KOMPAS.com - Gagal ginjal kronis adalah penurunan fungsi ginjal akibat kerusakan ginjal yang terjadi secara bertahap.
Dikatakan sebagai gagal ginjal kronis ketika seseorang menderita penyakit ginjal yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih.
Penurunan fungsi ginjal akibat gagal ginjal kronis akan menyebabkan terjadinya penumpukan cairan, elektrolit, dan limbah berbahaya di dalam tubuh.
Baca juga: Gejala Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Kondisi ini akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan dan gejala semakin terasa ketika fungsi ginjal semakin menurun.
Pada tahap lanjut, gagal ginjal kronis dapat berakibat fatal atau membahayakan nyawa jika tidak ditangani dengan cuci darah (dialisis) atau melakukan transplantasi.
Gejala
Melansir Mayo Clinic, gejala gagal ginjal kronis berkembang atau semakin parah dari waktu ke waktu.
Berikut adalah beberapa gejala dari gagal ginjal kronis:
- Mual
- Muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Tubuh merasa lelah dan lemas
- Gangguan tidur
- Perubahan frekuensi buang air kecil, seperti lebih sering atau lebih jarang dari biasanya
- Penurunan konsentrasi atau sulit fokus
- Kram pada otot
- Pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki
- Kulit kering dan gatal
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkendali
- Sesak napas akibat penumpukan cairan di paru-paru
- Nyeri dada akibat penumpukan cairan di sekitar jantung.
Tanda dan gejala dari gagal ginjal kronis sering kali tidak spesifik karena dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang lain.
Baca juga: Mengenal Prosedur Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal
Dikarenakan ginjal merupakan organ yang mudah beradaptasi dan berusaha mengembalikan fungsinya ketika fungsi ginjal menurun.
Hal ini yang menyebabkan penderita tidak merasakan tanda dan gejala apa pun hingga penyakit semakin parah, bahkan terjadi kerusakan permanen.
Penyebab
Dirangkum dari Mayo Clinic dan Medical News Today, gagal ginjal kronis umumnya terjadi ketika penyakit yang menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Kerusakan ginjal dapat terjadi dalam waktu beberapa bulan ataupun tahun. Beberapa penyakit yang menyebabkan gagal ginjal kronis adalah:
- Diabetes, kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal sehingga tidak dapat menyaring limbah dengan maksimal
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi
- Glomerulonefritis, peradangan pada bagian yang berfungsi sebagai penyaringan ginjal (glomerulus)
- Nefritis interstisial, yaitu peradangan pada tubulus ginjal dan jaringan di sekitarnya
- Penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal bawaan lainnya
- Gangguan saluran urine yang berkepanjangan, seperti pembesaran prostat, batu ginjal, dan kanker serviks
- Refluks vesiko ureter, suatu kondisi yang menyebabkan urine kembali ke ginjal
- Infeksi ginjal berulang atau pielonefritis
- Penyakit pembuluh darah ginjal, seperti penyempitan pembuluh arteri ginjal yang disebut stenosis arteri ginjal
- Penyakit autoimun, seperti lupus nefritis
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau NAPZA, seperti heroin dan kokain.
Baca juga: 13 Makanan Tinggi Potasium yang Harus Dihindari Penderita Gagal Ginjal
Faktor risiko
Menurut Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami gagal ginjal kronis, yaitu:
- Memiliki kebiasaan merokok
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Menderita diabetes
- Menderita penyakit jantung
- Memiliki kadar kolesterol tinggi
- Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal
- Berusia di atas 65 tahun.
Diagnosis
Merangkum Cleveland Clinic dan Medical News Today, dokter akan melakukan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan, serta riwayat kesehatan penderita dan keluarga.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang guna mengevaluasi fungsi ginjal. Pemeriksaan tersebut, di antaranya:
- Tes darah, untuk mengevaluasi kerja ginjal dengan memeriksa kadar limbah dalam darah, seperti kreatinin dan ureum
- Tes urine, membantu mengetahui kadar albumin dan sel darah merah dalam urine yang menjadi tanda dari kerusakan ginjal
- Tes pencitraan, seperti USG, MRI, atau CT scan, untuk melihat ukuran, struktur, dan bentuk ginjal
- Biopsi ginjal, dokter akan mengambil sampel kecil dari jaringan ginjal dan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi penyebab kerusakan ginjal
- Rontgen dada, untuk memastikan bahwa penderita benar-benar mengalami edema paru dan mendeteksi kondisi lain yang menyebabkan sesak napas.
Baca juga: 8 Kebiasaan yang Dapat Menyebabkan Gagal Ginjal
Perawatan
Menurut Mayo Clinic, penanganan gagal ginjal kronis akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Namun, sering kali penyakit ini tidak dapat disembuhkan. Penanganan dilakukan untuk meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan menghambat perkembangan penyakit.
Berikut beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan pada penderita gagal ginjal kronis:
Pemberian obat-obatan dilakukan untuk mengendalikan penyakit yang menyebabkan gagal ginjal kronis, seperti:
- Obat hipertensi, seperti ACE inhibitor atau diuretik thiazide untuk menurunkan tekanan darah dan mengubah komposisi elektrolit dalam tubuh
- Obat untuk meredakan pembengkakan akibat penumpukan cairan di kaki
- Suplemen untuk anemia, suntikan hormon eritropoietin yang terkadang ditambah dengan zat besi, dapat meningkatkan produksi sel darah merah
- Obat untuk menurunkan kadar kolesterol atau statin, untuk menurunkan kadar kolesterol karena dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
- Obat untuk melindungi tulang, seperti suplemen kalsium dan vitamin D, dapat mencegah tulang rapuh dan menurunkan risiko patah tulang
- Diet rendah protein untuk meminimalkan produk limbah dalam darah.
Baca juga: 6 Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda
Pada kasus yang parah atau gagal ginjal kronis tahap akhir, penderita mungkin memerlukan prosedur berikut:
Dialisis merupakan proses untuk menghilangkan limbah dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik.
Terdapat dua jenis dialisis, yaitu:
- Hemodialisis atau cuci darah, prosedur dialisis dengan menggunakan mesin khusus
- Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), menggunakan cairan dialisis yang dimasukkan ke dalam perut untuk menyerap limbah dan cairan berlebih
Pada prosedur ini dokter akan mengganti ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari pendonor.
Setelah menjalani transplantasi, penderita harus mengonsumsi obat imunosupresif dalam jangka panjang agar tubuh tidak menorah organ cangkok.
Dengan melakukan transplantasi ginjal maka penderita tidak perlu lagi melakukan cuci darah seumur hidup.
Terdapat beberapa gaya hidup yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan ginjal, yaitu:
Kurangi konsumsi garam
- Hindari atau batasi makanan tinggi kalium, seperti pisang, jeruk, kentang, bayam, dan tomat
- Konsumsi makanan rendah kalium, seperti apel, kubis, wortel, kacang hijau, anggur, dan stroberi
- Batasi asupan protein, seperti daging, telur, susu, keju, dan kacang-kacangan
- Konsumsi makanan rendah protein, seperti sayur, buah-buahan, roti, dan cereal.
Baca juga: 4 Makanan Penyebab Gagal Ginjal yang Sebaiknya Dihindari
Komplikasi
Mengutip Mayo Clinic, gagal ginjal kronis dapat memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh. Gagal ginjal dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
- Penumpukan cairan, dapat menyebabkan pembengkakan pada lengan, kaki, dan paru-paru (edema paru)
- Hiperkalemia, yaitu peningkatan kadar kalium dalam darah secara mendadak yang dapat mengganggu fungsi jantung, bahkan mengancam nyawa
- Anemia
- Penyakit jantung
- Tulang menjadi lemah dan rentan patah (fraktur)
- Penurunan gairah seks, disfungsi ereksi, atau penurunan kesuburan pada pria
- Kerusakan pada sistem saraf pusat, yang dapat menyebabkan sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, atau kejang
- Daya tahan tubuh menurun sehingga penderita lebih rentan terkena infeksi
- Perikarditis, yaitu peradangan pada membran yang menyelimuti jantung (perikardium)
- Komplikasi kehamilan yang berisiko bagi ibu dan janin yang sedang berkembang.
Pencegahan
Dilansir dari Family Doctor, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gagal ginjal kronis, yaitu:
- Mengobati penyakit yang meningkatkan risiko terkena gagal ginjal kronis, seperti hipertensi dan diabetes
- Berhenti merokok
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi
- Rutin berolahraga
- Jaga berat badan tetap sehat dan ideal, lakukan diet jika memiliki berat badan berlebih
- Batasi konsumsi alkohol
- Minum banyak air dan pastika tubuh tetap terhidrasi
- Batasi asupan garam.
Baca juga: 3 Perbedaan Gagal Ginjal Kronik dan Akut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.