KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit kronis yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan tanpa disadari oleh penderitanya.
Tekanan darah terbagi ke dalam dua bagian, yakni tekanan sistolik dan tekanan diastolik.
Tekanan sistolik merupakan angka pertama atau teratas yang menunjukkan tekanan di arteri ketika jantung berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh.
Baca juga: Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Kematian?
Sementara itu, tekanan diastolik merupakan angka kedua atau terbawah yang menunjukkan besarnya tekanan pada pembuluh darah di antara detakan jantung.
Hipertensi terjadi ketika tekanan sistolik berada di atas 130 mmHg dan tekanan diastolik berada pada 80 mmHg atau lebih tinggi.
Hipertensi merupakan kondisi serius dan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Merangkum Verywell Health dan Healthline, hipertensi dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala.
Namun, ketika hipertensi semakin parah dapat merasakan beberapa gejala berikut:
Dirangkum dari National Health Service dan Healthline, berdasarkan penyebabnya, hipertensi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
Baca juga: 9 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Hipertensi
Hipertensi primer merupakan jenis hipertensi yang paling sering terjadi dan berkembang selama bertahun-tahun tanpa diketahui penyebabnya secara pasti.
Namun, terdapat beberapa kombinasi dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan, seperti:
Hipertensi sekunder merupakan jenis hipertensi yang umumnya terjadi dengan cepat dan dapat menyebabkan tekanan darah yang lebih tinggi dari hipertensi primer.
Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut:
Baca juga: 7 Cara Mengontrol Hipertensi, Selain dengan Obat
Dikutip dari Everyday Health, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi, seperti:
Merangkum Medical News Today dan Healthline, dokter akan menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer untuk mengukur tekanan darah.
Hasil pengukuran tekanan darah diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:
Baca juga: Cara Penerapan Diet Rendah Garam untuk Turunkan Hipertensi
Umumnya, dokter melakukan dua sampai tiga kali pembacaan tekanan darah pada tiga atau lebih pertemuan berbeda sebelum mendiagnosis penderita dengan hipertensi.
Hal ini disebabkan tekanan darah dapat bervariasi sepanjang hari sehingga dokter perlu melihat masalah lain yang mungkin memicu pada peningkatan tekanan darah.
Jika tekanan darah penderita tetap tinggi, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes penunjang untuk menyingkirkan kondisi lain yang mendasarinya, seperti:
Menurut National Health Service, hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat ditangani dengan melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Pada beberapa penderita mungkin memerlukan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah yang terlalu tinggi.
Namun, penggunaan obat antihipertensi disesuaikan dengan hasil pengukuran tekanan darah dan kemungkinan penderita terserang komplikasi, seperti serangan jantung atau stroke.
Berikut beberapa metode penanganan untuk mengobati hipertensi:
Baca juga: Benarkah Hipertensi Sebabkan Sakit Kepala?
Terdapat beberapa gaya hidup sehat yang dapat diterapkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, seperti:
Jika kemungkinan risiko komplikasi penderita cukup rendah, biasanya dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup tanpa disertai konsumsi obat.
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dapat menurunkan tekanan darah dalam beberapa minggu.
Pada sebagian kasus, penderita hipertensi harus mengonsumsi obat antihipertensi untuk seumur hidup.
Namun, dokter dapat mengurangi dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah penderita sudah terkendali selama beberapa tahun melalui perubahan gaya hidup.
Penting untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dan petunjuk dokter agar obat dapat bekerja dengan maksimal.
Baca juga: Bercinta Bagi Penderita Hipertensi, Bagaimana Baiknya?
Berikut beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk menangani hipertensi:
Merangkum dari Everyday Health dan Hopkins Medicine, jika dibiarkan atau tidak mendapat pengobatan yang tepat, hipertensi dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Mengutip National Health Service, tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan menghindari faktor yang dapat meningkatkan risiko terserang penyakit ini, seperti:
Baca juga: Hipertensi Pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.