Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2021, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pseudogout atau asam urat palsu adalah bentuk radang sendi yang ditandai dengan pembengkakan tiba-tiba dan menyakitkan pada salah satu atau beberapa persendian.

Pseudogout dapat terjadi selama beberapa hari atau berminggu-minggu dan sering menyerang orang yang sudah lanjut usia.

Tak hanya lansia, Pseudogout dapat menyerang orang dengan kondisi tiroid, gagal ginjal, atau gangguan yang mempengaruhi metabolisme kalsium.

Baca juga: 7 Bahaya Asam Urat yang Perlu Diantisipasi

Beda dengan Asam Urat

Pseudogout dan asam urat palsu sering dianggap sama karena keduanya merupakan jenis radang sendi yang menimbulkan rasa nyeri luar biasa di persendian.

Namun, keduanya memiliki penyebab yang berbeda.

Dilansir dari Healthline, asam urat disebabkan oleh penggumpalan asam urat sedangkan pseudogout disebabkan oleh kristal kalsium pirofosfat.

Tidak diketahui bagaimana penggumpalan dapat terbentuk di persendian, tetapi seiring bertambahnya usia semakin berisiko mengalami pseudogout.

Penyebab

Pseudogout terjadi akibat pengkristalan kalsium pirofosfat dalam sendi dan memicu radang sendi yang menyebabkan kerusakan, nyeri, dan bengkak pada sendi.

Masih belum diketahui pasti bagaimana terbentuknya pengkristalan kalsium pirofosfat.

Namun, terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya pseudogout, yakni:

  • Berusia 60 tahun ke atas
  • Pernah mengalami cedera sendi
  • Kelainan genetik
  • Ketidakseimbangan mineral, terutama kalsium dan zat besi
  • Menderita penyakit lain, seperti hipotiroidisme, penyakit ginjal, atau hiperparatiroidisme

Baca juga: 12 Cara Mengobati Asam Urat Secara Alami

Gejala

Pseudogout paling sering menyerang lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan siku.

Melansir WebMD, berikut gejala umum yang mungkin dirasakan:

  1. nyeri sendi tiba-tiba dan intens
  2. pembengkakan pada sendi yang terasa hangat saat disentuh
  3. kulit merah atau ungu di sekitar sendi
  4. kulit di sekitar sendi menjadi sensitif terhadap sentuhan atau tekanan

Sebagian besar gejala pseudogout hilang dalam lima hari hingga beberapa minggu, bahkan tanpa pengobatan.

Diagnosis

Untuk dapat mengetahui pseudogout dokter akan melakukan beberapa tes berikut:

  1. Melihat riwayat kesehatan dan riwayat penyakit keluarga penderita
  2. Melakukan pemeriksaan pada sendi untuk melihat gejala peradangan
  3. Melakukan analisis cairan pada sendi untuk mencari endapan kristal kalsium pirofosfat
  4. Melakukan rontgen, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau ultrasonografi (USG)

Baca juga: 3 Komplikasi akibat Tingginya Asam Urat

Perawatan

Hingga saat ini masih belum tersedia pengobatan untuk menghilangkan endapan kristal kalsium pirofosfat.

Tujuan pengobatan yakni menghilangkan rasa sakit dan peradangan, serta mencegah serangan berulang yang dapat memicu kerusakan sendi.

Beberapa obat di bawah ini dapat mengobati pseudogout, diantaranya:

  1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen dan naproxen
  2. Kortikosteroid, seperti prednison untuk penderita yang tidak dapat mengonsumsi OAINS
  3. Colchicine, untuk mengurangi risiko serangan pseudogout berulang

Jika pseudogout menyebabkan persendian Anda aus, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi untuk memperbaiki atau menggantinya.

Penderita pseudogout dapat melakukan perawatan secara mandiri. Seperti dengan mengistirahatkan sendi yang nyeri, mengompres dingin bagian sendi yang nyeri, dan mengurangi kekakuan sendi.

Pencegahan

Penyakit ini sulit dicegah sehingga ketika Anda terserang pseudogout, segera lakukan kontrol dengan teratur dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

Anda juga dapat mencegah pseudogout dengan mengurangi beban kerja sendi, seperti rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, serta menjaga berat badan.

Baca juga: 12 Obat Asam Urat Alami yang Bisa Dipertimbangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com