Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2022, 19:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Oklusi arteri retina (stroke mata) adalah kondisi saat penglihatan menghilang tanpa rasa sakit.

Stroke okular dapat disebabkan oleh emboli arteri retina, meskipun emboli dapat menjalar ke cabang distal arteri retina dan menyebabkan sebagian lapang pandang hilang.

Oklusi arteri retina merupakan keadaan darurat oftalmologis. Keterlambatan penanganan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.

Baca juga: 2 Hal Penyebab Penglihatan Berkurang saat Usia Bertambah

Gejala

Tanda utama stroke mata adalah perubahan penglihatan secara tiba-tiba. Kondisi ini hampir selalu terjadi hanya pada satu mata dan tidak ada rasa sakit.

Gejala dapat berupa:

  • kehilangan sebagian atau seluruh penglihatan
  • tidak dapat melihat dari sisi matamu
  • penglihatan kabur atau terdistorsi
  • titik buta.

Jenis stroke mata paling umum disebut oklusi arteri retina sentral. Kondisi ini dapat meninggalkan penderitanya dengan sedikit penglihatan.

Penderitanya mungkin masih dapat melihat gerakan tangan, tapi tidak lebih.

Jarang, penglihatan akan kembali denga sendirinya.

Apabila terdapat penyumbatan yang lebih ringan di arteri yang lebih kecil, penglihatan dapat kembali normal sekitar 80 persen.

Penyebab

Oklusi arteri retina disebabkan oleh adanya penyumbatan di arteri retina. Penyumbatan seringkali berasal dari bekuan darah atau kolesterol di pembuluh darah.

Faktor risiko dapat meliputi penuaan dan tekanan darah tinggi. Selain itu, diabetes juga dapat meningkatkan risiko.

Beberapa faktor risiko lain, yaitu:

Baca juga: 10 Penyebab Penglihatan Kabur pada Pagi Hari

  • seorang pria
  • merokok
  • trauma pada mata
  • kerusakan akibat perawatan radiasi
  • penyakit ginjal
  • gangguan pembekuan seperti penyakit sel sabit
  • pil KB
  • penyakit arteri karotis
  • irama jantung yang tidak normal seperti fibrilasi atrium
  • vaskulitis, peradangan pada dinding pembuluh darah
  • kehamilan.

Diagnosis

Diagnosis akan dilakukan saat pasien mengalami kehilangan penglihatan akut, tidak nyeri, dan parah.

Gangguan kemudian akan dikonfirmasi dengan uji funduskopi.

Angiografi fluorescein biasanya dilakukan dan menunjukkan tidak adanya perfusi pada arteri yang terkena.

Beberapa tes lain yang dapat dilakukan, yaitu:

  • USG Doppler karotis
  • ekokardiografi
  • laju sedimentasi eritrosit (ESR)
  • protein C-reaktif
  • uji jumlah trombosit.

Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Gangguan Penglihatan?

Perawatan

Dibutuhkan penanganan cepat untuk orang dengan oklusi arteri retina.

Untuk menghindari cedera berkepanjangan, dokter akan membersihkan penyumbatan arteri sentral dan memulihkan aliran darah dalam waktu 90-100 menit.

Namun, setelah empat jam, penyumbatan dapat merusak penglihatan secara permanen.

Beberapa upaya lain yang dapat dilakukan:

  • pijat mata: dokter akan memijat kelopak mata tertutup dengan jari untuk mengeluarkan gumpalan
  • karbon dioksida-oksigen: penderita diminta menghirup campuran karbon dioksida dan oksigen untuk meningkatkan aliran darah ke retina. Prosedur ini juga dapat memperlebar arteri.
  • parasentesis: spesialis akan menggunakan jarum kecil untuk mengeluarkan beberapa tetes cairan dari bagian depan mata untuk mengurangi tekanan. Prosedur ini dapat meningkatkan aliran darah di retina.
  • obat-obatan: dokter akan memberikan obat untuk memecahkan gumpalan atau untuk menurunkan tekanan di mata. Obat yang sama juga digunakan untuk glaukoma, seperti asetazolamida.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau