Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2021, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika jaringan atau organ tubuh mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi maka dapat diatasi dengan melakukan transplantasi organ tubuh.

Transplantasi ini dilakukan untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak, atau tidak berfungsi dengan organ sehat dari seorang pendonor.

Meskipun telah digantikan dengan organ donor yang sehat, tetapi prosedur transplantasi organ dapat menimbulkan komplikasi.

Salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah melakukan transplantasi organ yang berasal dari orang lain adalah graft versus host disease (GvHD).

Baca juga: Bisakah Manusia Hidup Tanpa Organ Hati?

Graft versus host disease merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat sel cangkok dari pendonor menyerang sel tubuh pasien.

Penyakit ini merupakan efek samping yang umumnya terjadi setelah melakukan operasi transplantasi sumsum tulang belakang.

Transplantasi sumsum tulang belakang menjadi pengobatan yang biasanya dilakukan pada pasien kanker darah dan limfoma.

Selain itu, GvHD juga dapat disebabkan oleh operasi transplantasi organ dalam yang mengandung sel sistem kekebalan tubuh, seperti sel darah putih.

Salah satu transplantasi organ dalam yang mengandung sel sistem kekebalan tubuh adalah pada prosedur transplantasi hati dan transplantasi ginjal.

Organ atau jaringan dari pendonor harus diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kecocokan human leukocyte antigen (HLA) dengan sel inang pasien.

Human leukocyte antigen (HLA) merupakan molekul yang berperan dalam respons imun terhadap zat asing di dalam tubuh.

Semakin besar tingkat kecocokan HLA antara pendonor dengan pasien maka risiko terkena GvHD akan semakin kecil.

Begitu pula sebaliknya, jika kecocokan HLA antara pendonor dengan pasien kecil maka risiko terkena GvHD akan semakin besar.

Menurut MedlinePlus, peluang munculnya GvHD apabila pendonor merupakan keluarga pasien hanya berkisar antara 35 sampai 45 persen.

Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat

Namun, apabila pendonor dan pasien tidak memiliki hubungan keluarga maka peluang terjadinya GvHD menjadi lebih besar, yakni 60 sampai 80 persen.

Jenis

Mengutip Canadian Cancer Society, terdapat dua jenis graft versus host disease, yaitu:

  1. Graft versus host disease (GvHD) akut
    Merupakan bentuk GvHD yang terjadi dalam 100 hari pertama setelah transplantasi. Kondisi ini dapat menyerang kulit, hati, dan usus.
  2. Graft versus host disease (GvHD) kronis
    Merupakan bentuk GvHD yang baru muncul lebih dari 100 hari setelah transplantasi. Kondisi ini dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh.

    GvHD kronis dapat bersifat ringan hingga parah dan menyebabkan masalah kesehatan yang berbeda, tergantung pada organ yang terkena.

Gejala

Merangkum MedicineNet dan Very Well Health, gejala GvHD akan bervariasi tergantung pada jenis yang diderita. Berikut penjelasannya:

  • Graft versus host disease (GvHD) akut, dengan gejala:

Dermatitis atau peradangan pada kulit, ditandai dengan:

  1. Ruam dan kemerahan pada telapak tangan, kaki, telinga, yang disertai rasa gatal
  2. Bahu yang terasa nyeri

Hepatitis atau peradangan pada hati, ditandai dengan:

Baca juga: Tanpa 6 Organ Tubuh Ini, Manusia Masih BIsa Hidup Normal

  1. Penyakit kuning (ikterus), di mana kulit dan bagian putih mata (sklera) berwarna kekuningan
  2. Urine berwarna gelap
  3. Feses berwarna pucat
  4. Nafsu makan berkurang
  5. Kelelahan

Enteritis atau peradangan pada usus halus, ditandai dengan:

  1. Diare
  2. Mual
  3. Muntah
  4. Kram
  5. Nyeri atau sakit perut
  6. Feses berdarah

Selain beberapa gejala di atas, graft versus host disease juga dapat menimbulkan gejala berupa demam dan anemia.

  • Graft versus host disease (GvHD) kronis, berikut beberapa gejala berdasarkan organ yang terkena:

Mata, dengan gejala:

  1. Mata kering
  2. Rasa terbakar
  3. Mata lebih sensitif terhadap cahaya (fotofobia)
  4. Perubahan penglihatan

Baca juga: Penting untuk Bertahan Hidup, Ini 5 Organ yang Perlu Dijaga Fungsinya

Mulut dan pencernaan, dengan gejala:

  1. Mulut terasa sangat kering
  2. Bercak putih di dalam mulut, seperti sariawan
  3. Mulut lebih sensitif terhadap makanan pedas atau asam
  4. Kesulitan menelan atau rasa nyeri saat menelan
  5. Penurunan nafsu makan
  6. Berat badan menurun
  7. Jaundice atau penyakit kuning, yang ditandai dengan perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit dan bagian putih mata (sklera)
  8. Fatigue atau kelelahan
  9. Nyeri di area mulut dan perut
  10. Paru-paru dan pernapasan, dengan gejala:
  11. Mengi atau napas berbunyi
  12. Sesak napas
  13. Batuk berkepanjangan

Sendi dan otot, dengan gejala:

  1. Nyeri otot atau myalgia
  2. Kelemahan otot
  3. Radang sendi atau artritis, menyebabkan sendi terasa nyeri dan kaku sehingga rentang gerak menjadi terbatas

Kulit dan rambut, dengan gejala:

  1. Rambut rontok
  2. Ruam kulit yang disertai rasa gatal
  3. Penebalan dan pengerasan kulit
  4. Warna kulit berubah
  5. Uban tumbuh lebih dini
  6. Kuku menebal dan rapuh atau mudah patah

Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat

Alat kelamin, dengan gejala:

  1. Vagina nyeri, kering, dan gatal
  2. Striktur uretra (penyempitan uretra) yang dialami pria, kondisi ini menyebabkan penis terasa nyeri dan bengkak
  3. Penurunan libido
  4. Rasa nyeri ketika melakukan hubungan seksual

Penyebab

Dilansir dari Medical News Today, GvHD terjadi ketika sel-sel pendonor menyerang sel-sel dalam tubuh penerima donor.

Hal ini dikarenakan sel-sel pada organ pendonor menganggap sel-sel dalam tubuh penerima donor sebagai benda asing, seperti bakteri atau virus.

Semua orang memiliki protein unik yang diturunkan dari kedua orang tuanya yang disebut human leukocyte antigen (HLA). Protein tersebut hanya sama pada kembar identik.

Guna mencegah terjadinya GvHD maka HLA pendonor dan penerima donor akan dicocokkan terlebih dahulu sebelum menjalani transplantasi.

Hal ini bertujuan untuk memastikan agar HLA pendonor dan penerima donor memiliki kemiripan sedekat mungkin.

Faktor risiko

Dirangkum dari Very Well Health dan Medical News Today, beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami graft versus host disease (GvHD) adalah:

Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat

  1. Menjalani transplantasi sel punca
  2. Pendonor dan penerima donor tidak memiliki hubungan darah
  3. Sel induk atau sel punca pendonor memiliki kadar sel T yang tinggi
  4. Pendonor atau penerima donor berusia lanjut
  5. Pendonor dan penerima donor memiliki jenis kelamin yang berbeda
  6. Pendonor terinfeksi cytomegalovirus (CMV), sedangkan penerima donor belum pernah terinfeksi CMV
  7. Penerima donor menerima sel darah putih dari pendonor
  8. Pendonor pernah hamil
  9. Terdapat ketidakcocokan atau perbedaan HLA antara pendonor dengan penerima donor, meskipun hanya sedikit

Diagnosis

Merangkum Very Well Health dan MedicineNet, berikut beberapa metode pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis GvHD:

  1. Anamnesis, mengenai gejala yang dirasakan, serta riwayat operasi atau transplantasi pasien
  2. Biopsi, dokter akan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut dengan mikroskop
  3. Tes darah, untuk mengetahui jumlah sel darah, kondisi kimiawi darah, dan mengevaluasi fungsi hati pasien
  4. Tes fungsi paru, untuk memeriksa kondisi dan fungsi sistem pernapasan, serta mendeteksi masalah pada saluran pernapasan
  5. Tes Schirmer, untuk mengevaluasi fungsi kelenjar air mata
  6. Tes pencitraan, seperti barium swallow, untuk mendeteksi gangguan atau kelainan pada saluran pencernaan

Baca juga: Mengenal Manfaat Kopi untuk Organ Hati

Perawatan

Dirangkum dari Very Well Health dan Canadian Cancer Society, berikut beberapa pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi GvHD:

  • Kortikosteroid
    Obat kortikosteroid, seperti prednisolone dan methylprednisolone dapat diberikan untuk menekan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
  • Imunosupresan jenis lain

Jika kortikosteroid tidak mampu meredakan gejala maka dokter akan mengombinasikannya dengan obat imunosupresan jenis lain, seperti:

  1. Mycophenolate mofetil
  2. Etanercept
  3. Methotrexate
  4. Pentostatin
  5. Denileukin diftitox
  6. Tacrolimus
  7. Sirolimus
  8. Infliximab
  9. Thalidomide
  10. Antithymocyte globulin
  11. Daclizumab

Obat-obatan tersebut berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh sehingga pasien lebih berisiko terkena penyakit lain, seperti infeksi bakteri dan infeksi jamur.

Baca juga: Mengenali Cystic Fibrosis, Penyakit Bawaan Rawan Merusak Organ Vital

  • Antibiotik

Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi karena kemampuan tubuh untuk melawan infeksi yang menurun.

  • Penanganan lainnya

Terdapat beberapa cara yang dapat membantu meringankan gejala akibat GvHD, yaitu:

  1. Rutin berolahraga, untuk meningkatkan fleksibilitas sendi dan rentang gerak dan membantu meredakan kelelahan
  2. Menggunakan losion yang mengandung emolien, untuk menyejukkan, menghaluskan, dan melembabkan kulit
  3. Menggunakan pakaian longgar dan berbahan katun, untuk mencegah keringat berlebih yang dapat memicu peradangan pada kulit
  4. Hindari paparan sinar UV matahari secara berlebihan dan gunakan tabir surya ketika berada di luar ruangan, setidaknya dengan SPF 15
  5. Menggunakan obat tetes air mata buatan, untuk mengatasi mata kering
  6. Konsumsi makanan yang sehat, bernutrisi, dan bergizi, serta tinggi serat
  7. Gunakan krim yang mengandung estrogen, untuk mengatasi vagina kering
  8. Terapi penggantian testosteron, untuk membantu meningkatkan libido pria
  9. Kelola stres dengan metode yang tepat, seperti dengan teknik meditasi dan relaksasi

Komplikasi

Merangkum MedlinePlus dan UpToDate, graft versus host disease (GvHD) dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:

  • Perikarditis, yaitu peradangan pada selaput yang melapisi jantung (perikardium)
  • Trombositopenia, yaitu kondisi ketika jumlah keping darah (trombosit) di bawah nilai normal
  • Pneumonia, yaitu peradangan paru-paru akibat infeksi
  • Infeksi hati, menyebabkan peradangan dan penurunan fungsi hati
  • Nefritis, yaitu penyakit yang ditandai dengan peradangan ginjal
  • Risiko terkena infeksi meningkat

Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat

Pencegahan

Dikutip dari Cancer Research UK, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami GvHD, yaitu:

  1. Melakukan transplantasi dengan pendonor yang memiliki kecocokan HLA paling besar
  2. Mengupayakan agar pendonor dari keluarga
  3. Menggunakan darah tali pusat pasien sebagai donor apabila pasien atau orang tua pasien masih menyimpannya di jasa penyimpanan tali pusat
  4. Melakukan teknik pembuangan sel limfosit T dari organ atau sumsum pendonor
  5. Memberikan obat imunosupresan sebelum dan setelah transplantasi, seperti cyclosporine, methotrexate, dan cyclophosphamide
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau