Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pupil merupakan bulatan hitam yang berada di tengah mata, yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata.

Normalnya, pupil akan berubah ukuran sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar mata.

Pada area dengan cahaya minim atau gelap pupil akan melebar agar mata dapat menerima lebih banyak cahaya sehingga objek di area tersebut tampak lebih jelas.

Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata

Sedangkan pada area terang, pupil akan mengecil untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.

Namun, terdapat kondisi yang menyebabkan pupil terus melebar meski berada di tempat yang terang.

Dalam istilah medis, kondisi ini dikenal dengan midriasis, yaitu pelebaran pupil yang tidak dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya.

Kebalikan dari midriasis adalah miosis, yaitu kondisi di mana pupil mengerut sehingga tampak lebih kecil.

Midriasis dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata dan sering kali disadari saat sedang bercermin.

Midriasis yang terjadi pada salah satu mata biasanya disebut dengan anisocoria.

Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat mata lebih peka terhadap cahaya.

Midriasis umumnya bukan gejala dari masalah kesehatan yang serius dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yang relatif cepat.

Meskipun demikian, kondisi ini sebaiknya mendapat penanganan dokter jika penderita merasakan gejala lain agar mengetahui kondisi lain yang mendasarinya.

Gejala

Merangkum Medical News Today dan Vision Center, gejala midriasis yang dirasakan penderita dapat bervariasi sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.

Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Mata

Namun, gejala utama seseorang mengalami midriasis adalah pelebaran pupil mata yang tidak menyesuaikan dengan intensitas cahaya di sekitarnya.

Pelebaran pupil mata ini menyebabkan mata lebih sensitif terhadap cahaya, terutama saat berada di tempat yang terang.

Maka dari itu, pelebaran pupil mata akibat midriasis dapat menimbulkan beberapa gejala berikut:

  1. Penglihatan buram
  2. Sakit kepala atau pusing
  3. Fotofobia, yaitu kondisi di mana mata terasa sakit atau tidak nyaman saat melihat cahaya terang
  4. Iritasi mata, seperti mata merah
  5. Diplopia, yaitu gangguan penglihatan yang menyebabkan penderita melihat dua gambar dari satu objek yang berdekatan (penglihatan ganda)
  6. Sulit tidur saat memejamkan mata
  7. Sulit melihat dengan fokus

Penyebab

Merangkum Vision Center dan Verywell Health, terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan midriasis. Berikut penjelasannya:

  • Penggunaan obat-obatan tertentu

Midriasis dapat terjadi sebagai efek samping dari beberapa jenis obat berikut:

Baca juga: Konsumsi Suplemen Baik Untuk Kesehatan Mata, Benarkah?

  1. Antihistamin
  2. Botox
  3. Atropin
  4. Scopolamine, yaitu obat mabuk perjalanan atau antimual
  5. Amfetamin, yaitu obat stimulan saraf pusat (SSP)
  6. Antidepresan
  7. Antikejang
  8. Antikolinergik
  • Penyalahgunaan narkoba

Terdapat beberapa obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan midriasis, yaitu:

  1. Kokain
  2. Ekstasi
  3. Metamfetamin atau sabu-sabu
  4. Lysergic acid diethylamide (LSD)
  5. Obat-obatan halusinogen
  • Penyakit atau cedera otak

Midriasis dapat terjadi karena penyakit otak yang mendasari atau cedera kepala yang menyebabkan gangguan saraf di dekat otak (neuropati saraf kranial).

  • Midriasis unilateral episodik jinak

Merupakan kondisi yang sering terjadi pada seseorang yang mengalami migrain sehingga memicu pelebaran pada satu pupil.

Kondisi ini berlangsung dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan sendirinya.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Bantu Jaga Kesehatan Mata

  • Cedera mata

Trauma atau cedera pada mata yang tidak sengaja, misalnya bola basket yang menghantam mata, dapat menyebabkan gangguan pada iris mata.

Iris mata terdiri dari otot-otot yang membantu pupil membesar dan mengecil sehingga gangguan atau kerusakan pada iris dapat menyebabkan midriasis.

  • Peningkatan kadar oksitosin

Oksitosin adalah hormon yang umumnya dilepaskan oleh otak saat seseorang berinteraksi dengan orang lain, berolahraga, dan saat proses persalinan.

Hormon oksitosin juga menyebabkan efek psikologis, seperti saat terikat secara emosional atau saat mendapatkan rangsangan seksual.

Menurut riset dari Psychoneuroendocrinology, peningkatan kadar oksitosin dapat menyebabkan midriasis karena dapat meningkatkan respons saraf di sekitar wajah.

Diagnosis

Dikutip dari Vision Center, dokter akan memeriksa gejala dan seluruh riwayat kesehatan penderita, termasuk riwayat cedera dan obat-obatan yang dikonsumsi.

Dokter juga akan melakukan tes ketajaman visual untuk mengukur seberapa jelas penglihatan penderita.

Kemudian, dokter mungkin akan melakukan uji motilitas okular, untuk mengevaluasi fungsi otot mata dan saraf kranial.

Baca juga: 8 Alasan Merokok Dapat Merusak Kesehatan Mata

Jika midriasis dicurigai terjadi karena cedera atau penyakit pada otak, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti MRI scan dan CT scan.

Komplikasi

Dikarenakan midriasis merupakan kondisi yang dapat terjadi karena masalah kesehatan yang serius maka kondisi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan lain.

Melansir Vision Center, midriasis yang disebabkan karena cedera atau penyakit otak, seperti stroke, jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kondisi berikut:

  • Gangguan keterampilan motorik

Saraf motorik yang terganggu atau mengalami kerusakan dapat menyebabkan penderita sulit berjalan, berbicara, bahkan bernapas.

  • Kelumpuhan atau paraplegia

Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan atau paraplegia, baik pada salah satu atau semua bagian tubuh. Kondisi ini sering terjadi pada area wajah, lengan, dan kaki.

Selain itu, midriasis juga menyebabkan penderita lebih sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan lebih sering mengalami sakit kepala atau migrain.

Perawatan

Dirangkum dari Medical News Today dan Vision Center, penanganan midriasis akan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya.

Jika midriasis disebabkan karena efek samping obat tertentu maka berhenti mengonsumsinya dapat mengatasi kondisi ini.

Baca juga: 5 Penyakit Mata yang Sering Terjadi dan Cara Mencegahnya

Selain itu, dokter mungkin akan merekomendasikan kontak lensa atau kacamata hitam khusus untuk membantu mengurangi sensitivitas terhadap cahaya.

Pada kasus yang parah, penderita mungkin perlu melakukan operasi untuk mengembalikan penglihatannya.

Selain itu, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola pupil yang melebar, yakni:

  1. Pilocarpine, obat yang biasa digunakan untuk mengatasi glaukoma ini dapat membantu memperkecil ukuran pupil akibat midriasis
  2. Hindari paparan sinar matahari langsung dan lebih baik tetap berada di tempat teduh untuk mencegah kemungkinan komplikasi, seperti sakit kepala
  3. Gunakan kacamata hitam yang disarankan dokter
  4. Hindari mengemudi di siang hari karena pandangan mungkin buram akibat pupil yang melebar
  5. Hindari membaca buku atau majalah dari dekat karena dapat menyebabkan penglihatan buram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau