KOMPAS.com - Sel darah putih atau leukosit merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan mikroorganisme penyebab infeksi.
Terdapat lima jenis sel darah putih dengan peran yang berbeda saat melawan penyakit dan infeksi, yaitu neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, kadar leukosit harus dalam batas normal.
Baca juga: Leukopenia: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengatasinya
Normalnya, kadar sel darah putih dalam tubuh orang dewasa berkisar antara 4.500 hingga 11.000 sel per mikroliter.
Menurut WebMD, bayi yang baru lahir memiliki kadar sel darah putih yang lebih tinggi hingga mencapai 38.000 sel per mikroliter.
Seiring bertambahnya usia, kadar sel darah putih akan menurun hingga sesuai dengan batas normal kadar sel darah putih orang dewasa.
Jika kadar sel darah putih di bawah normal maka kekebalan tubuh akan melemah sehingga tubuh rentan terkena infeksi.
Akan tetapi, kadar sel darah putih atau leukosit dalam darah yang terlalu banyak akan menimbulkan kondisi medis yang disebut leukositosis.
Leukositosis terjadi ketika kadar sel darah putih atau leukosit dalam darah orang dewasa lebih dari 11.000 sel per mikroliter.
Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, peradangan, alergi, stres berat, gangguan autoimun, hingga leukemia.
Merangkum Healthline dan Drugs.com, berikut beberapa gejala dari leukositosis:
Baca juga: 5 Fungsi Sel Darah Putih sesuai Jenisnya
Dilansir dari situs Healthline, penyebab leukositosis dapat dikategorikan berdasarkan peningkatan sel darah putih sesuai dengan jenisnya. Berikut penjelasannya:
Leukositosis yang terjadi akibat kadar neutrofil dalam darah meningkat. Neutrofil setidaknya berjumlah 40 hingga 60 persen dari total leukosit dalam tubuh.
Neutrofilia menjadi jenis leukositosis yang paling umum terjadi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Leukositosis yang terjadi ketika kadar limfosit dalam darah meningkat. Limfosit setidaknya berjumlah 20 hingga 40 persen dari total sel darah putih dalam tubuh.
Limfositosis termasuk jenis leukositosis yang cukup sering ditemukan. Beberapa kondisi yang menyebabkan kadar limfosit meningkat, meliputi:
Baca juga: 17 Penyebab Sel Darah Putih Tinggi, Bisa Tanda Infeksi sampai Kanker
Leukositosis yang terjadi akibat kadar eosinofil dalam darah meningkat.
Kondisi ini cukup jarang terjadi karena eosinofil hanya berjumlah sekitar satu hingga empat persen dalam leukosit tubuh.
Beberapa kondisi yang menyebabkan kadar eosinofil meningkat, meliputi:
Leukositosis yang terjadi karena kadar monosit dalam darah meningkat. Monosit hanya terdapat sekitar dua hingga delapan persen dari jumlah sel darah putih dalam tubuh.
Berikut beberapa kondisi yang menyebabkan monositosis:
Leukositosis yang terjadi akibat kadar basofil dalam darah meningkat. Kondisi ini merupakan jenis leukositosis yang langka karena basofil berjumlah kurang dari satu persen.
Baca juga: Leukoplakia
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan basofilia, meliputi:
Menurut Very Well Health, terdapat beberapa gangguan sel darah putih yang meningkatkan risiko seseorang mengalami leukositosis, yaitu:
Dikutip dari Healthline, jika tidak hamil, kadar leukosit dalam tubuh orang dewasa berkisar antara 4.500 hingga 11.000 sel per mikroliter.
Kadar sel darah putih atau leukosit di atas 11.000 dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami leukositosis.
Jumlah leukosit sebesar 50.000 hingga 100.000 sel per mikroliter merupakan tanda bahwa tubuh mengalami infeksi parah, menolak organ baru, atau kanker.
Sedangkan jumlah leukosit di atas 100.000 dapat menjadi tanda dari leukemia atau kanker darah dan sumsum tulang lainnya.
Baca juga: 7 Gejala Leukimia Pada Anak
Terdapat tiga jenis tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis leukositosis, yakni:
Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk mengetahui kadar dari setiap jenis sel darah putih.
Pemeriksaan ini dilakukan jika dokter mendeteksi adanya gejala neutrofilia atau limfositosis.
Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengoleskan lapisan tipis dari sampel darah pada kaca objek lalu menggunakan mikroskop untuk melihat sel.
Pada pemeriksaan ini dokter akan mengambil sampel sumsum tulang dari bagian tengah tulang dengan jarum panjang untuk diperiksa lebih lanjut menggunakan mikroskop.
Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi keberadaan sel abnormal atau kelainan pada sumsum tulang.
Melansir dari Healthline, penanganan leukositosis akan disesuaikan dengan kondisi yang mendasarinya. Beberapa metode penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Baca juga: Mengapa Penderita Leukimia Mengalami Gusi Berdarah?
Dikutip dari laman Medscape, leukositosis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Menurut Healthline, beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah leukositosis adalah:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.