Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Komplikasi Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 08/02/2021, 14:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber WebMD,NHS

KOMPAS.com - Pneumonia adalah pembengkakan (peradangan) jaringan di salah satu atau kedua paru-paru.

Pneumonia biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.

Tapi, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh virus, termasuk virus corona penyebab Covid-19.

Baca juga: 8 Gejala Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Gejala pneumonia

Melansir NHS, gejala pneumonia dapat berkembang secara tiba-tiba dalam waktu 24 hingga 48 jam atau muncul lebih lambat selama beberapa hari.

Gejala umum pneumonia antara lain, meliputi:

  • Batuk yang bisa jadi kering atau mengeluarkan lendir kental (dahak) berwarna kuning, hijau, cokelat atau bernoda darah
  • Kesulitan bernapas, di mana kondisi pernapasan mungkin cepat dan dangkal, dan penderita mungkin mengalami sesak napas bahkan saat beristirahat
  • Detak jantung cepat
  • Suhu tubuh tinggi
  • Merasa tidak sehat secara umum
  • Berkeringat dan menggigil
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri dada yang semakin parah saat bernapas atau batuk

Sementara itu, gejala pneumonia yang kurang umum termasuk:

  • Batuk darah (hemoptisis)
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Merasa sakit
  • Mengi
  • Nyeri sendi dan otot
  • Merasa bingung dan disorientasi, terutama pada orang lanjut usia

Baca juga: 8 Gejala Awal Penyakit Pneumonia pada Anak

Jika Anda memiliki kecurigaan mengalami pneumonia, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Pasalnya, pneumonia adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa

Tapi perlu dimengerti, sebelum pergi ke fasilitas kesehatan, alangkah baiknya jika Anda membuat janji terlebih dahulu. Langkah ini penting untuk mencegah terjadinya kerumuman dan penularan penyakit di sana.

Pasalnya, kuman penyebab pneumonia termasuk mudah menular, termasuk SARS-CoV-2. Artinya, kuman bisa menyebar dari orang ke orang.

Baca juga: Beda Cara Penularan Virus Corona Secara Langsung dan Tidak Langsung

Komplikasi pneumonia

Ketika Anda terkena pneumonia, entah itu disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, ada kemungkinan hal itu dapat menyebabkan masalah medis lainnya.

Merangkum WebMD, ada sejumlah komplikasi pneumonia yang dapat terjadi dan patut diwaspadai.

Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Bakteremia dan syok septik

Jika bakteri menyebabkan pneumonia, mikroorganisme ini bisa masuk ke dalam darah, terutama jika penderita tidak ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Ini adalah masalah yang disebut bakteremia.

Bakteremia dapat menyebabkan situasi serius yang dikenal sebagai syok septik.

Syok septik adalah reaksi terhadap infeksi dalam darah dan itu dapat menyebabkan tekanan darah turun ke tingkat yang berbahaya.

Ketika tekanan darah terlalu rendah, jantung mungkin tidak dapat memompa cukup darah ke organ-organ, dan mereka bisa berhenti bekerja.

Baca juga: 4 Gejala Kanker Paru-paru Sesuai Jenisnya

Jangan ragu untuk segera cari bantuan medis jika Anda melihat gejala seperti:

  • Demam
  • Denyut jantung cepat
  • Nafas cepat
  • Perasaan panas dingin yang membuatmu menggigil
  • Tekanan darah rendah
  • Sakit perut (mual, nyeri, muntah, atau diare)
  • Kebingungan

Dokter Anda akan menguji darah Anda untuk bakteri dan memberi Anda antibiotik jika Anda menderita bakteremia.

Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit karena bakteremia atau syok septik.

2. Abses paru-paru

Terkadang pneumonia dapat menyebabkan kantong nanah menumpuk di paru-paru.

Komplikasi pneumonia ini lebih mungkin terjadi jika Anda:

  • Memiliki penyakit gusi di masa lalu
  • Menderita bakteremia
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah, pertahanan tubuh terhadap kuman
  • Penyalahgunaan alkohol

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Pria dan orang tua lebih mungkin terkena abses paru-paru.

Katakan kepada dokter Anda jika Anda memiliki gejala-gejala berikut:

  • Demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi
  • Batuk berdahak bercampur nanah
  • Keringat malam
  • Tidak merasa lapar
  • Penurunan berat badan tanpa sengaja
  • Kelelahan

Dokter Anda dapat menguji lendir atau nanah di paru-paru Anda untuk mencari infeksi.

Dokter mungkin juga mengambil rontgen atau CT scan paru-paru Anda.

Dokter Anda kemungkinan akan mengobati abses paru-paru Anda dengan antibiotik. Mereka mungkin juga melakukan prosedur yang menggunakan jarum untuk mengeluarkan nanah.

3. Efusi pleura, empiema, dan pleuritis

Ada dua lapisan jaringan yang mengelilingi paru-paru yang disebut pleura.

Satu membungkus bagian luar paru-paru dan yang lainnya melapisi bagian dada tempat paru-paru berada.

Baca juga: 8 Gejala Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Lapisan ini membantu paru-paru Anda bergerak dengan lancar saat Anda bernapas.

Jika pneumonia Anda tidak diobati, pleura bisa membengkak, menimbulkan rasa sakit yang tajam saat Anda bernapas.

Jika Anda tidak mengobati pembengkakan tersebut, area di antara pleura dapat berisi cairan, yang disebut efusi pleura.

Jika cairan terinfeksi, itu mengarah ke masalah yang disebut empiema.

Beri tahu dokter segeja jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri dada yang semakin parah saat Anda bernapas, batuk, atau bersin
  • Nyeri yang menjalar ke punggung atau bahu
  • Demam
  • Sulit bernapas
  • Tidak ingin atau tidak sanggup bernapas dalam-dalam karena itu menyakitkan

Baca juga: 3 Penyebab Paru-paru Basah yang Perlu Diwaspadai

Dokter Anda mungkin akan mencari pembengkakan atau cairan dengan rontgen, USG, atau CT scan.

Mereka mungkin juga melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk memastikan bahwa masalah jantung bukanlah penyebab nyeri dada.

Jika Anda memiliki radang selaput dada, Anda mungkin memerlukan obat yang dapat menghentikan pembengkakan.

Untuk efusi pleura dan empiema, dokter Anda mungkin menyarankan prosedur yang menghilangkan cairan dari tubuh Anda dengan jarum.

Antibiotik juga merupakan pilihan untuk mengobati empiema.

4. Gagal napas

Ketika Anda menderita pneumonia, paru-paru Anda mungkin terisi dengan cairan.

Jika itu terjadi, paru-paru tidak akan dapat mentransfer cukup oksigen ke darah Anda atau membuang karbon dioksida dalam darah Anda. Ini adalah kondisi serius karena organ Anda membutuhkan oksigen untuk bekerja.

Anda lebih mungkin mengalami gagal napas jika Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, memiliki riwayat pecandu alkohol, atau Anda lanjut usia.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:

  • Nafas cepat atau tidak bisa bernapas dengan penuh
  • Merasa seperti tidak mendapatkan cukup udara
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kebingungan
  • Warna kebiruan pada kulit, ujung jari, atau bibir
  • Kegelisahan yang ekstrim
  • Kelelahan
  • Berkeringat
  • Kehilangan kesadaran

Untuk mengetahui apakah Anda mengalami gagal napas, dokter Anda mungkin menggunakan alat seperti rontgen, CT scan, tes darah, dan oksimeter denyut.

Cara terbaik untuk mengobatinya adalah dengan mendapatkan lebih banyak oksigen, baik melalui selang di hidung.

Baca juga: 4 Penyebab Pingsan yang Perlu Diwaspadai

Anda juga mungkin mendapatkan obat untuk mengobati infeksi apa pun yang menyebabkan masalah tersebut.

5. Gagal ginjal

Jika Anda mengalami bakteremia atau syok septik, jantung Anda mungkin tidak dapat memompa cukup darah ke ginjal Anda.

Kondisi ini bukan komplikasi umum dari pneumonia, tetapi tetap saja bisa terjadi dan harus diwaspadai.

Kemungkinan Anda terkena gagal ginjal lebih tinggi jika Anda memiliki kondisi medis selain pneumonia.

Dokter Anda akan memperhatikan tanda-tanda masalah ginjal.

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami gejala berikut:

  • Kencing kurang dari biasanya
  • Bengkak di pergelangan kaki, tungkai, atau kaki
  • Sulit bernapas
  • Kebingungan
  • Mual
  • Kelemahan
  • Detak jantung tidak normal
  • Kejang
  • Nyeri atau tekanan dada
  • Koma

Dokter Anda dapat melihat apakah ginjal Anda bekerja dengan melihat seberapa banyak Anda buang air kecil dan menguji urine atau darah Anda.

Dokter Anda bisa mengobati penyebab gagal ginjal Anda.

Dalam kasus ekstrim, Anda mungkin perlu membersihkan darah melalui mesin dialisis sampai ginjal Anda berfungsi kembali.

Baca juga: 5 Jenis Penyakit Ginjal dan Penyebabnya

6. Gagal jantung

Penelitian menunjukkan bahwa 20 persen orang yang dirawat karena pneumonia juga memiliki masalah jantung, dan para ilmuwan sedang mencari penyebabnya.

Beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk bakteri yang masuk ke jantung, stres akibat penyakit yang meningkatkan kemungkinan mengalami masalah jantung, atau tubuh tidak mengirimkan cukup oksigen ke organ vital ini.

Kemungkinan memiliki masalah jantung yang berhubungan dengan pneumonia lebih tinggi jika Anda sudah tua atau sudah memiliki penyakit jantung.

Dapatkan bantuan medis segera jika Anda mengalami.

  • Kesulitan bernapas
  • Detak jantung tidak normal
  • Batuk atau mengi terus menerus
  • Batuk lendir berwarna merah muda dari darah
  • Bengkak di kaki, pergelangan kaki, tungkai, atau perut
  • Kelelahan
  • Kehilangan atau nafsu makan, mual, atau penurunan berat badan
  • Kenaikan berat badan tiba-tiba
  • Kebingungan

Dokter Anda dapat mencari gagal jantung dengan mendengarkan jantung Anda, menguji darah Anda, atau memeriksa hasil rontgen, elektrokardiogram, ekokardiogram, CT scan, atau MRI.

Banyak obat dan prosedur yang dapat membantu Anda menangani gagal jantung.

Baca juga: 7 Gejala Gagal Jantung yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com