Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2022, 07:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emboli adalah penyumbatan arteri yang disebabkan oleh benda asing, seperti gumpalan darah atau gelembung udara.

Jaringan dan organ tubuh membutuhkan oksigen yang diangkut ke seluruh tubuh dalam aliran darah.

Jika suplai darah ke organ utama, seperti otak, jantung atau paru-paru jadi terhambat, organ tersebut akan kehilangan sebagian atau seluruh fungsinya.

Baca juga: 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

Dua jenis emboli yang umum adalah stroke dan emboli paru.

Penyebab

Emboli disebabkan oleh zat yang tidak seharusnya berada di dalam darah. Beberapa penyebabnya meliputi:

  • Bekuan darah
  • Patah tulang, terutama tulang panjang pada paha
  • Gelembung udara atau gas yang masuk ke dalam aliran darah
  • Kolesterol pada individu dengan aterosklerosis berat
  • Cairan amnion (cairan ketuban) yang bocor ke pembuluh darah.

Obesitas, merokok, penyakit jantung, kanker, dan kehamilan merupakan faktor risiko karena dapat menyebabkan bekuan darah.

Gejala

Gejala emboli tergantung pada jenis emboli tertentu. Gejala utama stroke adalah:

  • Wajah terkulai
  • Kelemahan atau mati rasa di satu sisi tubuh
  • Bicara cadel
  • Ketidakmampuan untuk berbicara dan memahami apa yang dikatakan.

Jika terkena emboli paru, pasien akan mengalami nyeri dada yang tajam secara tiba-tiba atau muncul secara bertahap.

Sesak napas, batuk darah,  pusing, dan pingsan merupakan gejala paling umum.

Trombosis vena dalam (DVT), bekuan darah di vena dalam kaki merupakan salah satu penyebab utama emboli paru.

Baca juga: 3 Penyebab Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai

DVT terkadang tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, gejalanya bisa meliputi:

  • Rasa sakit, bengkak, dan nyeri di salah satu kaki (biasanya betis)
  • Sakit parah di daerah yang terkena
  • Kulit hangat di area bekuan
  • Kulit merah, terutama di bagian belakang kaki.

Diagnosis

Diagnosis diambil berdasarkan riwayat penyakit dab pemeriksaan fisik.

Beberapa contoh pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Tes darah
  • Rontgen paru-paru dan jantung
  • MRI
  • CT Scan
  • Venografi, untuk melihat kondisi pembuluh darah di kaki
  • Arteriografi, untuk melihat kondisi pembuluh darah arteri
  • Tes fungsi paru-paru dan jantung.

Perawatan

Bagaimana emboli ditangani akan tergantung pada:

  • Penyebab penyumbatan
  • Ukuran penyumbatan
  • Area sumbatan di dalam tubuh.

Baca juga: Emboli Paru

Prosedur pembedahan embolektomi bisa dilakukan untuk menghilangkan sumbatan.

Selama operasi, ahli bedah membuat sayatan di arteri yang terkena sehingga benda asing yang menyebabkan penyumbatan dapat tersedot keluar dalam proses aspirasi.

Obat dapat digunakan untuk melarutkan emboli (trombolisis) yang disebabkan oleh pembekuan darah.

Obat antikoagulan, seperti warfarin, heparin, dan aspirin dosis rendah dapat membantu membuat darah kurang lengket dan menghentikan pembentukan gumpalan lebih lanjut.

Emboli yang disebabkan oleh gelembung udara biasanya dirawat di ruang hiperbarik.

Tekanan udara di dalam ruangan lebih tinggi dari tekanan udara normal di luar, yang membantu mengurangi ukuran gelembung udara di dalam tubuh.

Segera hubungi dokter jika mengalami tanda dan gejala emboli.

Komplikasi

Jenis emboli seperti emboli paru dapat larut dengan sendirinya dan jarang berakibat fatal bila didiagnosis dan diobati dengan benar.

Namun, jika tidak diobati, emboli bisa menjadi serius dab menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kematian jantung mendadak
  • Syok obstruktif
  • Aritmia atrium atau ventrikel
  • Hipertensi arteri pulmonal sekunder
  • Kor pulmonal
  • Hipoksemia berat.

Baca juga: 7 Penyebab Plak Bisa Terbentuk di Pembuluh Darah

Pencegahan

Sulit untuk mencegah emboli, tetapi ada beberapa hal yang dapat lakukan untuk mengurangi risiko secara signifikan, seperti:

  • Makan makanan yang sehat (rendah lemak, tinggi serat, termasuk biji-bijian dan banyak buah dan sayuran)
  • Batasi jumlah garam dalam makanan 
  • Berhenti merokok
  • Berolahraga minimal 150 menit seminggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com