Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 06/12/2022, 15:21 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Suryanto, Sp.PD
Divalidasi oleh:
dr. Suryanto, Sp.PD

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Mayapada Hospital Bogor BMC www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Flu perut adalah peradangan dan iritasi usus yang disebabkan oleh virus, terutama norovirus atau rotavirus.

Kondisi ini dapat sangat menular dan menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang memiliki virus dan melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari saat Alami Flu Perut

Penyebab 

Menurut WebMD, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan flu perut, yaitu:

Penyebab umum

  • Kontak dengan seseorang yang memiliki virus
  • Mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
  • Tangan yang tidak dicuci setelah pergi ke kamar mandi atau mengganti popok

Penyebab lainnya

  • Tidak sengaja menelan air kolam renang yang terkontaminasi
  • Kandungan logam berat (arsenik, kadmium, timbal, atau merkuri) dalam air minum
  • Mengonsumsi banyak makanan asam seperti buah jeruk dan tomat
  • Racun yang mungkin ditemukan dalam makanan laut tertentu
  • Obat-obatan seperti antibiotik, antasida, pencahar, dan obat kemoterapi

Gejala 

Bergantung pada jenis virus yang Anda alami, gejala flu perut dapat berlangsung dari 1 hingga 14 hari setelah terinfeksi.

Baca juga: 4 Penyebab Umum Sakit Perut Pada Anak, Orangtua Harus Waspada

Berdasarkan Healthline, gejalanya flu perut dapat meliputi:

Gejala umum

  • Diare encer lebih dari 3 kali sehari
  • Demam atau kedinginan
  • Mual dan muntah
  • Sakit kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi
  • Berkeringat atau kulit lembab
  • Kram perut dan nyeri
  • Kehilangan selera makan

Gejala kronis

  • Diare berlangsung selama 2 hari atau lebih
  • Terdapat darah hadir dalam diare
  • Tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering atau pusing

Segera temui dokter Anda jika mengalami gejala di atas untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang lebih lanjut.

Komplikasi 

Dilansir dari Healthline, komplikasi utama flu perut adalah dehidrasi yang dapat mengancam keselamatan.

Komplikasi flu perut lainnya meliputi:

Baca juga: Sakit Perut

  • Ketidakseimbangan nutrisi
  • Kelemahan atau kelelahan tubuh
  • Kelemahan otot

Selain itu, jika Anda telah mengalami dehidrasi yang menyertai flu perut, maka kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi tersendiri seperti:

  • Pembengkakan otak
  • Koma
  • Syok hipovolemik, tubuh tidak memiliki cukup cairan atau darah
  • Gagal ginjal
  • Kejang

Diagnosis 

Menurut Healthline, pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis flu perut meliputi:

  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
  • Sampel tinja, menguji jenis virus atau untuk mendeteksi infeksi parasit atau bakteri

Perawatan 

Berdasarkan WebMD, fokus utama pengobatan adalah mencegah atau mengatasi dehidrasi dengan cara berikut:

Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut dan Nyeri Dada yang Terjadi Bersamaan

  • Larutan rehidrasi oral dengan dosis yang disarankan oleh dokter
  • Minum banyak air secara perlahan atau bertahap
  • Rekomendasi rawat inap dan cairan intravena untuk kasus yang parah
  • Hindari produk susu, kafein, dan alkohol sampai pemulihan selesai
  • Mengonsumsi makanan hambar dan mudah dicerna

Pencegahan 

Menurut Healthline, Anda dapat mengurangi risiko mengalami flu perut dengan cara:

  • Sering mencuci tangan, terutama setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum menyiapkan makanan
  • Jangan berbagi peralatan dapur, piring, atau handuk jika ada anggota keluarga yang sakit
  • Jangan makan makanan mentah atau setengah matang
  • Cuci buah dan sayuran secara menyeluruh
  • Melakukan vaksinasi, terutama pada bayi berusia 2 bulan atas rekomendasi dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Baca tentang

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau