KOMPAS.com - Perdarahan subarachnoid terjadi ketika darah bocor ke ruang antara dua selaput yang mengelilingi otak.
Pembuluh darah yang bengkak, atau aneurisma biasanya pecah dan menyebabkan kondisi tersebut.
Pendarahan jenis ini dapat menyebabkan stroke dan seringkali menyebabkan kondisi yang parah.
Baca juga: Perdarahan Subkonjungtiva
Pendarahan bisa terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan sakit kepala yang luar biasa.
Seringkali, penyebabnya merupakan aneurisma serebral yang pecah atau cedera kepala.
Penyebab
Perdarahan subarachnoid dapat disebabkan oleh:
- Pendarahan dari jalinan pembuluh darah atau malformasi arteriovenosa (AVM)
- Gangguan pendarahan
- Pendarahan dari aneurisma serebral (area lemah di dinding pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah menonjol atau menggelembung)
- Cedera kepala
- Penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)
- Penggunaan pengencer darah.
Beberapa risiko yang memperbesar peluang perdarahan subarachnoid antara lain:
- Aneurisma yang tidak pecah di otak dan pembuluh darah lainnya
- Displasia fibromuskular (FMD) dan jaringan ikat lainnya serta gangguan autoimun
- Tekanan darah tinggi
- Riwayat penyakit ginjal polikistik
- Merokok
- Penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin
- Penggunaan pengencer darah seperti warfarin
- Riwayat keluarga aneurisma.
Gejala
Gejala utama pendarahan ini adalah sakit kepala parah yang dimulai secara tiba-tiba (sering disebut sakit kepala thunderclap).
Baca juga: Thunderclap Headache
Seringkali sakit kepala lebih buruk di dekat bagian belakang kepala.
Gejala lain dari pendarahan subarachnoid yakni:
- Kesadaran dan kewaspadaan menurun
- Ketidaknyamanan mata dalam cahaya terang (fotofobia)
- Perubahan suasana hati dan kepribadian, termasuk kebingungan dan lekas marah
- Nyeri otot (terutama nyeri leher dan nyeri bahu)
- Mual dan muntah
- Mati rasa di bagian tubuh
- Ayan
- Leher kaku
- Masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda, bintik buta, atau kehilangan penglihatan sementara pada satu mata
- Kelopak mata terkulai
- Perbedaan ukuran pupil
- Kekakuan mendadak pada punggung dan leher, dengan lengkungan punggung (opisthotonos).
Diagnosis
Beberapa pemeriksaan berikut bisa menjadi dasar untuk membuat diagnosis:
- Pemeriksaan fisik untuk menunjukkan leher kaku
- Pemeriksaan otak dan sistem saraf dapat menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi saraf dan otak (defisit neurologis fokal)
- Pemeriksaan mata untuk menunjukkan penurunan gerakan mata
- CT scan kepala jika menduga ada pendarahan subarachnoid.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Pendarahan Otak
Tes lain yang mungkin dilakukan meliputi:
- Angiografi serebral pembuluh darah otak
- CT scan angiografi (menggunakan pewarna kontras)
- Ultrasonografi Doppler transkranial, untuk melihat aliran darah di arteri otak
- Magnetic resonance imaging (MRI) dan magnetic resonance angiography (MRA)
Perawatan
Perawatan untuk pendarahan subarachnoid dapat mencakup:
- Obat-obatan yang diberikan melalui jalur IV untuk mengontrol tekanan darah
- Obat untuk mencegah kejang arteri
- Obat penghilang rasa sakit dan obat anti kecemasan untuk meredakan sakit kepala
- Obat-obatan untuk mencegah atau mengobati kejang
- Pelunak feses atau pencahar untuk mencegah mengejan saat buang air besar
- Obat-obatan untuk mencegah kejang.
Selain perawatan di atas, pembedahan juga dapat dilakukan untuk:
- Mengeluarkan banyak darah atau menghilangkan tekanan pada otak jika perdarahan disebabkan oleh cedera
- Memperbaiki aneurisma jika perdarahan disebabkan oleh pecahnya aneurisma.
Pembedahan nantinya akan melibatkan:
- Kraniotomi (memotong lubang di tengkorak) dan kliping aneurisma
- Penggulungan endovaskular.
Jika tidak ada aneurisma yang ditemukan, pasien harus diawasi dengan ketat dan mungkin memerlukan lebih banyak tes pencitraan.
Baca juga: Stroke Hemoragik
Komplikasi
Pendarahan berulang adalah komplikasi yang paling serius.
Jika aneurisma serebral berdarah untuk kedua kalinya, komplikasinya bisa jauh lebih buruk. Komplikasi lain adalah:
- Komplikasi pembedahan
- Efek samping obat
- Kejang
- Stroke.
Pencegahan
Langkah-langkah berikut dapat membantu mencegah perdarahan subarachnoid:
- Berhenti merokok
- Mengobati tekanan darah tinggi
- Mengidentifikasi dan berhasil mengobati aneurisma
- Tidak menggunakan obat-obatan terlarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.