KOMPAS.com - Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, selaput yang melapisi dinding perut bagian dalam dan menutupi organ-organ di dalam perut.
Peradangan ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Terdapat dua jenis peritonitis, yakni:
Baca juga: 10 Makanan dan Minuman untuk Redakan Sakit Perut
Peritonitis memerlukan perhatian medis segera untuk melawan infeksi.
Lapisan perut (peritoneum) menutupi organ dalam seperti ginjal, hati dan usus. Jika lapisan tersebut terinfeksi, organ dalam yang ditutupinya juga bisa rusak.
Hal ini paling sering terjadi karena hal-hal seperti:
Dalam kasus yang jarang terjadi, jika bakteri masuk ke dialisis peritoneal yang digunakan untuk mengobati gagal ginjal juga dapat menyebabkan infeksi.
Perut akan sangat sakit atau lunak.
Baca juga: 10 Penyebab Sakit Perut Bagian Atas
Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk saat perut disentuh atau saat bergerak. Perut mungkin terlihat atau terasa kembung, kondisi ini disebut distensi perut.
Gejala lainnya meliputi:
Untuk mendiagnosis peritonitis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa perut terasa kencang atau lunak.
Tes darah dan tes lain yang memberikan gambaran bagian dalam perut juga dapat digunakan untuk menentukan penyebab penyakit.
Tes lain yang dimaksud adalah CT scan atau ultrasound.
Penyebabnya harus segera diidentifikasi dan diobati. Perawatan biasanya meliputi:
Baca juga: 23 Penyebab Sakit Perut Setelah Makan yang Bisa Terjadi
Peritonitis dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati.
Hubungi dokter segera jika mengalami nyeri tekan perut atau perut kembung yang berhubungan dengan:
Jika tidak diobati, peritonitis dapat melampaui peritoneum, hal itu dapat menyebabkan Infeksi di seluruh tubuh (sepsis).
Seringkali, peritonitis yang terkait dengan dialisis peritoneal disebabkan oleh kuman di sekitar kateter.
Jika menerima dialisis peritoneal, lakukan langkah-langkah berikut untuk mencegah peritonitis:
Baca juga: 13 Cara Mengatasi Sakit Perut saat Haid Pakai Obat dan Secara Alami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.