Sehingga, mengurangi aliran darah ke otak dan mengakibatkan stroke.
Ada dua jenis utama stroke. Kedua jenis tersebut dapat disebabkan oleh hipertensi:
Baca juga: Penjelasan Menkes soal Pria dengan Ukuran Celana 33 Lebih Cepat Menghadap Allah
Tekanan darah tinggi meregangkan arteri yang memasok darah ke otak kita. Hal ini membuat arteri menyempit, mengakibatkan penyumbatan.
Jika ini terjadi, aliran darah ke otak terputus, menyebabkan stroke iskemik.
Tekanan darah tinggi juga mendorong penumpukan plak.
Baca juga: Kasmudjo Tegaskan Belum Pernah Lihat Ijazah Jokowi: Saya Bukan Pembimbing Skripsinya
Plak itu dapat mempersempit arteri lebih lanjut dan mencegah aliran darah ke otak Anda.
Ketegangan tekanan darah tinggi melemahkan dinding arteri. Hal ini dapat mempersulit arteri untuk menangani tekanan.
Akhirnya, arteri yang melemah di dekat atau di otak kita bisa pecah, menyebabkan pendarahan mendadak. Ini disebut stroke hemoragik.
Baca juga: Hipertensi Sekunder
Kemudian, penyakit jantung juga dapat mempengaruhi stroke. Penyakit jantung meningkatkan risiko stroke.
Mengutip Hopkins Medicine, penyakit jantung adalah faktor risiko terpenting kedua untuk stroke.
Selain itu, merupakan penyebab utama kematian di antara mereka yang selamat dari stroke.
Baca juga: Ini Tampang Pendi, Preman Berkedok Ormas yang Intimidasi Kepala Keamanan Pasar Kramat Jati
Penyakit jantung dan stroke memiliki banyak faktor risiko yang sama, seperti:
Mengutip Healthline, penyakit jantung akan mempersulit jantung kita untuk memompa darah dengan benar, yang mengganggu aliran darah ke otak.
Demikian pula, seseorang yang mengalami stroke dapat meningkatkan risiko komplikasi jantung, menurut studi pada 2020.
Risiko komplikasi jantung termasuk masalah, seperti:
Baca juga: Hipertensi Pulmonal