KOMPAS.com - Jerawat di telinga bisa terasa menyakitkan dan tidak nyaman.
Jerawat di telinga biasanya hilang dengan sendirinya, tetapi beberapa perawatan dapat mempercepat proses penyembuhan.
Jika salah dalam prosedur mengobati, nanah dari jerawat dapat terdorong ke saluran telinga dan menyebabkan penyumbatan atau peradangan terjadi.
Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Jerawat di dalam Hidung
Jerawat bisa terjadi di telinga, di belakang telinga, atau di dalam liang telinga.
Jerawat muncul ketika pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati dan sebum, minyak alami yang melindungi kulit dan membuatnya tetap lembap.
Bakteri juga dapat menyebabkan jerawat. Penyebab lain munculnya jerawat di telinga, di antaranya:
Beberapa kondisi dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan jerawat di telinga, jadi penting untuk mengidentifikasi dengan benar untuk mengobatinya.
Obat bebas atau resep dapat membantu mengobati jerawat, seperti:
Baca juga: Kenali 6 Penyebab Jerawat di Ketiak
Untuk jerawat yang parah, dokter biasanya akan merekomendasikan obat topikal atau sistemik yang terbuat dari vitamin A.
Krim tretinoin adalah salah satu yang paling umum.
Isotretinoin juga dapat digunakan tetapi biasanya disediakan untuk kasus yang paling parah.
Dokter juga dapat merekomendasikan antibiotik, termasuk doksisiklin atau minosiklin, untuk menghilangkan bakteri.
Namun, jenis pengobatan ini kurang populer, karena kasus bakteri resisten antibiotik muncul.
Ada beberapa bukti yang disarankan bahwa tea tree oil dapat mengurangi keparahan jerawat.
Segera lakukan konsultasi dengan dokter jika jerawat tidak kunjung hilang meski sudah dilakukan perawatan.
Penting untuk diwaspadai jika jerawat terasa sakit hingga menganggu aktivitas sehari-hari dan ukuran jerawat membesar seiring waktu, bahkan sampai ukuran yang tidak wajar.
Meskipun jerawat tidak dapat diprediksi, ada beberapa hal yang dapat lakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya jerawat di telinga:
Baca juga: Jerawat di Dagu: Penyebab dan Cara Menghilangkan
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.