KOMPAS.com - Hiperplasia endometrium merupakan suatu kondisi ketika lapisan rahim yang disebut endometrium menjadi terlalu tebal.
Ketika endometrium menebal, hal ini dapat menyebabkan pendarahan yang tidak biasa.
Penebalan itu sendiri tidak bersifat kanker. Namun, terkadang hiperplasia endometrium dapat menyebabkan kanker rahim.
Baca juga: Mengenal Hiperplasia Endometrium yang Bisa Memicu Kanker Pada Wanita
Ada dua jenis utama hiperplasia endometrium, tergantung pada keterlibatan sel-sel atipia.
Kedua jenis tersebut adalah:
Penyebab paling umum dari hiperplasia endometrium adalah terlalu banyak produksi estrogen dan tidak cukup progesteron.
Hal itu mengarah pada pertumbuhan sel yang berlebihan.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memiliki ketidakseimbangan hormon, yakni:
Hal-hal lain yang dapat meningkatkan risiko hiperplasia endometrium meliputi:
Baca juga: Belajar dari Ria Irawan, Ini Cara Deteksi Dini Kanker Endometrium
Wanita dengan hiperplasia endometrium mungkin mengalami:
Segera hubungi dokter jika mengalami:
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan abnormal.
Untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan gejala, dokter dapat melakukan satu atau lebih dari tes ini:
Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Kista di Rahim
Jika pasien berada pada peningkatan risiko kanker karena hiperplasia endometrium atipikal, dokter dapat merekomendasikan histerektomi untuk mengangkat rahim.
Setelah histerektomi, pasien tidak akan bisa hamil.
Selain itu, melakukan perawatan progestin yang kurang invasif juga bisa meringankan gejala.
Progestin datang dalam berbagai bentuk, seperti:
Semua jenis hiperplasia dapat menyebabkan perdarahan abnormal dan berat yang dapat membuat anemia.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang kaya zat besi.
Hiperplasia endometrium atipikal yang tidak diobati dapat menjadi kanker.
Langkah-langkah di bawah ini dapat mengurangi kemungkinan terkena hiperplasia endometrium:
Baca juga: Endometriosis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.