Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2021, 18:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hiperplasia endometrium merupakan suatu kondisi ketika lapisan rahim yang disebut endometrium menjadi terlalu tebal.

Ketika endometrium menebal, hal ini dapat menyebabkan pendarahan yang tidak biasa.

Penebalan itu sendiri tidak bersifat kanker. Namun, terkadang hiperplasia endometrium dapat menyebabkan kanker rahim.

Baca juga: Mengenal Hiperplasia Endometrium yang Bisa Memicu Kanker Pada Wanita

Jenis

Ada dua jenis utama hiperplasia endometrium, tergantung pada keterlibatan sel-sel atipia.

Kedua jenis tersebut adalah:

  • Hiperplasia endometrium tanpa atipia, jenis ini tidak melibatkan sel atipia atau sel yang tidak biasa
  • Hiperplasia endometrium atipikal, jenis ini ditandai dengan pertumbuhan berlebih dari sel-sel yang tidak biasa (atipia) dan dianggap prakanker.

Penyebab

Penyebab paling umum dari hiperplasia endometrium adalah terlalu banyak produksi estrogen dan tidak cukup progesteron.

Hal itu mengarah pada pertumbuhan sel yang berlebihan.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki ketidakseimbangan hormon, yakni:

  • Telah mencapai menopause
  • Sedang dalam masa perimenopause
  • Berada di luar menopause dan telah atau sedang menggunakan estrogen (terapi penggantian hormon)
  • Memiliki siklus tidak teratur, infertilitas, atau sindrom ovarium polikistik
  • Minum obat yang menduplikasi estrogen
  • Obesitas.

Hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko hiperplasia endometrium meliputi:

Baca juga: Belajar dari Ria Irawan, Ini Cara Deteksi Dini Kanker Endometrium

  • Berusia di atas 35 tahun
  • Mulai menstruasi di usia muda
  • Mencapai menopause pada usia lanjut
  • Memiliki kondisi kesehatan lain seperti diabetes, penyakit tiroid, atau penyakit kandung empedu
  • Memiliki riwayat keluarga kanker rahim, ovarium, atau usus besar.

Gejala

Wanita dengan hiperplasia endometrium mungkin mengalami:

  • Menstruasi yang tidak normal
  • Pendarahan menstruasi yang berat
  • Pendarahan setelah menopause (ketika menstruasi berhenti).

Diagnosis

Segera hubungi dokter jika mengalami:

  • Pendarahan berat atau tidak normal
  • Pendarahan vagina setelah menopause
  • Kram yang menyakitkan (dismenore)
  • Buang air kecil yang menyakitkan (disuria)
  • Hubungan seksual yang menyakitkan (dispareunia)
  • Nyeri panggul
  • Keputihan yang tidak biasa
  • Periode menstruasi yang sering terlewat.

Banyak kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan abnormal.

Untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan gejala, dokter dapat melakukan satu atau lebih dari tes ini:

  • Tes ultrasound
  • Biopsi endometrium 
  • Histeroskopi

Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Kista di Rahim

Perawatan

Jika pasien berada pada peningkatan risiko kanker karena hiperplasia endometrium atipikal, dokter dapat merekomendasikan histerektomi untuk mengangkat rahim.

Setelah histerektomi, pasien tidak akan bisa hamil.

Selain itu, melakukan perawatan progestin yang kurang invasif juga bisa meringankan gejala.

Progestin datang dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Terapi progesteron oral
  • Alat kontrasepsi hormonal progesteron (IUD)
  • Pengobatan injeksi.

Komplikasi

Semua jenis hiperplasia dapat menyebabkan perdarahan abnormal dan berat yang dapat membuat anemia.

Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang kaya zat besi.

Hiperplasia endometrium atipikal yang tidak diobati dapat menjadi kanker.

Pencegahan

Langkah-langkah di bawah ini dapat mengurangi kemungkinan terkena hiperplasia endometrium:

  • Gunakan progesteron bersama dengan estrogen setelah menopause (jika diharuskan menggunakan terapi hormon)
  • Minum pil KB
  • Berhenti merokok
  • Pertahankan berat badan yang sehat.

Baca juga: Endometriosis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com