Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2021, 09:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otot merupakan jaringan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan organ tubuh.

Selain pada tulang, otot juga melekat pada organ dalam dan pembuluh darah. Hampir semua gerakan di dalam tubuh merupakan hasil dari kontraksi otot.

Namun, aktivitas fisik yang berlebihan atau cedera dapat menyebabkan nyeri otot. Kondisi ini menimbulkan ketidaknyamanan saat menggerakkan otot yang nyeri.

Baca juga: 6 Cara Mudah Atasi Nyeri Otot Setelah Olahraga

Nyeri otot atau dalam istilah medis disebut myalgia merupakan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan pada otot.

Nyeri otot umumnya memengaruhi sebagian kecil otot pada area tertentu. Tetapi, kondisi ini juga dapat memengaruhi lebih dari satu otot dalam satu waktu.

Hal ini dikarenakan jaringan otot berada hampir di semua bagian tubuh sehingga nyeri otot dapat dirasakan kapan saja dan di mana saja.

Nyeri otot dapat bersifat ringan (jangka pendek) hingga berat dan menyiksa (kronis), terutama jika terjadi kerusakan otot.

Gejala

Dikutip dari Verywell Health, nyeri otot merupakan gejala dari myalgia. Rasa sakit ini terasa seperti ketegangan atau sensasi kejang pada otot.

Nyeri otot pada beberapa otot tertentu (nyeri otot lokal) atau nyeri yang menyebar dari satu tempat ke tempat lain (nyeri otot difusi).

Berikut beberapa gejala lain dari nyeri otot, yaitu:

  • Rasa sakit yang tumpul atau tajam
  • Nyeri ringan atau berat yang mungkin berlangsung beberapa menit
  • Kekakuan dan kelemahan pada area tertentu
  • Demam dan menggigil jika terjadi infeksi
  • Nyeri sendi yang berhubungan dengan nyeri otot
  • Rasa tidak nyaman pada area tertentu
  • Muncul ruam, kemerahan, dan pembengkakan pada area tubuh yang nyeri

Baca juga: 3 Penyebab Nyeri Otot dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Merangkum dari Verywell Health dan Cleveland Clinic, terdapat berbagai kondisi yang dapat menyebabkan nyeri otot, antara lain:

  • Penyakit autoimun

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dirinya sendiri. Berikut penyakit autoimun yang menyebabkan nyeri otot:

  1. Miopati inflamasi, seperti myositis dan polymyositis
  2. Lupus
  3. Fibromyalgia, yang ditandai dengan nyeri otot yang berdenyut dan menusuk
  4. Multiple sclerosis, ditandai dengan nyeri dan kekakuan atau kejang otot yang tiba-tiba
  • Infeksi

Infeksi bakteri dan virus dapat membuat tubuh merasa pegal-pegal. Berikut beberapa infeksi yang menyebabkan nyeri otot:

  1. Influenza atau pilek
  2. Penyakit Lyme atau Lyme disease, disebabkan infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu
  3. Malaria
  4. Trichinosis, disebabkan oleh infeksi cacing jenis T. spiralis, infeksi ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui daging babi yang kurang matang
  • Cedera

Melakukan gerakan tubuh yang berulang pada otot yang sama saat bekerja atau selama berolahraga, dapat menyebabkan nyeri otot.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Nyeri Otot Usai Berolahraga

Melakukan teknik gerakan yang salah saat berolahraga juga dapat menyebabkan nyeri otot. Berikut jenis cedera lain yang menyebabkan nyeri otot:

  1. Strain (peregangan berlebihan) pada otot perut yang menyebabkan otot perut terasa nyeri
  2. Punggung keseleo atau terkilir, menyebabkan nyeri punggung
  3. Patah tulang
  4. Tendinitis, yaitu peradangan pada tendon
  5. Tendinosis, cedera tendon kronis tanpa disertai pembengkakan
  • Efek pengobatan dan terapi

Obat dan terapi tertentu dapat menyebabkan nyeri otot sementara ataupun kronis (berkepanjangan).

Berikut beberapa obat yang menyebabkan nyeri otot:

  1. Pengobatan kanker, termasuk kemoterapi dan terapi radiasi
  2. Obat antihipertensi, seperti angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau penghambat enzim pengubah angiotensin
  3. Statin atau obat penurun kolesterol
  • Penyakit lain

Selain itu, terdapat kondisi lain yang juga menyebabkan nyeri otot, di antaranya:

  1. Kanker, seperti sarkoma jaringan lunak dan leukemia
  2. Sindrom kelelahan kronis atau chronic fatigue syndrome (CFS)
  3. Sindrom kompartemen, terjadi karena penumpukan tekanan di dalam kompartemen otot
  4. Gangguan elektrolit, yaitu ketidakseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh
  5. Gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme
  6. Peripheral arterial disease (PAD) atau penyakit arteri perifer, terjadi karena aliran darah ke tungkai tersumbat sehingga menyebabkan otot tungkai terasa sakit
  7. Rheumatoid arthritis, peradangan pada persendian juga dapat menyebabkan peradangan dan nyeri pada otot

Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Nyeri Otot Setelah Olahraga

Faktor risiko

Dilansir dari Healthline, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadi nyeri otot, seperti:

  1. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang berisiko menyebabkan cedera
  2. Penggunaan sistem muskuloskeletal (otot, jaringan ikat, saraf, serta tulang dan sendi) secara berlebihan saat beraktivitas sehari-hari
  3. Tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga dan pendinginan setelah olahraga

Diagnosis

Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Verywell Health, nyeri otot merupakan gejala sehingga diagnosis diperlukan untuk mengetahui kondisi yang memicu nyeri otot.

Berikut beberapa metode yang dapat membantu mengetahui penyebab nyeri otot:

  1. Riwayat medis
    Dokter akan membaca riwayat medis untuk mengetahui kondisi penderita, serta mengetahui riwayat penyakit dan obat-obatan yang dikonsumsi
  2. Pemeriksaan fisik
    Dokter akan mengevaluasi area nyeri, melakukan pemeriksaan tonus otot, serta melihat gaya (cara) berjalan dan postur tubuh penderita
  3. Tes darah
    Untuk memeriksa kadar enzim, hormon, dan elektrolit, serta untuk mengetahui apakah terjadi infeksi
  4. MRI atau CT scan
    Untuk mencari cedera atau kerusakan otot, dan mengetahui penyebab nyeri otot
  5. Elektromiografi (EMG)
    Untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan mengukur aktivitas listrik pada saraf dan otot untuk mengetahui kelainan otot dan saraf
  6. Myelogram
    Untuk menemukan masalah pada tulang belakang
  7. Biopsi otot
    Untuk mencari perubahan jaringan otot yang dapat menandakan penyakit neuromuskular, yaitu ketidakmampuan sistem saraf dan otot untuk bekerja sebagaimana mestinya
  8. Scan tulang atau bone scan
    Dapat membantu dokter dalam mendeteksi dan mendiagnosis kelainan pada tulang, serta untuk mengetahui apakah terjadi patah tulang

Baca juga: Kenali Apa itu Myalgia, Nyeri Otot yang Bisa Menyerang Setiap Orang

Perawatan

Mengutip Verywell Health, berikut penanganan untuk nyeri otot:

  1. Istirahatkan otot yang cedera dari aktivitas berat untuk meredakan peradangan dan mengurangi nyeri
  2. Kompres dengan es yang dilapisi handuk atau kain pada bagian yang terkilir selama 15-20 menit, setiap tiga jam selama tiga hari
  3. Lilitkan perban elastis pada bagian otot yang sakit sebagai penyangga
  4. Posisikan otot yang nyeri lebih tinggi dari dada atau jantung, terutama saat berbaring atau duduk
  5. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti paracetamol, ibuprofen, atau naproxen, untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan
  6. Obat relaksan atau pelemas otot, seperti eperisone, untuk meredakan nyeri, kekakuan, dan tegang pada otot
  7. Suntikan kortikosteroid, dapat meredakan inflamasi, seperti pada penyakit miopati inflamasi
  8. Antibiotik, untuk mengobati nyeri otot akibat infeksi bakteri
  9. Antivirus, untuk mengobati nyeri otot akibat infeksi virus
  10. Antijamur, untuk mengobati nyeri otot akibat infeksi jamur
  11. Antiparasit, untuk mengobati nyeri otot akibat infeksi parasit
  12. Fisioterapi, untuk memperkuat otot dan mengembalikan rentang gerak, meningkatkan stabilitas atau keseimbangan tubuh, serta mencegah kekakuan otot

Pencegahan

Dirangkum dari Verywell Health dan Healthline, berikut cara-cara untuk mencegah nyeri otot:

Baca juga: 8 Obat Nyeri Otot

  1. Lakukan pemanasan setidaknya 10 menit sebelum berolahraga
  2. Lakukan peregangan berkala saat melakukan aktivitas atau gerakan berulang dalam waktu yang lama
  3. Lakukan pendinginan setidaknya lima menit setelah berolahraga
  4. Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik saat melakukan segala aktivitas
  5. Lakukan olahraga secara teratur untuk membantu menjaga kekuatan dan fungsi otot yang optimal
  6. Gunakan alas kaki yang empuk
  7. Berjalan atau berlari pada permukaan yang rata dan halus, seperti rumput
  8. Hindari berjalan pada permukaan yang keras, seperti beton
  9. Lakukan variasi olahraga yang berisiko rendah, seperti berenang dan bersepeda
  10. Kelola stres dengan metode yang tepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau