KOMPAS.com - Kantong empedu merupakan organ kecil yang yang berada di area tengah perut, tepatnya di bawah organ hati.
Pada saat makan, kantong empedu berkontraksi agar empedu dapat bergerak dari kantong empedu melewati saluran empedu menuju usus halus.
Apabila saluran yang menghubungkan kantong empedu dengan usus halus tersumbat maka cairan empedu akan terperangkap di dalam kantong empedu.
Cairan empedu yang terperangkap akan menumpuk dan memicu iritasi atau peradangan pada kantong empedu. Kondisi inilah yang disebut dengan kolesistitis.
Baca juga: 3 Cara Mengobati Penyakit Kantung Empedu
Kolesistitis ditandai dengan mual dan muntah, serta nyeri hebat pada perut, punggung, atau di bawah tulang belikat kanan.
Kolesistitis dapat terjadi secara akut atau secara tiba-tiba dan secara kronis atau berkembang secara bertahap dalam waktu yang lama.
Kolesistitis sering kali disebabkan karena saluran empedu tersumbat akibat adanya batu empedu.
Selain karena batu empedu, kolesistitis juga dapat disebabkan karena kelainan pada saluran empedu, tumor, kondisi medis, dan infeksi tertentu.
Jika tidak segera ditangani, kolesistitis dapat menyebabkan komplikasi serius yang terkadang membahayakan nyawa, seperti pecahnya kantong empedu.
Maka dari itu, penting untuk segera mendapatkan penanganan medis apabila mengalami kondisi ini.
Melansir dari Drugs.com, kolesistitis terbagi ke dalam dua jenis berbeda yaitu:
Merupakan peradangan pada kantong empedu yang terjadi secara tiba-tiba dan mengakibatkan nyeri perut hebat yang terkadang disertai mual dan muntah
Merupakan peradangan kantong empedu jangka panjang dengan gejala yang muncul berulang atau hilang timbul.
Baca juga: 5 Penyebab Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai
Kolesistitis kronis terjadi setelah seseorang mengalami serangan kolesistitis akut berulang kali.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri perut ringan yang hilang dan timbul, atau tidak mengalami gejala apa pun yang menyebabkan penderita tidak menyadari jika mengalaminya.
Jika dibiarkan, kolesistitis kronis akan memicu kerusakan pada dinding kantong empedu yang menyebabkan kantong empedu menebal dan terbentuknya jaringan parut.
Pada akhirnya, kantong empedu akan menyusut dan kehilangan kemampuannya untuk menyimpan dan mengeluarkan cairan empedu.
Merangkum Medical News Today dan Very Well Health, gejala utama kolesistitis adalah nyeri hebat pada perut bagian kanan atas.
Rasa sakit ini umumnya muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak dan lebih intens ketika penderita menarik napas panjang.
Rasa sakit atau nyeri pada perut tersebut dapat menjalar hingga ke punggung atau bahu kanan.
Selain nyeri perut, kolesistitis dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:
Baca juga: 10 Gejala Kolesistitis (Radang Kantung Empedu) yang Perlu Diwaspadai
Dirangkum dari WebMD dan Mayo Clinic, kolesistitis terjadi ketika kantong empedu mengalami peradangan akibat saluran empedu tersumbat.
Penyumbatan saluran empedu dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
Menurut Medical News Today, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena kolesistitis yaitu:
Baca juga: 10 Jenis Penyakit Kantung Empedu yang Perlu Diwaspadai
Proses persalinan yang lama saat melahirkan juga dapat merusak kantong empedu dan meningkatkan risiko mengalami kolesistitis dalam beberapa minggu setelahnya.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, diagnosis kolesistitis diawali dengan anamnesis mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis:
Pemeriksaan ini mengukur setiap pergerakan (kontraksi) dari kantong empedu saat mengeluarkan cairan empedu, serta mendeteksi adanya sumbatan pada saluran empedu.
Sebelum melakukan pemeriksaan, dokter akan menyuntikkan cairan kontras radioaktif ke dalam pembuluh darah penderita.
Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Empedu
Kombinasi dari pemeriksaan endoskopi dan rontgen yang dilakukan untuk mendeteksi dan mengatasi gangguan pada hati, saluran dan kantong empedu, serta pankreas
Merangkum Very Well Health dan Cleveland Clinic, penanganan kolesistitis umumnya dilakukan di rumah sakit.
Berikut beberapa metode perawatan di rumah sakit yang dapat mengobati kolesistitis:
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk menjalani operasi pengangkatan kantong empedu yang disebut kolesistektomi.
Terdapat dua bentuk kolesistektomi yang dapat dilakukan, yaitu:
Prosedur ini umumnya dilakukan apabila terdapat jaringan parut pada kantong empedu atau pasien berisiko mengalami komplikasi lain.
Baca juga: Kenali Sakit Perut Sebelah Kanan Tanda Penyakit Kantong Empedu
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, kolesistitis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Melansir dari Medical News Today, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kolesistitis, seperti:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.