Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2021, 14:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Radang sendi merupakan kondisi yang berhubungan dengan peradangan dan pembengkakan pada satu atau beberapa sendi.

Radang sendi atau arthritis merupakan kondisi yang sering menimbulkan rasa sakit dan kekakuan pada sendi sehingga rentang gerak menjadi terbatas.

Jenis radang sendi yang paling umum adalah osteoarthritis, asam urat, dan rheumatoid arthritis, tetapi masih terdapat bentuk radang sendi yang lain.

Baca juga: Radang Sendi: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Kondisi ini dapat terjadi pada semua orang dari segala usia, termasuk anak-anak. Namun, kondisi ini paling sering dialami orang dewasa di atas usia 65 tahun.

Gejala radang sendi dapat terjadi secara terus-menerus atau secara mendadak, datang, dan pergi.

Penanganan radang sendi akan berbeda karena disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.

Pengobatan radang sendi selalu bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan peradangan, serta mempertahankan fungsi sendi.

Radang sendi yang semakin parah dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen.

Gejala

Dirangkum dari NHS dan Drugs.com, berikut gejala radang sendi, di antaranya:

  1. Nyeri dan kekakuan pada sendi
  2. Pembengkakan pada sendi
  3. Keterbatasan rentang gerak sendi
  4. Kemerahan dan rasa hangat pada kulit di sekitar sendi
  5. Sendi terasa lunak saat disentuh
  6. Kekakuan sendi di pagi hari dan mereda setelah beraktivitas
  7. Terdengar suara berderit atau gesekan saat sendi digerakkan
  8. Berkurangnya kemampuan otot di sekitar sendi
  9. Mengecilnya ukuran otot di sekitar sendi
  10. Demam.

Baca juga: 6 Obat Radang Sendi dan Fungsinya

Penyebab

Mengutip Drugs.com, radang sendi terjadi akibat kerusakan tulang rawan yang terkait dengan peradangan.

Tulang rawan merupakan jaringan ikat yang kuat dan fleksibel yang melindungi sendi dan memungkinkan tulang dan sendi bergerak secara fleksibel, tanpa gesekan.

Ketika tulang rawan mengalami kerusakan atau aus maka tulang yang saling bergesekan dapat menimbulkan rasa sakit, peradangan, dan kekakuan.

Radang sendi juga dapat terjadi karena alasan yang lain, seperti:

  • Patah tulang
  • Infeksi virus atau bakteri, menyebabkan reactive arthritis
  • Penyakit autoimun menyebabkan rheumatoid arthritis, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan kapsul sendi sehingga membran sinovial meradang
  • Penipisan tulang rawan atau keausan sendi, menyebabkan osteoarthritis.

Faktor risiko

Merangkum Drugs.com dan Mayo Clinic, terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengalami radang sendi, yaitu:

  1. Sejarah keluarga
    Beberapa jenis radang sendi diturunkan dalam keluarga sehingga seseorang yang memiliki keluarga dengan radang sendi berisiko juga mengalaminya.
  2. Usia
    Risiko radang sendi, misalnya osteoarthritis terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, sedangkan rheumatoid arthritis pada usia 40-60 tahun.
  3. Jenis kelamin
    Wanita cenderung lebih berisiko mengalami rheumatoid arthritis, sementara pria lebih sering mengalami asam urat.
  4. Memiliki riwayat cedera sendi
    Cedera pada persendian tertentu dapat meningkatkan risiko radang sendi pada persendian tersebut.
  5. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
    Kondisi ini dapat memberikan tekanan lebih pada persendian, terutama lutut, pinggul, dan tulang belakang sehingga berisiko mengalami radang sendi.

Baca juga: 7 Gejala Radang Sendi Lutut yang Perlu Diketahui

Diagnosis

Melansir Drugs.com, berikut beberapa metode untuk mendiagnosis radang sendi:

  • Tes darah
    untuk mengetahui penyebab radang sendi pada tubuh penderita, apakah karena infeksi atau karena penyakit autoimun.
  • Rontgen, CT scan, MRI, atau ultrasound
    untuk mendeteksi peradangan dan tingkat kerusakan pada tulang dan sendi.
  • Analisis cairan sendi
    untuk mengetahui tanda-tanda infeksi atau peradangan dan untuk mengetahui kadar asam urat.

Perawatan

Merangkum dari Drugs.com dan Mayo Clinic, pengobatan radang sendi berfokus untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan rentang gerak sendi.

Terdapat beberapa metode penanganan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengelola gejala radang sendi, yaitu:

  1. Istirahatkan sendi yang nyeri dari segala aktivitas berat, partisipasi olahraga, atau aktivitas lain yang dapat memperparah rasa sakit
  2. Gunakan alat bantu mobilitas untuk mengurangi tekanan pada sendi
  3. Kompres dengan es yang dilapisi handuk atau kain area yang nyeri untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
  4. Posisikan sendi yang nyeri lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi

Berikut beberapa jenis obat-obatan yang digunakan untuk mengobati radang sendi:

  1. Acetaminophen, untuk mengurangi rasa sakit dan demam
  2. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen untuk membantu mengurangi pembengkakan, nyeri, dan demam
  3. Obat antinyeri topikal, seperti krim dan salep yang mengandung menthol atau capsaicin untuk membantu meringankan rasa nyeri
  4. Obat kortikosteroid, seperti prednison dapat mengurangi peradangan dan nyeri, serta memperlambat kerusakan sendi
  5. Obat disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs), untuk mengatasi rheumatoid arthritis dan mencegah sendi dan jaringan lain dari kerusakan permanen.

Selain dengan obat-obatan, fisioterapi juga dapat dilakukan untuk membantu meringankan gejala radang sendi.

Fisioterapi dapat meningkatkan jangkauan gerak dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi sehingga dapat mengembalikan fungsi sendi.

Jika metode-metode lain tidak membantu meredakan gejala nyeri sendi dan telah terjadi kerusakan parah pada sendi maka dokter akan melakukan tindakan operasi.

Tindakan operasi dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti sendi yang rusak sehingga dapat mengembalikan fungsi sendi.

Prosedur operasi yang dilakukan untuk mengatasi radang sendi, meliputi:

  1. Arthrodesis merupakan prosedur medis untuk menyatukan dua tulang pada persendian
  2. Osteotomy, merupakan operasi yang memperbaiki kelainan sendi
  3. Arthroplasty, merupakan tindakan untuk mengganti sendi yang mengalami peradangan atau kerusakan dengan sendi yang baru.

Baca juga: 4 Jenis Radang Sendi Akut dan Cara Mengatasinya

Komplikasi

Dikutip dari Health Direct, terdapat beberapa komplikasi yang muncul akibat radang sendi, seperti:

  1. Gangguan kecemasan
  2. Depresi
  3. Kualitas tidur yang buruk karena rasa sakit yang menyebabkan sulit tidur dan tidak tenang saat istirahat
  4. Kehilangan kemampuan untuk bergerak atau produktivitas
  5. Meningkatkan risiko penyakit kronis lainnya, seperti paru-paru, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.

Pencegahan

Merangkum dari Drugs.com dan Health Direct, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami radang sendi, yaitu:

  1. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi
  2. Selalu aktif bergerak
  3. Lakukan olahraga secara rutin
  4. Terapkan postur tubuh yang baik saat duduk atau berdiri
  5. Pertahankan berat badan yang sehat dan ideal
  6. Hindari konsumsi alkohol secara berlebihan
  7. Berhenti merokok
  8. Gunakan alas kaki yang datar atau sepatu hak rendah untuk mengurangi nyeri dan tekanan pada sendi pergelangan kaki, lutut, dan pinggul.

Baca juga: 4 Penyebab Radang Sendi yang Umum Terjadi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com