KOMPAS.com - Ketika jaringan atau organ tubuh mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi maka dapat diatasi dengan melakukan transplantasi organ tubuh.
Transplantasi ini dilakukan untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak, atau tidak berfungsi dengan organ sehat dari seorang pendonor.
Meskipun telah digantikan dengan organ donor yang sehat, tetapi prosedur transplantasi organ dapat menimbulkan komplikasi.
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah melakukan transplantasi organ yang berasal dari orang lain adalah graft versus host disease (GvHD).
Baca juga: Bisakah Manusia Hidup Tanpa Organ Hati?
Graft versus host disease merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat sel cangkok dari pendonor menyerang sel tubuh pasien.
Penyakit ini merupakan efek samping yang umumnya terjadi setelah melakukan operasi transplantasi sumsum tulang belakang.
Transplantasi sumsum tulang belakang menjadi pengobatan yang biasanya dilakukan pada pasien kanker darah dan limfoma.
Selain itu, GvHD juga dapat disebabkan oleh operasi transplantasi organ dalam yang mengandung sel sistem kekebalan tubuh, seperti sel darah putih.
Salah satu transplantasi organ dalam yang mengandung sel sistem kekebalan tubuh adalah pada prosedur transplantasi hati dan transplantasi ginjal.
Organ atau jaringan dari pendonor harus diperiksa terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kecocokan human leukocyte antigen (HLA) dengan sel inang pasien.
Human leukocyte antigen (HLA) merupakan molekul yang berperan dalam respons imun terhadap zat asing di dalam tubuh.
Semakin besar tingkat kecocokan HLA antara pendonor dengan pasien maka risiko terkena GvHD akan semakin kecil.
Begitu pula sebaliknya, jika kecocokan HLA antara pendonor dengan pasien kecil maka risiko terkena GvHD akan semakin besar.
Menurut MedlinePlus, peluang munculnya GvHD apabila pendonor merupakan keluarga pasien hanya berkisar antara 35 sampai 45 persen.
Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat
Namun, apabila pendonor dan pasien tidak memiliki hubungan keluarga maka peluang terjadinya GvHD menjadi lebih besar, yakni 60 sampai 80 persen.
Mengutip Canadian Cancer Society, terdapat dua jenis graft versus host disease, yaitu:
GvHD kronis dapat bersifat ringan hingga parah dan menyebabkan masalah kesehatan yang berbeda, tergantung pada organ yang terkena.
Merangkum MedicineNet dan Very Well Health, gejala GvHD akan bervariasi tergantung pada jenis yang diderita. Berikut penjelasannya:
Dermatitis atau peradangan pada kulit, ditandai dengan:
Hepatitis atau peradangan pada hati, ditandai dengan:
Baca juga: Tanpa 6 Organ Tubuh Ini, Manusia Masih BIsa Hidup Normal
Enteritis atau peradangan pada usus halus, ditandai dengan:
Selain beberapa gejala di atas, graft versus host disease juga dapat menimbulkan gejala berupa demam dan anemia.
Mata, dengan gejala:
Baca juga: Penting untuk Bertahan Hidup, Ini 5 Organ yang Perlu Dijaga Fungsinya
Mulut dan pencernaan, dengan gejala:
Sendi dan otot, dengan gejala:
Kulit dan rambut, dengan gejala:
Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat
Alat kelamin, dengan gejala:
Dilansir dari Medical News Today, GvHD terjadi ketika sel-sel pendonor menyerang sel-sel dalam tubuh penerima donor.
Hal ini dikarenakan sel-sel pada organ pendonor menganggap sel-sel dalam tubuh penerima donor sebagai benda asing, seperti bakteri atau virus.
Semua orang memiliki protein unik yang diturunkan dari kedua orang tuanya yang disebut human leukocyte antigen (HLA). Protein tersebut hanya sama pada kembar identik.
Guna mencegah terjadinya GvHD maka HLA pendonor dan penerima donor akan dicocokkan terlebih dahulu sebelum menjalani transplantasi.
Hal ini bertujuan untuk memastikan agar HLA pendonor dan penerima donor memiliki kemiripan sedekat mungkin.
Dirangkum dari Very Well Health dan Medical News Today, beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami graft versus host disease (GvHD) adalah:
Baca juga: Sistem Pernapasan: Fungsi, Organ, Cara Menjaga agar Tetap Sehat
Merangkum Very Well Health dan MedicineNet, berikut beberapa metode pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis GvHD:
Baca juga: Mengenal Manfaat Kopi untuk Organ Hati
Dirangkum dari Very Well Health dan Canadian Cancer Society, berikut beberapa pengobatan yang dapat diberikan untuk mengatasi GvHD:
Jika kortikosteroid tidak mampu meredakan gejala maka dokter akan mengombinasikannya dengan obat imunosupresan jenis lain, seperti:
Obat-obatan tersebut berfungsi untuk menekan sistem kekebalan tubuh sehingga pasien lebih berisiko terkena penyakit lain, seperti infeksi bakteri dan infeksi jamur.
Baca juga: Mengenali Cystic Fibrosis, Penyakit Bawaan Rawan Merusak Organ Vital
Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi karena kemampuan tubuh untuk melawan infeksi yang menurun.
Terdapat beberapa cara yang dapat membantu meringankan gejala akibat GvHD, yaitu:
Merangkum MedlinePlus dan UpToDate, graft versus host disease (GvHD) dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Baca juga: 6 Cara Merawat Organ Pernapasan Agar Tetap Sehat
Dikutip dari Cancer Research UK, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengalami GvHD, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.