Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/01/2022, 17:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Eksim adalah suatu kondisi yang membuat kulit menjadi merah dan gatal. Kondisi umum terjadi pada anak-anak, tapi dapat terjadi pada usia berapa pun.

Kondisi yang juga dikenal dengan istilah medis dermatitis atopik ini dapat berlangsung lama (kronis) dan cenderung kambuh secara berkala. Terkadang kondisi ini juga dapat disertai asma atau demam.

Belum ada obat tersedia untuk gangguan kulit ini.

Baca juga: Gejala dan Penyebab Penyakit Eksim

Namun, pengobatan serta tindakan perawatan diri dapat meredakan gatal dan mencegah penyebaran area baru yang terpengaruh.

Misalnya, seperti menghindari sabun dengan bahan kimia keras, melembapkan kulit secara teratur, serta mengoleskan krim atau salep obat.

Jenis

Terdapat beberapa jenis eksim, di antaranya:

  • eksim diskoid: eksim berupa bercak melingkar atau oval
  • dermatitis kontak: eksim yang terjadi saat tubuh bersentuhan dengan zat tertentu
  • varises eksim: paling sering memengaruhi kaki bagian bawah dan disebabkan oleh masalah dengan aliran darah melalui vena kaki
  • eksim seboroik: eksim dengan bercak merah dan bersisik yang berkembang di sisi hidung, alis, telinga, dan kulit kepala
  • eksim dishidrotik (pompholyx): eksim yang menyebabkan lepuh kecil pecah di telapak tangan.

Gejala

Gejala eksim dapat bervariasi tergantung pada usia seseorang dan tingkat keparahan kondisinya, serta dapat bervariasi pada tiap individu.

Terdapat periode tertentu saat penderita mengalami gejala yang memburuk, diikuti oleh periode saat gejala mereda atau bahkan hilang.

Gejala umum eksim

Dalam kebanyakan kasus, gejala eksim tergolong ringan. Gejala yang paling umum meliputi:

Baca juga: 3 Cara Mengobati Eksim Agar Tak Mudah Kambuh

  • kulit kering bersisik
  • kulit memerah gatal
  • luka terbuka, berkerak, atau mengelupas.

Orang dengan eksim parah mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif untuk meredakan gejala yang timbul.

Selain itu, menggosok dan menggaruk kulit yang terasa gatal terus menerus juga dapat menyebabkan infeksi kulit.

Pada orang dengan kulit berwarna, ruam eksim mungkin dapat berwarna abu-abu atau coklat. Hal ini dapat melihat eksim lebih sulit untuk terlihat.

Namun, orang kulit berwarna juga bisa mendapatkan bercak kulit gelap atau terang, bahkan setelah gejala eksim hilang dan dapat bertahan lama.

Bercak ini disebut sebagai hiperpigmentasi dan depigmentasi atau hipopigmentasi.

Gejala eksim bayi

Pada bayi berusia di bawah dua tahun, gejala yang dapat timbul yaitu:

  • ruam di kulit kepala dan pipi
  • ruam yang menggelembung sebelum mengeluarkan cairan
  • ruam yang terasa luar biasa gatal dan mengganggu tidur.

Pada anak berusia di atas dua tahun, gejala dermatitis atopik, adalah:

  • ruam di balik lipatan siku atau lutut
  • ruam di leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan lipatan antara bokong dan kaki
  • ruam bergelombang
  • ruam berwarna terang atau lebih gelap dari kulit
  • penebalan kulit atau likenifikasi, dapat berkembang menjadi gatal permanen.

Baca juga: 3 Cara Atasi Eksim Pada Anak, Orangtua Wajib Tahu

Kebanyakan orang dengan kondisi ini mengalaminya sebelum usia 5 tahun. Melansir Medical News Today, sekitar 60 persen anak-anak tidak lagi menimbulkan gejala pada masa remaja.

Anak-anak Afrika Amerika dan Hispanik mungkin mengalami eksim yang lebih parah daripada anak-anak berkulit putih.

Gejala eksim dewasa

Beberapa gejala yang umum terjadi pada orang dewasa, meliputi:

  • ruam yang lebih bersisik daripada ruam anak-anak
  • ruam terjadi di lipatan siku, lutut, atau tengkuk
  • ruam yang menutupi sebagian besar tubuh kulit sangat kering di daerah yang terpengaruhi
  • ruam gatal permanen.

Orang dewasa yang pernah mengalami eksim saat kecil tapi sembuh saat dewasa masih memiliki risiko kulit kering atau mudah teriritasi, eksim tangan, dan eksim pada kelopak mata.

Kondisi tampilan kulit pada orang dengan dermatitis atopik akan bergantung pada seberapa banyak penderitanya menggaruk dan jika kulit terinfeksi.

Penyebab

Belum diketahui pasti penyebab dari eksim atopik, tapi yang pasti bukan disebabkan dari satu penyebab tunggal.

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang mengalami alergi. Istilah ‘atopik’ memiliki kepekaan atau sensitif terhadap alergen (hal yang dapat menyebabkan alergi).

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Penderita Eksim

Kondisi ini dapat bersifat genetik (diwariskan dalam keluarga) dan dapat berkembang dengan kondisi lain, seperti asma dan demam.

Gejala yang timbul seringkali dipicu oleh hal-hal tertentu, seperti sabun, deterjen, stres, atau cuaca.

Dalam beberapa kasus, alergi terhadap makanan dapat menjadi penyebab, khususnya anak kecil dengan eksim parah.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan melakukan evaluasi terhadap kulit dan mencari tanda-tanda khas eksim seperti kemerahan dan kekeringan.

Selain itu, penyedia layanan kesehatan juga akan bertanya terkait gejala yang timbul.

Biasanya, eksim dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan kulit.

Namun, jika ada keraguan tertentu, terdapat beberapa tes yang mungkin dilakukan, seperti:

  • tes alergi kulit
  • tes darah untuk memeriksa penyebab ruam yang mungkin tidak terkait dengan dermatitis
  • biopsi kulit untuk membedakan satu jenis dermatitis dari yang lain.

Perawatan

Perawatan dapat membantu meringankan gejala dan membuat keadaan kulit membaik seiring berjalannya waktu.

Namun, belum ada obat khusus untuk mengobati eksim.

Baca juga: Mengenal Kaitan antara Eksim dan Asma

Beberapa perawatan yang dapat digunakan untuk mengontrol gejala dan mengelola eksim, meliputi:

  • teknik perawatan diri: seperti mengurangi menggaruk atau menghindari pemicu
  • menggunakan emolien (perawatan pelembab): digunakan setiap hari untuk kulit kering
  • kortikosteroid topikal: digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal saat kambuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau