Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2021, 09:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aorta adalah pembuluh darah utama dan terbesar dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.

Di dalam aorta terdapat dinding tebal yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk aorta meski tekanan darah di dalamnya tinggi.

Ketika dinding aorta mengalami kerusakan atau gangguan maka dinding aorta akan melemah dan tidak dapat menahan tekanan darah di dalamnya.

Baca juga: Penyebab Aneurisma Aorta dan Gejalanya

Kondisi ini dapat menyebabkan aneurisma aorta, yaitu kondisi kesehatan di mana terjadi penggelembungan atau penonjolan abnormal pada dinding aorta.

Aneurisma aorta dapat terjadi di berbagai lokasi pada aorta, termasuk pada bagian perut. Kondisi ini disebut dengan aneurisma aorta abdominalis (AAA).

Aneurisma aorta abdominalis (AAA) merupakan kondisi di mana terjadi penonjolan abnormal pada aorta yang mengalir dari jantung ke organ dan jaringan di bagian bawah tubuh.

Kondisi ini merupakan kondisi serius karena dapat menyebabkan kerusakan pada daerah dinding aorta dan ukuran aorta dapat semakin besar dan pecah.

Pecahnya aorta akan menimbulkan perdarahan internal yang dapat membahayakan nyawa penderitanya, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gejala

Merangkum dari Mayo Clinic dan Family Doctor, aneurisma aorta abdominalis kerap terjadi tanpa menimbulkan gejala apa pun atau bersifat asimptomatik.

Selain itu, kondisi ini umumnya berkembang secara lambat dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Namun, ketika aneurisma aorta abdominalis semakin melebar atau bertambah besar, bahkan menyebabkan aorta robek atau pecah maka kondisi ini dapat menimbulkan gejala, seperti:

  • Perut atau samping perut terasa nyeri yang muncul secara tiba-tiba sesuai dengan bertambah besarnya ukuran aneurisma
  • Nyeri yang menyebar ke daerah selangkangan, tungkai kaki, dan pantat
  • Sakit atau nyeri punggung
  • Mual dan muntah
  • Nyeri atau kekakuan yang terus menerus pada abdominal atau otot perut
  • Buang air kecil atau buang air besar bermasalah
  • Tubuh berkeringat
  • Daerah sekitar pusar terasa berdenyut
  • Sesak napas
  • Syok.

Baca juga: Aneurisma Aorta

Penyebab

Dirangkum dari Mayo Clinic dan DocDoc, hingga saat ini penyebab aneurisma aorta abdominalis masih belum diketahui secara pasti.

Meskipun demikian, terdapat beberapa kondisi yang diduga dapat menyebabkan aneurisma aorta abdominalis, yaitu:

  1. Pengerasan dinding arteri
    Kondisi ini dapat disebabkan karena penyakit aterosklerosis, yaitu pengerasan arteri akibat timbunan plak kolesterol pada dinding arteri
  2. Tekanan darah tinggi
    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan dan melemahkan dinding aorta
  3. Penyakit pada pembuluh darah aorta
    Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan pada pembuluh darah, seperti giant cell arteritis atau arteritis sel raksasa
  4. Infeksi pada aorta
    Meskipun jarang, infeksi bakteri atau jamur juga dapat menyebabkan aneurisma aorta abdominalis
  5. Trauma atau cedera
    Trauma atau cedera akibat kecelakaan kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan aneurisma aorta abdominalis
  6. Faktor keturunan atau genetik
    Penyakit keturunan atau kelainan bawaan, seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan diduga juga dapat menyebabkan penyakit ini.

Faktor risiko

Menurut Healthline, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko menderita aneurisma aorta abdominalis, seperti:

Baca juga: 9 Gejala Aneurisma Otak dan Penyebabnya

  • Berjenis kelamin laki-laki
  • Memiliki berat badan berlebih atau mengalami obesitas
  • Berusia di atas 60 tahun
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung
  • Memiliki tekanan darah tinggi, terutama bagi seseorang yang berusia antara 35 sampai 60 tahun
  • Memiliki kolesterol tinggi atau penumpukan lemak pada pembuluh darah (aterosklerosis)
  • Menjalani gaya hidup yang tidak sehat atau kurang aktif bergerak, seperti jarang berolahraga
  • Pernah mengalami trauma pada perut atau kerusakan pada bagian tengah tubuh
  • Memiliki kebiasaan merokok.

Diagnosis

Melansir dari Family Doctor, penyakit ini kerap kali ditemukan ketika seseorang melakukan pemeriksaan untuk kondisi medis yang lain.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu memastikan diagnosis penyakit ini, meliputi:

  • Ultrasonografi (USG) atau ekokardiogram

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bagian dari dalam perut penderita

  • CT scan

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan gelombang sinar X untuk menghasilkan gambar aorta secara jelas.

Sebelum melakukan pemeriksaan ini, dokter akan menyuntikkan zat pewarna ke pembuluh darah agar hasil pencitraan menjadi lebih jelas.

Baca juga: Aneurisma Otak: Gejala dan Penyebabnya

  • Magnetic resonance imaging (MRI)

Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar dari organ tubuh.

  • Angiografi

Pemeriksaan ini menggunakan zat pewarna khusus dan bantuan sinar X atau foto rontgen untuk memeriksa bagian dalam pembuluh darah arteri.

Angiografi dapat membantu dokter menentukan tingkat keparahan penyakit dengan melihat seberapa banyak kerusakan atau penyumbatan pada pembuluh darah.

Perawatan

Mengutip Mayo Clinic, penanganan penyakit ini bertujuan untuk mencegah pecahnya dari aneurisma.

Metode penanganan akan disesuaikan dengan ukuran dari aneurisma aorta dan seberapa cepat pertumbuhannya.

Metode penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, di antaranya:

  • Pemantauan medis

Apabila aneurisma aorta abdominalis berukuran kecil tanpa menimbulkan gejala maka dokter biasanya akan merekomendasikan metode ini.

Selama pemantauan medis dokter akan melakukan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pencitraan, seperti ultrasonografi, setidaknya setiap enam bulan sekali.

Hal ini dilakukan untuk memastikan aneurisma tidak semakin membesar dan untuk mengatasi kondisi medis lain, seperti hipertensi, yang dapat memperparah aneurisma.

Baca juga: Aneurisma Berry

  • Pembedahan

Prosedur operasi mungkin diperlukan jika ukuran aneurisma tergolong besar atau pertumbuhan aneurisma terjadi dengan cepat.

Selain itu, prosedur operasi juga dapat dilakukan apabila penderita mengalami gejala, seperti nyeri perut atau terjadi kebocoran pada aneurisma.

Jenis operasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan ukuran dan lokasi aneurisma, usia, serta kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.

Pilihan operasi aneurisma aorta abdominalis, di antaranya:

    • Endovascular surgery

Prosedur ini dilakukan dengan memasang kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah arteri di paha lalu diarahkan menuju lokasi aneurisma.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemasangan graft untuk memperkuat bagian dari dinding aorta yang melemah dan untuk mencegah aneurisma pecah.

    • Open abdominal surgery

Pada prosedur ini dokter akan melakukan pengangkatan bagian aorta yang rusak dan menggantinya dengan graft atau cangkok.

Komplikasi

Dilansir dari Cedars-Sinai, terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat aneurisma aorta abdominalis, yaitu:

Baca juga: Aneurisma Otak

  1. Diseksi aorta, merupakan kondisi yang dapat membahayakan nyawa karena terjadi robekan pada lapisan dalam pembuluh darah aorta
  2. Ruptur, yaitu robek atau pecahnya aneurisma aorta abdominalis.

Pencegahan

Menurut Medical News Today, aneurisma aorta abdominalis tidak dapat selalu dicegah karena penyakit ini dapat terjadi karena faktor genetik.

Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya aneurisma aorta abdominalis, yaitu:

  1. Konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
  2. Rutin berolahraga
  3. Hentikan kebiasaan merokok
  4. Jaga berat badan tetap ideal dan sehat, lakukan diet jika mengalami obesitas atau memiliki berat badan berlebih
  5. Batasi konsumsi minuman beralkohol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com