Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif Mayapada Hospital Tangerang www.mayapadahospital.com
KOMPAS.com - Munculnya benjolan pada tubuh dapat menjadi gejala dari hernia atau turun berok.
Hernia adalah kondisi ketika organ di dalam tubuh menekan dan mencuat melalui jaringan otot atau jaringan ikat di sekitarnya yang lemah.
Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya tonjolan atau benjolan. Hernia muncul di area antara dada dan pinggul, tetapi juga dapat muncul di daerah paha atas dan selangkangan.
Baca juga: 3 Gejala Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai
Benjolan pada hernia dapat menghilang ketika penderita berbaring dan dapat kembali timbul akibat batuk atau mengejan.
Melansir dari Cleveland Clinic, terdapat beberapa jenis hernia yang paling umum terjadi, yaitu:
Hernia inguinalis terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan.
Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling sering terjadi dan pria lebih berisiko mengalaminya.
Terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus menonjol ke atas paha bagian dalam dan wanita lebih berisiko mengalaminya.
Terjadi ketika jaringan lemak atau bagian usus mendorong dan mencuat ke dinding perut, tepatnya pada pusar.
Terjadi ketika sebagian lambung mendorong dan mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat yang memisahkan rongga dada dan rongga perut).
Baca juga: Makanan yang Direkomendasikan untuk Penderita Hernia Hiatus
Terjadi ketika usus atau jaringan menonjol atau mencuat melalui bekas luka operasi pada bagian perut atau panggul.
Dikutip dari WebMD, gejala hernia dapat bervariasi tergantung pada jenis hernia yang diderita.
Berikut beberapa gejala hernia inguinalis, femoralis, umbilikalis, hiatus, dan hernia insisional:
Menurut Healthline, hernia disebabkan oleh kombinasi antara kelemahan otot dan kondisi otot yang tertarik.
Tergantung pada penyebabnya, hernia dapat berkembang dengan cepat atau dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: 5 Jenis Hernia (Turun Berok) yang Perlu Diwaspadai
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan otot tubuh melemah, yakni:
Dikutip dari Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang terkena hernia, yaitu:
Baca juga: Apa Penyebab Hernia?
Merangkum Healthline dan Family Doctor, hernia dapat didiagnosis melalui pemeriksaan fisik.
Dokter akan meraba bagian perut atau selangkangan untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat terlihat saat penderita berdiri, batuk, atau mengejan.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, seperti:
Jika penderita diduga menderita hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi.
Pada pemeriksaan barium edema, dokter akan meminta penderita untuk menelan cairan barium.
Cairan barium berfungsi agar pemeriksaan foto rontgen dapat menghasilkan gambar bagian dalam saluran pencernaan secara detail.
Sedangkan pada pemeriksaan endoskopi, dokter akan memasukkan selang fleksibel yang panjang ke dalam mulut hingga mencapai lambung.
Alat khusus ini akan memancarkan gelombang suara yang menghasilkan gambaran saluran pencernaan secara rinci.
Baca juga: Hernia Pada Bayi: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Dilansir dari Healthline, terdapat beberapa metode penanganan untuk mengobati hernia, di antaranya:
Dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan asam lambung bagi penderita hernia hiatus untuk meredakan gejala dan ketidaknyamanan.
Jenis obat yang mungkin diberikan adalah antasida, penghambat pompa proton (PPI), dan antagonis reseptor H2.
Jika tonjolan hernia berukuran besar dan menyebabkan rasa sakit, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi untuk mengatasinya.
Terdapat dua metode operasi yang dapat dilakukan, yakni:
Dokter bedah akan membuat sayat di dekat lokasi hernia, kemudian mendorong jaringan yang menonjol kembali ke dalam rongga perut.
Setelah itu, dokter akan menjahit area tersebut untuk menutup area tersebut dan terkadang memperkuat lubang tersebut dengan jaring sintesis (mesh) guna mencegah kekambuhan.
Pada prosedur ini dokter bedah akan menggunakan kamera kecil dan peralatan bedah mini untuk membuat sayatan kecil.
Baca juga: 12 Gejala Hernia yang Perlu Diwaspadai
Kemudian, dokter akan membuat sayatan di dekat lokasi hernia dan mendorong jaringan yang menonjol kembali ke dalam rongga perut lalu menutupnya dengan jahitan.
Laparoskopi hanya memerlukan beberapa sayatan kecil di dekat lokasi hernia dan tidak terlalu merusak jaringan di sekitarnya.
Meskipun demikian, tidak semua jenis hernia cocok diatasi dengan laparoskopi. Dokter akan menentukan prosedur operasi sesuai dengan jenis hernia.
Merangkum Cleveland Clinic dan Medical News Today, hernia dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:
Selain itu, komplikasi pasca-operasi mungkin juga dapat terjadi, seperti:
Menurut Family Doctor, hernia dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
Baca juga: Mengenal Fibroma, Benjolan Jinak yang Tumbuh di Jaringan Ikat
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.