Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2021, 18:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tikus adalah hewan pengerat yang juga menjadi salah satu jenis hama rumah tangga.

Hidup di habitat yang kotor, seperti selokan, atap rumah, dalam tanah, bahkan tempat sampah, tikus dapat menyebarkan berbagai penyakit. Salah satunya adalah pes.

Pes atau yang juga disebut dengan plague adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis (Y. Pestis).

Penyakit ini juga dikenal dengan sebutan “Black Death”, yakni penyakit yang membunuh hampir 200 juta nyawa manusia di abad pertengahan.

Baca juga: Penyakit Pes: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, dan Cara Mencegah

Penyebab

Melansir Web MD, penyakit pes disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis yang dibawa oleh kutu pada hewan pengerat dan hewan lainnya, seperti tikus, kelinci, dan tupai.

Manusia dapat terinfeksi penyakit pes melalui beberapa cara berikut:

  • gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi
  • tidak sengaja melakukan kontak langsung (tanpa pelindung) dengan jaringan atau cairan hewan yang terinfeksi
  • gigitan kutu yang sebelumnya meminum darah hewan terinfeksi

Infeksi juga dapat terjadi jika bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka di kulit ketika melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.

Gejala

Merangkum Everyday Health dan Healthline, terdapat beberapa jenis penyakit pes dengan gejala yang berbeda.

Berikut penjelasannya:

Baca juga: Kenali Bahaya dan Gejala Infeksi Gigitan Kutu Kucing pada Manusia

  1. Bubonic plague, penyakit pes yang menyerang sistem limfatik atau kelenjar getah bening dan menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan, ketiak, atau leher.

    Gejala lain umumnya muncul dalam dua hingga enam hari setelah infeksi, di antaranya:
    a. demam dan menggigil
    b. pusing
    c. tubuh merasa lemas
    d. nyeri otot
    e. kejang

  2. Septicemic plague, penyakit pes yang menyerang aliran darah, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak tanpa disertai gejala.

    Gejala septicemic plague biasanya muncul dalam dua hingga tujuh hari setelah terinfeksi, di antaranya:
    a. sakit perut
    b. diare
    c. mual dan muntah
    d. demam dan menggigil
    e. tubuh merasa sangat lemas
    f. nyeri perut
    g. perdarahan
    h. syok
    i. kulit menjadi hitam (gangren)

  3. Pneumonic plague, penyakit pes menyerang paru-paru dan dapat menyebar antarmanusia melalui percikan ludah atau droplet.

    Gejala dapat muncul dalam sangat cepat setelah penderita terinfeksi bakteri, seperti:
    a. sulit bernapas
    b. dada terasa sakit atau nyeri
    c. batuk darah atau liur dan lendir berdarah
    d. demam tinggi
    e. sakit kepala
    f. mual muntah

Baca juga: Waspadai, Cakaran dan Gigitan Kucing Bisa Sebabkan Infeksi Berbahaya

Diagnosis

Dikutip dari Healthline, penyakit ini dapat didiagnosis melalui beberapa pemeriksaan berikut:

  • tes darah, untuk mengetahui keberadaan Y. pestis dalam darah
  • mengambil sampel cairan dari kelenjar getah bening yang membengkak, untuk mengetahui keberadaan bakteri pada kelenjar getah bening
  • uji sampel lendir dari paru-paru menggunakan bronkoskop, untuk mengetahui keberadaan bakteri pada lendir

Perawatan

Melansir Cleveland Clinic, penyakit pes adalah penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwa sehingga harus segera ditangani.

Pemberian antibiotik dapat meredakan gejala dan menyembuhkan penyakit pes.

Berikut beberapa antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit pes:

  1. Antibiotik jenis fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin, levofloxacin dan moksifloksasin
  2. Gentamicin
  3. Doksisiklin

Pemberian infus dan bantuan oksigen mungkin diperlukan sehingga penderita pes tidak kekurangan nutrisi maupun oksigen.

Bagi penderita pneumonic plague akan ditempatkan pada ruang isolasi untuk mencegah penyebaran.

Baca juga: Apakah Gigitan Kucing Berbahaya bagi Kesehatan?

Komplikasi

Penyakit pes yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan beberapa komplikasi di bawah ini:

  • Gangren, jika aliran darah di jari tangan dan kaki tersumbat dan menyebabkan kematian jaringan
  • Meningitis, yakni peradangan pada selaput otak dan tulang belakang
  • Sepsis, jika bakteri pneumonic atau bubonic plague menyebar ke darah
  • Kematian, jika penderita terlambat mendapat penanganan medis

Pencegahan

Dilansir dari Web MD, masih belum ada vaksin untuk mencegah penyakit tetapi dapat mengurangi faktor risiko terserang penyakit ini.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit pes:

  1. Memastikan tidak ada lubang atau celah di rumah sehingga tikus tidak dapat masuk
  2. Menyingkirkan tumpukan daun, kayu, dan batu dari halaman rumah sehingga tidak dijadikan sarang hewan pengerat
  3. Memastikan hewan peliharaan terbebas dari kutu
  4. Menggunakan pembasmi serangga ketika berada di area yang berpotensi menjadi habitat hewan pengerat
  5. Menggunakan sarung tangan dan alas kaki ketika menyentuh hewan liar, baik dalam keadaan hidup ataupun mati
  6. Jauhkan hewan peliharaan dari tempat tidur
  7. Segera periksakan diri ke dokter jika tergigit kutu atau hewan yang diduga terinfeksi disertai gejala penyakit pes

Baca juga: Cara Mencegah Infeksi karena Gigitan Anjing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau