KOMPAS.com - Gangguan niktoin atau ketergantungan nikotin terjadi ketika seseorang membutuhkan nikotin dan tidak bisa berhenti menggunakannya.
Nikotin adalah bahan kimia dalam tembakau yang membuat pemakainya sulit untuk berhenti.
Nikotin menghasilkan efek menyenangkan di otak, tetapi efek ini bersifat sementara. Hal ini yang menyebabkan perokok menjadi kecanduan.
Baca juga: Kecanduan Nikotin: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Semakin banyak merokok, semakin banyak nikotin yang dibutuhkan untuk merasa baik.
Ketika mencoba untuk berhenti, perokok tersebut akan mengalami perubahan mental dan fisik yang tidak menyenangkan.
Hal tersebut adalah gejala penarikan nikotin.
Nikotin adalah bahan kimia dalam tembakau yang membuat seseorang kecanduan merokok.
Nikotin mencapai otak dalam beberapa detik setelah mengisap.
Di otak, nikotin meningkatkan pelepasan zat kimia otak yang disebut neurotransmiter, yang membantu mengatur suasana hati dan perilaku.
Dopamin, salah satu neurotransmiter ini, dilepaskan di pusat penghargaan otak dan menyebabkan perasaan senang dan meningkatkan suasana hati.
Nikotin dengan cepat menjadi bagian dari rutinitas harian dan terkait dengan kebiasaan dan perasaan.
Situasi umum yang memicu keinginan untuk merokok meliputi:
Untuk mengatasi ketergantungan nikotin, seseorang perlu menyadari pemicu dan membuat rencana untuk mengatasinya.
Baca juga: Mengenal Gejala Penarikan Nikotin yang Bikin Susah Berhenti Merokok
Bagi sebagian orang, menggunakan tembakau dalam jumlah berapa pun dapat dengan cepat menyebabkan ketergantungan nikotin.
Tanda-tanda bahwa seseorang telah kecanduan meliputi:
Gejala penarikan nikotin dapat dimulai dalam waktu 30 menit dari penggunaan tembakau terakhir dan akan tergantung pada tingkat kecanduan.
Faktor-faktor seperti berapa lama penggunaan tembakau dan berapa banyak tembakau yang digunakan setiap hari akan memengaruhi tingkat keparahan gejala.
Gejala putus nikotin bagi perokok meliputi:
Baca juga: Kecanduan Nikotin
Gejala penarikan untuk orang yang menggunakan tembakau kunyah sangat mirip. Antara lain:
Gejala putus nikotin biasanya memuncak dalam dua hingga tiga hari.
Jika ingin berhenti merokok atau gusar dengan ketergantungan niktoin, mintalah tim perawatan kesehatan untuk membantu mengembangkan rencana perawatan yang sesuai atau untuk memberi tahu di mana mendapatkan bantuan.
Dokter akan mengajukan pertanyaan atau meminta pasien mengisi kuesioner untuk melihat keparahan ketergantungan pada nikotin.
Mengetahui tingkat ketergantungan akan membantu dokter menentukan rencana perawatan yang tepat.
Semakin banyak rokok yang dihisap setiap hari dan semakin cepat merokok setelah bangun tidur, semakin besar ketergantungan.
Perokok jauh lebih mungkin untuk dapat berhenti merokok dengan menggunakan obat-obatan dan konseling, yang keduanya telah terbukti efektif, terutama jika dikombinasikan.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Beberapa produk berhenti merokok dikenal sebagai terapi pengganti nikotin karena mengandung jumlah nikotin yang bervariasi.
Beberapa dari terapi penggantian nikotin ini memerlukan resep, tetapi yang lain tidak.
Ada dua obat berhenti merokok yang disetujui yang tidak mengandung nikotin, dan keduanya hanya tersedia dengan resep dokter.
Obat-obatan membantu mengatasi masalah dengan mengurangi gejala penarikan dan kecanduan.
Sementara itu, konseling membantu perokok mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhenti merokok untuk selamanya.
Semakin banyak waktu yang dihabiskan dengan konselor, semakin baik hasil perawatan.
Asap tembakau mengandung lebih dari 60 bahan kimia penyebab kanker dan ribuan zat berbahaya lainnya.
Bahkan rokok herbal sekali pun memiliki bahan kimia berbahaya.
Orang yang merokok jauh lebih mungkin untuk mengembangkan dan meninggal karena penyakit tertentu daripada orang yang tidak merokok.
Banyak masalah kesehatan yang berbeda yang disebabkan oleh merokok, seperti:
Baca juga: 7 Alasan Kenapa Orang Sulit Berhenti Merokok
Merokok juga menimbulkan risiko kesehatan bagi orang-orang di sekitar perokok aktif.
Perokok pasif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru dan penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang tidak tinggal dengan perokok.
Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih rentan terhadap asma, infeksi telinga, dan pilek yang memburuk.
Cara terbaik untuk mencegah ketergantungan nikotin adalah dengan tidak menggunakan tembakau sejak awal.
Cara terbaik untuk menjauhkan anak-anak dari merokok adalah dengan tidak merokok sendiri.
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak merokok atau yang berhasil berhenti merokok jauh lebih kecil kemungkinannya untuk merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.