Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2022, 18:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak protein dalam urine.

Sindrom nefrotik biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kelompok pembuluh darah kecil di ginjal yang menyaring limbah dan kelebihan air dalam darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan, khususnya di kaki dan pergelangannya. Selain itu, juga meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.

Baca juga: Kenali Pemeriksaan Protein Urine untuk Melihat Fungsi Ginjal

Gejala

Beberapa gejala utama yang dikaitkan dengan sindrom nefrotik meliputi:

  • pembengkakan: rendahnya tingkat protein dalam darah mengurangi aliran air dari jaringan tubuh kembali ke pembuluh darah, menyebabkan pembengkakan (edema). Biasanya pertama kali muncul di sekitar mata, lalu di sekitar kaki bagian bawah dan seluruh tubuh.
  • infeksi: antibodi adalah sekelompok protein khusus dalam darah yang membantu melawan infeksi.
  • perubahan urine: terkadang, tingginya kadar protein yang masuk ke dalam urine dapat menyebabkannya berbusa. Hal ini memengaruhi produksi urine yang membuatnya lebih sedikit.
  • pembekuan darah: protein penting yang membantu mencegah pembekuan darah dapat keluar melalui urine pada orang dengan sindrom nefrotik. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah yang berpotensi serius. Selama kambuh, darah juga menjadi lebih terkonsentrasi dan menyebabkan pembekuan.

Penyebab

Sindrom nefrotik dapat terjadi saat seseorang menderita penyakit yang merusak filter ginjal sehingga tidak berfungsi dengan efektif.

Terdapat penyebab primer dan sekunder dari sindrom nefrotik.

Penyebab primer atau utama adalah penyakit yang hanya menyerang ginjal. Pada orang dewasa, penyebab paling umum adalah penyakit bernama glomerulosklerosis segmental fokal (FSGS).

Baca juga: Hati-hati, Protein Urine Tinggi Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal

Cara utama untuk mengetahui jika seseorang menderita FSGS adalah dengan melakukan biopsi ginjal.

Meski dengan perawatan, kebanyakan penderita FSGS cenderung berisiko mengalami gagal ginjal dan perlu menjalani dialisis atau melakukan transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.

Sayangnya, masih terdapat kemungkinan FSGS akan kembali setelah transplantasi dan merusak ginjal yang baru.

Pada anak-anak, penyebab utama paling umum sindrom nefrotik adalah penyakit perubahan minimal (minimal change disease).

Penyebab sekunder sindrom nefrotik adalah penyakit yang menyerang seluruh tubuh, termasuk ginjal.

Dalam kebanyakan kasus, sindrom nefrotik terjadi akibat penyebab sekunder. Pada orang dewasa dan anak, penyebab sekunder paling umum adalah diabetes.

Siapapun dapat mendapatkan sindrom nefrotik, tapi lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita.

Biasanya penyakit ini jgua terjadi pada anak-anak di antara usia 2 hingga 6 tahun.

Beberapa faktor risiko lain yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena sindrom ini, yatu:

  • memiliki penyakit yang memengaruhi ginjal seperti FSGS, lupus, atau diabetes
  • minum obat-obatan tertentu seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau antibiotik
  • memiliki infeksi seperti HIV, hepatitis B dan C, atau malaria.

Baca juga: 3 Penyebab Protein Urine pada Ibu Hamil Tinggi dan Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Tes dan prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis sindrom nefrotik meliputi:

  • tes urine: urinalisis dapat menunjukkan adanya kelainan pada urine, seperti protein dalam jumlah besar. Pasien juga mungkin diminta untuk mengumpulkan sampel urin selam 24 jam
  • tes darah: dilakukan untuk menunjukan kadar protein albumin yang rendah dan seringkali menurunkan kadar protein darah secara keseluruhan. Kehilangan albumin seringkali dikaitkan dengan peningkatan kolesterol darah dan trigliserida darah. Tingkat kreatinin dan urea nitrogen dalam darah juga dapat diukur untuk menilai fungsi ginjal secara keseluruhan
  • biopsi ginjal: selama biopsi ginjal, jarum dimasukkan melalui kulit untuk mengambil sampel jaringan dan diuji di laboratorium.

Perawatan

Perawatan utama sindrom nefrotik adalah steroid, tapi perawatan tambahan juga dapat digunakan jika seorang anak mengalami efek samping yang signifikan.

Sebagian besar anak mengalami kekambuhan hingga akhir masa remaja dan perlu mengonsumsi steroid saat ini terjadi.

Selain itu, anak juga mungkin dirujuk untuk menemui spesialis ginjal anak (nefrologis pediatrik) untuk menjalani tes dan perawatan spesialis.

Tidak ada obat khusus untuk sindrom nefrotik. Namun, dokter dapat memberikan obat tertentu untuk meringankan gejala.

Baca juga: 21 Penyebab Protein Urine Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Obat untuk mengontrol tekanan darah dan kolesterol dapat membantu mencegah penderita sindrom nefrotik terkena serangan jantung atau stroke.

Obat-obatan yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dalam tubuh dapat membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi pembengkakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau