih dalam dapat menyebabkan gejala seperti rasa menusuk atau berdenyut.

Namun, melansir WebMD, nyeri mata juga dapat disertai gejala lainnya seperti:

  • Penglihatan kurang
  • Terdapat cairan bening yang kental atau berwarna
  • Sensasi atau perasaan seperti ada sesuatu di mata
  • Sakit kepala
  • Sensitivitas cahaya
  • Mual atau muntah
  • Mata merah.

Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Selain itu, berikut adalah gejala nyeri mata yang harus Anda waspadai, yaitu:

  • Nyeri mata kronis hingga tidak dapat menyentuh mata
  • Nyeri mata yang terjadi akibat cedera atau paparan bahan kimia dan cahaya
  • Sakit perut dan muntah
  • Perubahan atau kehilangan penglihatan secara tiba-tiba.

Perlu diketahui bahwa mengalami nyeri mata yang disertai kehilangan penglihatan dapat menandakan kondisi emergensi yang harus segera ditangani medis.

Maka dari itu, segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala nyeri mata untuk mencegah komplikasi yang serius.

Komplikasi

Dilansir dari Healthline, sebagian besar nyeri mata akan pulih tanpa atau dengan pengobatan yang ringan.

Namun, nyeri mata yang terjadi akibat beberapa kondisi juga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius jika tidak diobati.

Misalnya, glaukoma yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan masalah penglihatan hingga kebutaan total.

Diagnosis

Berdasarkan WebMD, berikut beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis nyeri mata, antara lain:

Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Mata

  • Pemeriksaan struktur mata menggunakan cahaya yang terang
  • Pemeriksaan bagian dalam mata menggunakan obat tetes yang memperluas pupil Anda
  • Mengukur tekanan bola mata dengan tonometer untuk mendeteksi glaukoma.

Perawatan

Menurut Healthline, perawatan untuk nyeri mata akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Namun, berikut beberapa perawatan yang umum dilakukan, meliputi:

  • Penggunaan kacamata
    Mengganti lensa kontak dengan kacamata dapat membantu proses pemulihan nyeri mata.
  • Istirahat yang cukup
    Dokter mungkin akan mengharuskan Anda untuk membiarkan mata beristirahat dari menatap layar perangkat digital.
  • Kompres hangat
    Dokter mungkin menginstruksikan penderita blepharitis untuk mengompres mata dengan handuk hangat untuk membantu membersihkan kelenjar minyak atau folikel rambut yang tersumbat.
  • Antibiotik
    Obat tetes antibakteri dan antibiotik oral dapat digunakan untuk mengobati infeksi mata yang menyebabkan rasa sakit, termasuk konjungtivitis dan lecet kornea.
  • Antihistamin
    Membantu meringankan rasa sakit yang berhubungan dengan alergi pada mata.
  • Obat tetes mata
    Mengurangi pembentukan tekanan di mata.
  • Kortikosteroid
    Dokter akan memberikannya untuk infeksi yang lebih serius.
  • Obat pereda nyeri
    Dokter akan meresepkan obat pereda nyeri untuk membantu meringankan rasa sakit sampai kondisi yang mendasari nyeri mata diobati.
  • Operasi
    Meski jarang terjadi, pembedahan terkadang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan mata.

Baca juga: 8 Penyebab Infeksi Mata dan Cara Mengobatinya

Pencegahan

Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya nyeri mata, antara lain:

  • Kenakan kacamata pelindung untuk untuk menghindari goresan, luka bakar, atau cedera saat beraktivitas berat
  • Gunakan bahan kimia seperti deterjen atau pengendalian hama dengan hati-hati
  • Jaga kebersihan lensa kontak
  • Hindari terlalu lama menggunakan lensa kontak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com