KOMPAS.com - Ketika jaringan tubuh tidak mendapat pasokan darah yang cukup maka dapat menimbulkan kondisi yang disebut gangrene.
Gangrene atau gangren merupakan kematian atau pembusukan jaringan tubuh karena kehilangan aliran darah.
Gangrene adalah kondisi serius yang dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun, tetapi umumnya terjadi pada tungkai, jari kaki, atau jari tangan.
Baca juga: 7 Gejala Gangren, Kondisi Medis yang Bisa Sebabkan Amputasi
Gangrene juga dapat muncul pada otot dan organ-organ yang berada di dalam tubuh manusia.
Kondisi ini termasuk kondisi serius karena dapat menyebar ke seluruh tubuh dan menyebabkan syok yang mengancam nyawa apabila dibiarkan.
Gangrene merupakan kondisi yang kerap terjadi akibat komplikasi dari penyakit yang memicu kerusakan pembuluh darah dan aliran darah, seperti diabetes atau aterosklerosis.
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa jenis gangrene, yakni:
Merupakan jenis gangren yang ditandai dengan mengering dan mengerutnya kulit.
Selain itu, kulit yang awalnya berwarna kecokelatan bisa menjadi lebih gelap, ungu kebiruan, bahkan hitam.
Gangren kering terjadi secara perlahan dan umumnya lebih sering dialami penderita diabetes atau aterosklerosis.
Merupakan jenis gangren akibat infeksi bakteri dan ditandai dengan pembengkakan, melepuh, dan berair pada jaringan yang terkena.
Gangren basah dapat terjadi akibat luka bakar, radang dingin, atau cedera.
Baca juga: 3 Penyebab Gangren, Kondisi Medis yang Bisa Sebabkan Amputasi
Kondisi ini sering menyerang penderita diabetes yang tidak menyadari adanya luka, baik pada jari kaki ataupun pada kaki.
Gangren basah perlu segera mendapat penanganan medis karena dapat menyebar dengan cepat dan dapat membahayakan nyawa.
Gangren gas merupakan matinya jaringan otot dalam. Pada awalnya, kondisi ini tidak memunculkan gejala apa pun.
Namun, seiring waktu kondisi ini akan memburuk dan membuat kulit menjadi pucat, keabu-abuan, atau merah keunguan.
Kulit mungkin tampak bergelembung dan ketika ditekan akan mengeluarkan gas dari dalam jaringan.
Gangren gas paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium perfringens yang berkumpul pada cedera atau luka bedah yang tidak mendapatkan suplai darah.
Infeksi bakteri akan menghasilkan racun yang mengeluarkan gas dan menyebabkan kematian jaringan. Kondisi ini juga termasuk kondisi yang mengancam nyawa.
Merupakan jenis gangren yang menyerang satu atau lebih organ tubuh, seperti usus, kantong empedu, atau usus buntu.
Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke organ internal mengalami penyumbatan. Jika tidak ditangani, gangren internal dapat mematikan.
Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Rawan Terkena Gangren?
Merupakan jenis gangren yang terjadi pada area genital atau kelamin akibat bakteri. Kondisi ini lebih sering dialami oleh pria meski wanita juga dapat terkena.
Gangren Fournier umumnya terjadi karena infeksi pada area genital (kemaluan) atau saluran kemih.
Merupakan jenis gangren yang cukup langka dan jarang terjadi. Kondisi yang juga disebut progressive bacterial synergistic gangrene ini biasanya muncul setelah operasi.
Gangren Meleney ditandai dengan munculnya lesi kulit yang terasa sakit pada satu sampai dua minggu setelah menjalani operasi.
Merangkum Mayo Clinic dan Cedars-Sinai, gejala gangren dapat bervariasi karena tergantung pada jenis yang diderita dan area yang terkena.
Beberapa gejala gangren yang mungkin muncul, meliputi:
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?
Jika gangren menyerang jaringan yang berada di bagian bawah permukaan kulit, biasanya menimbulkan demam dan kelelahan.
Pada kasus yang parah, di mana infeksi bakteri penyebab gangren telah menyebar ke seluruh tubuh maka dapat menyebabkan syok sepsis yang ditandai dengan gejala, seperti:
Mengutip DocDoc, gangrene disebabkan oleh berkurang atau terhentinya aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat terjadi karena beberapa kondisi berikut:
Pembuluh darah dapat tersumbat karena adanya penumpukan plak, yaitu zat yang terdiri dari kolesterol, lemak, kalsium, fibrin, dan produk limbah seluler.
Selain karena plak, pembuluh darah juga dapat tersumbat akibat pembekuan darah pada pembuluh darah.
Luka traumatik, seperti luka kecelakaan atau luka tembak dapat menyebabkan gangren akibat aliran darah yang terhenti.
Baca juga: Cara Merawat Luka Diabetes di Kaki untuk Cegah Amputasi
Selain itu, luka terbuka juga dapat membuat bakteri masuk ke dalam tubuh dan memicu infeksi yang dapat menyebabkan kematian jaringan atau sel.
Merupakan kondisi ketika kulit dan jaringan di bawahnya yang rusak atau mati akibat paparan suhu dingin yang sangat ekstrem.
Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan merusak lapisan jaringan kulit, serta memutus aliran darah yang memicu gangren.
Dirangkum dari National Health Service dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena gangrene, yakni:
Baca juga: 9 Tes untuk Diagnosis Diabetes yang Bisa Dilakukan
Meskipun demikian, gangrene juga dapat terjadi pada orang yang sehat tanpa memiliki faktor risiko di atas dan tidak diketahui secara pasti penyebabnya.
Dikutip dari WebMD, terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis, seperti:
Melansir Mayo Clinic, jaringan yang mengalami kerusakan akibat gangren tidak dapat diselamatkan lagi.
Namun, dokter akan melakukan penanganan untuk mencegah perkembangannya sehingga penanganan yang dilakukan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan gangren.
Baca juga: Alasan Diabetes Sering Tak Terdiagnosis
Berikut beberapa metode penanganan untuk mengobati gangren:
Untuk mengobati infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik melalui infus atau obat minum.
Selain itu, dokter mungkin akan memberikan obat pereda nyeri guna meredakan nyeri atau rasa tidak nyaman yang mungkin dirasakan penderita.
Prosedur operasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan jenis gangren dan tingkat keparahannya.
Jika gangren sudah semakin parah, penderita mungkin memerlukan lebih dari satu operasi. Berikut beberapa operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangren:
Operasi ini dilakukan untuk mengangkat jaringan yang terinfeksi dan sudah mati, serta menghentikan atau mencegah penyebaran gangren.
Operasi juga dapat dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak atau tersumbat sehingga aliran darah ke area yang terkena gangren menjadi lancar.
Pada kasus gangren yang sudah parah, bagian tubuh yang terkena gangren, seperti jari kaki, jari tangan, lengan, atau kaki, mungkin perlu diangkat melalui prosedur amputasi.
Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Sering Mengalami Mulut Kering?
Prosedur operasi ini dilakukan untuk memperbaiki kulit yang rusak atau memperbaiki tampilan bekas luka akibat gangren.
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil kulit yang sehat dari area lain lalu dicangkok ke area yang terkena gangren.
Pencangkokkan kulit hanya dapat dilakukan jika aliran darah ke area terkena gangren kembali lancar.
Terapi oksigen hiperbarik dilakukan di dalam ruangan oksigen bertekanan tinggi. Terapi ini dilakukan guna meningkatkan jumlah oksigen di dalam darah.
Dengan tekanan oksigen yang kuat, darah akan membawa lebih banyak oksigen sehingga memperlambat perkembangan bakteri.
Hal ini dapat membantu luka yang terkena untuk lebih cepat pulih.
Dirangkum dari Cleveland Clinic dan Medline Plus, jika tidak segera ditangani, gangren dapat menimbulkan komplikasi karena meluasnya area yang terkena, seperti:
Baca juga: Mengapa Diabetes Dapat Menyebabkan Katarak?
Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gangren, yakni:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.