KOMPAS.com - Keratitis adalah peradangan pada kornea dan dapat terkait dengan infeksi, dapat juga tidak.
Keratitis noninfeksi dapat disebabkan oleh cedera yang relatif kecil, seperti memakai lensa kontak terlalu lama atau oleh benda asing di mata.
Sementara keratitis infeksiosa dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.
Baca juga: 4 Cara Cegah Infeksi Mata Akibat Kontak Lensa
Beberapa hal yang dapat menyebabkan keratitis antara lain:
Tanda dan gejala keratitis meliputi:
Pengobatan keratitis dapat bervariasi, tergantung pada penyebab infeksi, antara lain:
Baca juga: 9 Cara Mengobati Infeksi Mata Secara Alami dan dengan Bantuan Obat
Untuk keratitis bakteri ringan, obat tetes mata antibakteri dapat digunakan untuk pengobatan.
Jika infeksinya sedang hingga parah, dokter mungkin akan meresepkan penggunaan antibiotik oral untuk menghilangkan infeksi.
Keratitis yang disebabkan oleh jamur biasanya membutuhkan obat tetes mata antijamur dan obat antijamur oral.
Apabila virus menyebabkan infeksi, bisa menggunakan obat tetes mata antivirus dan obat antivirus oral.
Keratitis yang disebabkan oleh parasit kecil acanthamoeba bisa sulit diobati.
Obat tetes mata antibiotik bisa digunakan, tetapi beberapa infeksi acanthamoeba resisten terhadap pengobatan.
Kasus keratitis acanthamoeba yang parah bahkan mungkin memerlukan transplantasi kornea.
Keratitis dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti:
Baca juga: 8 Penyebab Infeksi Mata dan Cara Mengobatinya
Jika merasa salah satu tanda atau gejala keratitis, buatlah janji untuk segera menemui dokter.
Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan keratitis dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kebutaan.
Mendiagnosis keratitis biasanya melibatkan hal-hal berikut:
Saat sedang mengalami sakit, sering-seringlah mencuci tangan dan hindari menyentuh mata.
Apabila memakai lensa kontak, perhatikan hal-hal berikut:
Baca juga: 6 Cara Mudah Jaga Kesehatan Mata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.