KOMPAS.com - Berbicara merupakan kemampuan mental motorik karena tidak hanya melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh.
Berbicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi juga mempunyai aspek mental yakni mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan.
Namun, tidak semua orang dapat berbicara dengan jelas dan lancar atau mengalami kesulitan dalam berbicara.
Kondisi tersebut dapat menjadi gejala dari kelainan pada sistem saraf yang disebut disartria.
Baca juga: Speech Delay Pada Anak: Definisi, Gejala, dan Cara Penanganannya
Disartria merupakan gangguan motorik bicara akibat kerusakan atau kelainan pada sistem saraf memengaruhi otot yang digunakan untuk berbicara.
Disartria juga dapat terjadi akibat kerusakan otak atau perubahan otak dalam perkembangannya.
Kerusakan saraf tersebut mengakibatkan otot-otot yang seharusnya digunakan untuk bicara menjadi lemah, rusak, atau sulit untuk dikendalikan.
Hal inilah yang menyebabkan penderita disartria mengalami kesulitan atau gangguan dalam berbicara.
Gangguan tersebut dapat memengaruhi berbagai aspek dalam keterampilan berbicara, seperti lafal, tata bahasa, kosakata, kefasihan, intonasi, dan kecepatan berbicara.
Salah satu bentuk gangguan dalam berbicara akibat disartria adalah cadel, yaitu kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk melafalkan huruf atau kata tertentu dengan benar.
Melansir American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), selain gangguan dalam berbicara kondisi ini juga dapat disertai dengan masalah bahasa lainnya.
Masalah bicara akibat disartria dapat mengganggu pekerjaan, sekolah, atau interaksi sosial karena perkataan yang sulit dimengerti orang lain.
Pada kasus yang parah, kondisi ini menimbulkan depresi pada penderitanya.
Merangkum WebMD dan Healthline, gejala disartria dapat bervariasi dan berbeda pada setiap orang karena tergantung pada penyebabnya.
Baca juga: 7 Penyebab Anak Terlambat Bicara dan Cara Mengatasinya
Beberapa gejala disartria, di antaranya:
Mengutip Drugs.com, penderita disartria akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan otot-otot di dalam mulut, wajah.
Selain itu, penderita mungkin juga akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan otot-otot pada sistem pernapasan bagian atas yang mengontrol bicara.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan disartria, yaitu:
Baca juga: 3 Hal yang Harus Dilakukan Saat Si Kecil Mengalami Terlambat Bicara
Menurut Healthline, siapa pun dapat mengalami disartria, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Namun, beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kelainan ini:
Dirangkum dari American Speech-Language-Hearing Association (ASHA) dan Physiopedia, berikut beberapa jenis disartria yang dibedakan berdasarkan lokasi kerusakan:
Baca juga: 5 Penyebab Masalah Lidah Sesuai Gejalanya
Merangkum Mayo Clinic dan WebMd, dokter akan mengevaluasi kemampuan berbicara untuk membantu menentukan jenis disartria yang diderita.
Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter untuk mendeteksi penyebab yang mendasarinya.
Untuk memeriksa kekuatan otot bibir, lidah, dan rahang saat penderita berbicara, dokter akan meminta penderita untuk melakukan beberapa aktivitas berikut:
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab disartria, seperti:
Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak Anak
Dirangkum dari National Health Service dan Healthline, penanganan disartria akan disesuaikan dengan penyebab, jenis, dan gejala yang dirasakan.
Jika disartria disebabkan karena efek samping obat tertentu maka dokter akan mengganti obat lain yang tidak memicu gejala disartria.
Namun, apabila disartria disebabkan karena tumor atau lesi maka dokter akan merekomendasikan prosedur operasi untuk mengangkat tumor.
Selain itu, penderita disartria juga dapat melakukan terapi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka.
Beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk membantu meredakan gejala disartria meliputi:
Tidak ada jaminan bahwa terapi tersebut dapat meningkatkan atau mengembalikan kemampuan berbicara penderita disartria.
Keberhasilan pengobatan tergantung pada luas dan lokasi kerusakan atau disfungsi otak, kondisi yang mendasarinya, dan kesehatan penderita secara keseluruhan.
Meskipun demikian, penderita disartria dapat melakukan beberapa cara berikut agar komunikasi dapat lebih efektif:
Baca juga: Manfaat Tidur Siang untuk Perkembangan Otak Anak yang Sayang Diabaikan
Menurut Mayo Clinic, kesulitan berbicara akibat disartria dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
Dikutip dari Healthline, disartria dapat terjadi karena berbagai kondisi yang mendasarinya sehingga cukup sulit untuk dicegah.
Namun, penerapan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko terkena disartria . Pola hidup sehat yang dapat dilakukan, di antaranya:
Baca juga: 11 Tahap Perkembangan Janin pada Trimester Pertama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.