KOMPAS.com - Cytomegalovirus (CMV) menjadi virus yang umum menginfeksi manusia. Virus ini merupakan golongan virus herpes dan dapat menginfeksi siapa saja.
Infeksi virus ini sering kali tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala serius karena normalnya tubuh memiliki sistem imun yang baik untuk mengendalikan infeksi CMV.
Namun, CMV yang menyerang seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau kanker, infeksi CMV dapat menimbulkan gejala serius.
Baca juga: Infeksi Virus
Cytomegalovirus dapat menyebar melalui cairan tubuh, seperti air ludah, dahak, darah, urine, feses, air mani, dan air susu ibu (ASI).
Cytomegalovirus, yang juga dikenal dengan sebutan HCMV atau Human Herpes Virus 5 (HHV5), merupakan jenis virus yang sering ditularkan dari ibu hamil kepada janinnya.
Bayi yang terinfeksi CMV berisiko mengalami masalah kesehatan serius, bahkan kelainan permanen.
Merangkum Family Doctor dan WebMD, gejala CMV umumnya bersifat ringan, seperti:
Seseorang dengan kondisi sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV dan penyakit autoimun, dapat merasakan beberapa gejala berikut:
Baca juga: 3 Penyakit Akibat Infeksi Virus yang Sering Dialami Anak
Sedangkan pada bayi yang terinfeksi CMV sejak dalam kandungan, ditandai dengan beberapa gejala berikut:
Menurut WebMD, virus CMV ditularkan melalui kontak langsung atau menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, seperti:
Virus CMV juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi (donor) darah, dan transplantasi organ.
Virus CMV dapat bertahan di dalam tubuh manusia dalam keadaan tidak aktif pada waktu yang lama, tetapi dapat aktif kembali ketika sistem kekebalan tubuh sedang melemah.
Baca juga: 3 Cara Menjaga Si Kecil yang Baru Lahir Dari Paparan Virus dan Bakteri
Mengutip Medicine Net, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terinfeksi virus CMV, seperti:
Dirangkum dari Mayo Clinic dan WebMD, diagnosis infeksi cytomegalovirus diawali dengan menanyakan riwayat kesehatan dan obat yang dikonsumsi penderita.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang berikut:
Baca juga: Terlihat Sama, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri
Bagi ibu hamil yang diduga terinfeksi CMV, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
Dikutip dari Medicine Net, penderita infeksi CMV dengan sistem imunitas yang baik tidak memerlukan penanganan khusus.
Penanganan hanya diperlukan bagi penderita infeksi CMV dengan gejala yang berat atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Dokter umumnya akan memberikan obat antivirus, seperti ganciclovir dan valganciclovir.
Obat ganciclovir diberikan melalui saluran intravena atau infus. Obat ini dapat menimbulkan efek samping, seperti demam, diare, dan anemia.
Sedangkan obat valganciclovir, merupakan obat oral yang dapat mengobati infeksi CMV.
Meskipun kedua obat tidak membunuh virus CMV secara menyeluruh, tetapi obat-obat ini dapat mengurangi risiko munculnya komplikasi akibat infeksi CMV.
Melansir WebMD, penderita CMV dengan sistem kekebalan tubuh lemah dapat mengalami beberapa komplikasi berikut:
Baca juga: Membedakan Sinusitis Akibat Infeksi Virus dan Bakteri
Sedangkan infeksi CMV yang dialami oleh bayi dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
Meskipun jarang terjadi, infeksi CMV juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang dapat dialami penderita yang sehat, yaitu:
Merangkum Family Doctor dan Mayo Clinic, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi CMV:
Baca juga: Beda Gejala Sakit Perut Akibat Virus dan Keracunan Makanan
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.