Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/09/2021, 09:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gondongan merupakan pembengkakan menyakitkan di bagian bawah wajah dekat telinga (kelenjar parotis). Penyakit ini membuat penderitanya terlihat seperti hamster.

Gondongan disebabkan oleh virus dan bersifat menular.

Biasanya gondongan dimulai dengan demam, lalu sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.

Baca juga: 3 Penyebab Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Kemudian, kebanyakan orang akan mengalami pembengkakan kelenjar ludah atau kelenjar parotis. Hal inilah yang menyebabkan pipi dan rahang terlihat membengkak.

Gejala

Gejala gondongan biasanya muncul dalam kurun waktu dua minggu setelah terpapar virus.

Awalnya gejala akan muncul seperti penyakit flu, termasuk:

  • kelelahan
  • pegal-pegal
  • sakit kepala
  • kehilangan nafsu makan
  • demam ringan

Selama beberapa hari berikutnya, demam akan meninggi hingga 39 derajat celcius, diikuti oleh pembengkakan kelenjar ludah.

Umumnya, pembengkakan kelenjar tidak terjadi sekaligus, tetapi berkala dan semakin terasa sakit.

Selain itu, tingkat penularan juga meninggi jika kelenjar parotis sudah membengkak.

Kebanyakan orang yang tertular gondongan menunjukkan gejala. Namun, terdapat kasus di mana penderita hanya menunjukan sedikit gejala atau bahkan tidak sama sekali.

Baca juga: 3 Gejala Gondongan yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Gondongan bukan penyakit yang membutuhkan penanganan khusus, tetapi memiliki gejala yang mirip dengan infeksi yang lebih serius seperti demam kelenjar dan tonsilitis.

Segera ke dokter jika mengalami gejala yang telah disebutkan sebelumnya agar mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter akan membuat diagnosis setelah melihat dan merasakan pembengkakan, melihat posisi amandel di dalam mulut, dan memeriksa suhu tubuh pasien.

Untuk mendiagnosis gondongan, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan status imunisasi, pemeriksaan fisik, riwayat perjalanan, dan tes darah.

Komplikasi

Peradangan yang disebabkan oleh gondongan dapat menyebar ke area tubuh lainnya.

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gondongan dapat meliputi di bawah ini.

  • Mastitis (radang payudara)
  • Orchitis atau orchiditis (radang testis)
  • Ooforitis (radang ovarium)
  • Meningitis (radang selaput meninges yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang)
  • Ensefalitis (radang otak)
  • Miokarditis (peradangan otot jantung)
  • Pankreatitis (radang pankreas)
  • Hepatitis (radang hati)
  • Tiroiditis (radang tiroid)
  • Keguguran pada trimester pertama kehamilan
  • Tuli saraf, biasanya di kedua telinga

Baca juga: Sering Terjadi Pada Anak-anak, Bisakah Orang Dewasa Terinfeksi Campak?

Perawatan

Saat ini belum ada obat untuk gondongan, tetapi infeksi dapat hilang dalam rentang 1 sampai 2 minggu.

Pengobatan yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala gondongan adalah sebagai berikut.

  • Istirahat total (bed rest) dan minum cukup cairan
  • Minum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen dan parasetamol. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 16 tahun
  • Mengoleskan kompres hangat atau dingin ke kelenjar yang bengkak untuk membantu menghilangkan rasa sakit

Pencegahan

Gondongan dapat dicegah dengan vaksin MMR (measles, mumps, and rubella) untuk dosis pertama dan MMRV (measles, mumps, rubella, and varicella) untuk dosis kedua.

Suntikan vaksin pertama MMR biasanya diberikan pada bayi berusia 12 dan 15 bulan dalam kunjungan dokter rutin.

Lalu, vaksin kedua diberikan saat anak berusia 4 hingga 6 tahun.

Dua dosis vaksin MMR dapat bekerja efektif sebanyak kurang lebih 88 persen, dilansir dari healthline. Sementara itu, satu dosis vaksin hanya bekerja efektif sebanyak 78 persen.

Baca juga: Anak Terkena Campak, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Penderita gondongan juga dapat mencegah penularan dengan:

  • melakukan isolasi mandiri
  • mencuci tangan secara berkala
  • menutup mulut saat batuk, bersin, atau berbicara
  • menghindari berbagi peralatan makan
  • menghindari kegiatan yang memerlukan interaksi orang lain, seperti berolahraga atau berhubungan intim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com