KOMPAS.com - Cacat septum ventrikel (VSD) adalah istilah untuk menggambarkan cacat (lubang) pada jantung yang hadir saat lahir (bawaan).
Cacat terjadi pada dinding (septum) yang memisahkan ruang bawah jantung (ventrikel), memungkinkan darah mengalir dari sisi kiri ke kanan jantung.
Darah yang kaya oksigen kemudian dipompa kembali ke paru-paru, bukan keluar tubuh. Hal ini dapat menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras.
Baca juga: 18 Jenis Kelainan Jantung Bawaan
Lubang kecil tidak menimbulkan masalah dan banyak cacat septum ventrikel yang akhirnya menutup dengan sendirinya.
Cacat yang berukuran sedang atau lebih besar mungkin memerlukan perbaikan bedah di awal kehidupan untuk mencegah komplikasi.
Bayi dengan cacat septum ventrikel dapat memiliki satu atau lebih lubang di tempat yang berbeda dari septum.
Terdapat beberapa nama untuk lubang ini berdasarkan lokasinya.
Beberapa yang umum adalah sebagai berikut:
Tanda dan gejala cacat jantung serius umumnya muncul selama beberapa hari, minggu, atau bulan pertama kehidupan seorang anak.
Baca juga: 6 Gejala Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Gejala cacat septum ventrikel pada bayi, termasuk:
Dokter mungkin tidak melihat tanda-tanda defek septum ventrikel saat lahir.
Kelainan dapat dicurigai pertama kali saat pemeriksaan rutin jika terdengar murmur saat mendengarkan jantung melalui stetoskop.
Dalam beberapa kasus, cacat septum ventrikel dapat terdeteksi dengan USG sebelum bayi lahir.
Namun, dalam kasus lain cacat septum ventrikel bisa jadi tidak terdeteksi hingga seseorang mencapai usia dewasa.
Gejala dan tanda dapat meliputi sesak napas atau murmur jantung.
Cacat septum ventrikel terjadi selama perkembangan jantung janin dan hadir saat lahir.
Jantung berkembang dari tabung besar, membelah menjadi beberapa bagian yang pada akhirnya menjadi dinding dan bilik.
Jika terdapat masalah selama proses ini, lubang dapat terbentuk di septum ventrikel.
Dalam beberapa kasus, kecenderungan untuk mengembangkan cacat septum ventrikel dapat disebabkan oleh sindrom genetik yang menyebabkan potongan kromosom menjadi lebih banyak atau justru tidak ada.
Baca juga: Gejala Kelainan Jantung Bawaan pada Bayi, Anak, dan Dewasa
Namun, sebagian besar gangguan ini tidak memiliki penyebab jelas.
Cacat septum ventrikel dapat didiagnosis saat bayi baru lahir.
Ukuran defek septum ventrikel akan memengaruhi gejala yang mungkin timbul dan adanya kemungkinan murmur jantung selama pemeriksaan fisik.
Tes paling umum yang digunakan adalah ekokardiogram (EKG), semacam USG jantung yang dapat menunjukkan adanya kelainan pada struktur jantung, seperti menunjukkan ukuran lubang dan jumlah darah yang mengalir melalui lubang tersebut.
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul pada cacat septum ventrikel, yaitu:
Perawatan yang dilakukan akan bergantung pada usia anak dan ukuran cacat, lokasi, dan tingkat keparahan cacat septum ventrikel tersebut.
Baca juga: 8 Penyebab Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Penderita dengan cacat kecil tanpa gejala mungkin hanya memerlukan pemeriksaan rutin. Selain itu, biasanya cacat kecil juga dapat menutup dengan sendirinya.
Namun, jika cacat berukuran sedang hingga besar kemungkinan perlu untuk mengonsumsi obat resep demi membantu sirkulasi serta membantu jantung bekerja dengan lebih efisien.
Obat tidak dapat menutup cacat septum ventrikel. Maka dari itu, kardiologis (ahli jantung) akan merekomendasikan untuk memperbaiki lubang, baik dengan kateterisasi jantung atau operasi jantung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.