Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/10/2021, 14:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Regurgitasi aorta adalah kondisi saat katup aorta tidak menutup rapat.

Akibatnya, darah dapat mengalir dari aorta (pembuluh darah terbesar) ke ventrikel kiri (ruang jantung).

Jantung terbagi menjadi empat ruangan dan masing-masing memiliki katup yang menjadi tempat darah keluar-masuk.

Baca juga: 12 Penyebab Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Katup yang sehat dapat terbuka lebar dan membiarkan darah bergerak bebas dalam perjalanan bolak-balik melalui jantung dan tubuh.

Katup kemudian harus tertutup rapat hingga detak jantung berikutnya.

Regurgitasi aorta terjadi saat pembuka penutup katup tidak menutup kencang seperti seharusnya. Akibatnya, darah yang seharusnya bergerak pun kembali ke dalam.

Gejala

Beberapa gejala regurgitasi aorta adalah sebagai berikut:

  • sesak napas saat berolahraga atau berbaring
  • kelelahan dan kelemahan, khususnya saat aktivitas meningkat
  • bising jantung
  • denyut nadi tidak teratur (aritmia)
  • pusing atau pingsan
  • nyeri dada (angina), tidak nyaman, atau sesak, terutama saat berolahraga
  • sensasi detak jantung yang cepat dan berdebar (palpitasi)
  • pergelangan kaki dan kaki bengkak

Penyebab

Umumnya, regurgitasi aorta disebabkan akibat melemahnya jaringan katup akibat:

  • proses penuaan
  • tekanan darah tinggi
  • infeksi bakteri pada jaringan jantung
  • sifilis yang tidak diobati atau cedera

Baca juga: Diseksi Aorta

Selain itu, beberapa kondisi yang dapat mendasari terjadinya regurgitasi aorta dapat meliputi hal berikut.

  • Demam rematik: radang tenggorokan dapat menjadi demam rematik jika tidak ditangani dengan baik.
  • Cacat jantung bawaan: sebagian besar katup aorta memiliki tiga katup. Kondisi cacat jantung yang cukup umum menyerang sejak lahir adalah saat orang hanya memiliki dua daun katup. Kondisi ini juga disebut dengan katup aorta bikuspidalis.
  • Endokarditis: infeksi jantung ini biasanya berawal pada lokasi lain di tubuh. Keberadaan kuman atau bakteri yang mengalir pada darah ke jantung dapat menyebabkan kerusakan.
  • Stenosis katup aorta: terjadi saat katup aorta tidak dapat membuka sepenuhnya akibat terlalu tebal atau kaku. Kondisi ini juga dapat mempersulit saat katup harus menutup sehingga menyebabkan regurgitasi.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena regurgitasi aorta, yaitu:

  • usia lanjut
  • memiliki riwayat atau sedang sakit jantung
  • penyakit jantung bawaan lahir
  • tekanan darah tinggi

Diagnosis

Beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis regurgitasi katup aorta, yaitu.

  • Elektrokardiogram (EKG). Alat untuk merekam aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, seperti tilt table test dan exercise test.
  • Ekokardiogram. Pemeriksaan ini dapat menemukan sumber gumpalan di jantung yang mungkin telah berpindah ke otak dan menyebabkan stroke.
  • MRI Jantung. Penggunaan gelombang radio dan magnet untuk menunjukkan visualisasi mendetail jantung dan mendeteksi pembuluh darah yang rusak.
  • Rontgen Dada (X-Ray). X-ray dapat menunjukkan jika jantung atau aorta membesar dan juga menunjukkan kondisi paru-paru.

Baca juga: Penyebab Aneurisma Aorta dan Gejalanya

Komplikasi

Kemungkinan komplikasi regurgitasi katup aorta dapat meliputi:

  • pingsan atau merasa pusing
  • gagal jantung
  • infeksi yang memengaruhi jantung, seperti endokarditis
  • aritmia
  • kematian

Perawatan

Regurgitasi ringan bisa jadi tidak memerlukan perawatan apapun. Cukup dengan observasi teratur melalui pemeriksaan bisa terangani.

Jika penderita memiliki tekanan darah tinggi, dokter akan memberikan obat-obatan dan menyarankan perubahan gaya hidup.

Dalam kasus lebih serius, opsi dapat melibatkan penggantian katup aorta melalui pembedahan terbuka konvensional atau dengan prosedur lebih modern yang dikenal sebagai penggantian katup aorta transkateter (TAVR).

Melalui prosedur TAVR, dokter akan menggunakan kateter yang mengalir melalui arteri ke katup aorta.

Lalu, dokter akan memasukkan katup pengganti di lokasi katup yang rusak. Setelah terpasang, dokter akan mengeluarkan kateter dan jantung akan bekerja seperti semula.

Baca juga: 8 Gejala Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau