KOMPAS.com - Seseorang dapat dikatakan dalam keadaan koma saat mengalami ketidaksadaran yang berkepanjangan.
Pasien dalam kondisi koma tidak dapat memberikan respons terhadap situasi di sekitarnya.
Koma merupakan kondisi emergensi atau gawat darurat yang harus ditangani oleh tenaga medis untuk mempertahankan fungsi otak, hingga nyawa pasien.
Baca juga: 5 Cara Menangani Orang Pingsan
Koma dapat berlangsung kurang dari empat minggu dengan pemulihan secara bertahap.
Namun, tidak sedikit pasien yang mengalami koma selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun.
Melansir Mayo Clinic, berikut adalah beberapa tanda yang ditunjukan oleh pasien yang mengalami kondisi koma, antara lain:
Segera hubungi dokter jika orang di sekitar Anda mengalami gejala di atas agar dapat ditangani oleh tenaga medis dengan cepat.
Koma dapat terjadi karena adanya kerusakan sementara atau permanen pada bagian otak. Kerusakan tersebut menyebabkan ketidaksadaran dan ketidakmampuan untuk mess.
Tidak sedikit masalah yang dapat menyebabkan koma.
Baca juga: Kenapa Orang Bisa Pingsan?
Merangkum dari Mayo Clinic dan Healthline, berikut beberapa kondisi penyebab koma:
Umumnya, koma berlangsung selama beberapa minggu, selama waktu itu pasien mungkin akan mulai bangun secara bertahap, seperti:
Baca juga: 4 Penyebab Pingsan yang Perlu Diwaspadai
Namun, komplikasi dapat berkembang selama masa koma atau masa pemulihan.
Contohnya seperti infeksi saluran kemih, pembekuan darah di kaki, dan kemungkinan memiliki cacat berat atau ringan akibat kerusakan otak.
Hal ini dapat menyebabkan pasien membutuhkan perawatan khusus selama sisa hidupnya.
Koma memiliki tingkat kesulitan yang cukup untuk didiagnosa karena pasien tidak dapat berbicara atau mengekspresikan perasaannya.
Oleh karena itu, dokter akan mengandalkan petunjuk fisik dan informasi dari orang terdekat pasien.
Merangkum dari Healthline dan Mayo Clinic, berikut berbagai prosedur yang kemungkinan akan dilakukan oleh dokter untuk memberikan diagnosis pada kondisi koma.
Pemeriksaan fisik
Tes laboratorium
Tes laboratorium, khususnya tes darah akan digunakan untuk menguji dan memeriksa kondisi berikut:
Baca juga: Terlihat Sepele, Kebanyakan Main Game Bisa Bikin Anak Pingsan
Pemindaian otak
Tes ini membantu dokter untuk menemukan cedera yang terjadi di area otak, yaitu:
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kondisi koma harus ditangani oleh tim medis yang profesional.
Baca juga: 9 Gejala Stroke pada Wanita yang Pantang Disepelekan
Menurut Healthline, prioritas pengobatan pada pasien koma adalah mempertahankan kehidupan dan fungsi otak.
Dokter dan tim medis akan memantau perkembangan, memastikan tidak terjadi infeksi, dan memberikan nutrisi yang seimbang selama pasien mengalami koma.
Peluang seseorang untuk pulih dari koma tidak bisa diprediksi secara akurat dan sangat bergantung pada tingkat keparahan, penyebab cedera otak, usia, dan berapa lama pasien mengalami koma.
Lalu, apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu pemulihan pasien koma?
Melansir NHS, terdapat beberapa cara yang mungkin akan berguna saat mengunjungi teman atau orang yang di cintai dalam keadaan koma, seperti:
Penelitian menunjukkan bahwa merangsang indra utama pasien koma seperti sentuhan, pendengaran, penglihatan dan penciuman berpotensi membantu seseorang untuk pulih dari koma.
Baca juga: Kenali Apa itu Stroke Hemoragik dan Gejalanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.