Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2022, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trombositosis adalah suatu kondisi ketika jumlah trombosit berlebihan dalam darah.

Trombosit adalah sel darah dalam plasma yang menghentikan pendarahan dengan saling menempel membentuk gumpalan.

Terlalu banyak trombosit dapat menyebabkan kondisi tertentu, seperti stroke, serangan jantung atau pembekuan di pembuluh darah.

Baca juga: Mengenali Penyebab Trombosit Tinggi dan Gejalanya

Penyebab

Sumsum tulang mengandung sel punca yang bisa menjadi sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit.

Trombosit saling menempel, membantu darah membentuk gumpalan yang menghentikan pendarahan saat merusak pembuluh darah, seperti saat melukai diri sendiri.

Trombositosis terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak trombosit.

Gejala

Pasien trombositosis biasanya tidak memiliki gejala.

Apabila terkena gejala, biasanya meliputi:

  • Memar kulit
  • Pendarahan dari tempat-tempat seperti hidung, mulut dan gusi
  • Pendarahan di perut atau saluran usus
  • Pembekuan darah yang tidak normal juga dapat terjadi, sehinga menyebabkan stroke, serangan jantung dan pembekuan yang tidak biasa di pembuluh darah perut. 

Diagnosis

Mendeteksi masalah yang menyebabkan trombositosis, seperti anemia defisiensi besi, kanker, atau infeksi dapat membantu dalam diagnosis dan perawatan trombositosis.

Penyedia layanan kesehatan dapat melakukan tes darah untuk gen tertentu, seperti JAK2, yang digunakan untuk mendiagnosis tumor esensial (ET).

Baca juga: Memahami Fungsi Trombosit dan Kadar Normalnya

Mutasi gen lain juga dapat diuji untuk diagnosis, tetapi metode ini cenderung kurang akurat.

Dokter juga dapat menyarankan biopsi sumsum tulang untuk membantu memastikan diagnosis. 

Perawatan

Trombositosis reaktif biasanya diobati dengan mengobati kondisi yang menyebabkannya.

Misalnya, jika trombositosis reaktif disebabkan oleh anemia, setelah anemia diobati, jumlah trombosit dapat kembali normal.

Aspirin untuk menghambat fungsi pembekuan trombosit yang normal sering diresepkan untuk pasien trombositosis yang dianggap berisiko mengalami pembekuan darah.

Beberapa pasien trombositemia esensial juga dapat memerlukan pengobatan berkelanjutan lainnya untuk menurunkan jumlah trombosit yang tinggi.

Obat-obatan untuk mengobati jumlah trombosit yang tinggi, seperti hidroksiurea, anagrelide dan interferon alfa dapat digunakan.

Kombinasi pengobatan yang paling umum untuk pasien dengan trombositemia esensial yang berisiko tinggi untuk pembekuan darah adalah hidroksiurea ditambah obat antiplatelet seperti aspirin.

Karena biasanya tidak menimbulkan gejala, pasien umumnya tidak akan tahu telah terserang trombositosis kecuali tes darah rutin menunjukkan jumlah trombosit yang lebih tinggi dari normal.

Jika itu terjadi, dokter akan mencoba menentukan alasannya.

Baca juga: Berapa Nilai Trombosit Normal?

Komplikasi

Trombositosis primer atau trombositemia esensial, dapat menyebabkan perdarahan serius atau komplikasi pembekuan.

Kondisi ini biasanya dapat dihindari dengan mempertahankan kontrol yang baik dari jumlah trombosit dengan obat-obatan.

Namun, setelah bertahun-tahun menderita penyakit, fibrosis sumsum tulang (jaringan parut) dapat berkembang.

Pencegahan

Trombositosis dapat dicegah dengan perubahan pola hidup sehat, seperti:

  • Makan makanan sehat, seperti biji-bijian, sayuran dan buah-buahan, dan rendah lemak jenuh. Hindari lemak trans
  • Tingkatkan aktivitas fisik
  • Berhenti merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau