Dalam sebuah penelitian, pekerja yang mengeluhkan mengantuk berlebihan di siang hari memiliki lebih banyak kecelakaan kerja, terutama kecelakaan kerja berulang.
Mengantuk dapat memperlambat waktu reaksi Anda, sama seperti mengemudi dalam keadaaan mabuk.
Baca juga: 8 Risiko Kurang Tidur yang Harus Diwaspadai
Mengutip WebMD, tidur memainkan peran penting dalam berpikir dan belajar.
Kurang tidur merusak proses kognitif dalam banyak hal, meliputi mengganggu:
Bahaya kurang tidur membuat Anda lebih sulit untuk belajar secara efisien.
Siklus tidur di malam hari berperan dalam mengkonsolidasikan ingatan dalam pikiran.
Jika Anda tidak cukup tidur, Anda tidak akan dapat mengingat apa yang Anda pelajari dan alami sepanjang hari.
Baca juga: Bolehkan Tidur Setelah Makan?
Mengutip WebMD, Anda yang memiliki gangguan tidur atau kurang tidur kronis berisiko terkena masalah kesehatan serius, seperti:
Menurut beberapa perkiraan, 90 persen orang dengan insomnia juga memiliki masalah kesehatan serius.
Mengutip WebMD, spesialis tidur mengatakan bahwa pria dan wanita yang kurang tidur cenderung memiliki libido yang lebih rendah dan minat yang kurang pada seks.
Penyebabnya mungkin sebagian besar karena kurang tidur membuat energi terkuras, mengantuk, dan ketegangan meningkat.
Untuk pria dengan sleep apnea mungkin ada faktor lain dalam kemerosotan seksual.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 2002 menunjukkan bahwa banyak pria dengan sleep apnea juga memiliki kadar testosteron yang rendah.
Dalam studi tersebut, hampir setengah dari pria yang menderita sleep apnea parah juga mengeluarkan kadar testosteron yang sangat rendah pada malam hari.
Baca juga: 4 Jenis Makanan Ini Bisa Bantu Anda Tidur Nyenyak
Mengutip WebMD, bahaya kurang tidur dan gangguan tidur jangka panjang dapat berkontribusi pada gejala depresi.
Dalam jajak pendapat Sleep in America 2005, orang yang didiagnosis dengan depresi atau kecemasan lebih cenderung tidur kurang dari 6 jam di malam hari.
Gangguan tidur yang paling umum, insomnia, memiliki kaitan paling kuat dengan depresi.
Dalam sebuah penelitian pada 2007 terhadap 10.000 orang, mereka yang menderita insomnia 5 kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak menderita insomnia.
Faktanya, insomnia sering kali merupakan salah satu gejala pertama dari depresi.
Kurang tidur dan depresi memiliki hubungan dua arah.
Kurang tidur sering memperburuk gejala depresi dan depresi dapat membuat Anda lebih sulit untuk tidur.
Mengobati masalah tidur dapat membantu depresi dan gejalanya. Begitu sebaliknya.
Baca juga: Riset Buktikan Kualitas Tidur Pengaruhi Kesehatan Mata
Bahaya kurang tidur tidak hanya membuat mata bengkak, tetapi juga mempercepat penuaan kulit.
Mengutip WebMD, kurang tidur kronis bisa menyebabkan kulit loyo, muncul garis halus, dan lingkaran hitam di bawah mata.
Ketika Anda tidak cukup tidur, tubuh Anda melepaskan lebih banyak hormon stres kortisol.