Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2021, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sakit kepala cluster adalah nyeri di sekitar mata atau salah satu sisi kepala yang terjadi secara rutin atau berulang dalam hitungan hari, minggu, bulan, atau tahun.

Rasa nyeri akibat sakit kepala cluster bisa sangat parah hingga mengganggu kualitas hidup atau kenyamanan aktivitas penderitanya.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Sakit Kepala Biasa dan Migrain

Tipe

Berdasarkan Healthline, kondisi ini dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

  • Episodik
    Sakit kepala terjadi sebanyak 1-2 kali dalam waktu 7 hari hingga 1 tahun, dengan periode remisi (bebas sakit kepala) selama satu bulan atau lebih
  • Kronis
    Sakit kepala terjadi lebih sering dibandingkan tipe episodik, dengan periode remisi kurang dari satu bulan atau tidak sama sekali

Gejala

Seperti yang sudah disebutkan, sakit kepala cluster umumnya terjadi pada satu sisi kepala dan umumnya terletak di belakang atau di sekitar mata.

Akan tetapi, rasa nyeri dari kondisi ini dapat menyebar ke wajah, rahang, bagian atas kepala, dan leher, yang seringkali menyebabkan kesulitan tidur.

Melansir WebMD, berikut gejala lain dari sakit kepala cluster, meliputi:

  • Pucat
  • Wajah kemerahan
  • Berkeringat
  • Mata bengkak atau terkulai
  • Mata merah atau berair
  • Pupil mata lebih kecil
  • Terlalu peka terhadap cahaya atau suara
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Mual
  • Merasa gelisah

Baca juga: Sakit Kepala sampai ke Mata Tanda Penyakit Apa?

Sakit kepala cluster dapat terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama beberapa jam, dengan rasa nyeri yang paling parah berlangsung selama 30 menit hingga 2 jam.

Meskipun jarang terkait dengan penyakit lain, tetap segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut jika mengalami gejala di atas yang mengganggu aktivitas Anda.

Penyebab

Melansir Healthline, penyebab pasti dari sakit kepala cluster belum diketahui. Akan tetapi, para peneliti menduga kondisi ini terkait dengan gangguan hipotalamus.

Hipotalamus merupakan area kecil di otak yang menjaga sistem tubuh agar tetap stabil seperti mengatur suhu, tekanan darah, siklus tidur, dan pelepasan hormon.

Gangguan pada area tersebut mempengaruhi saraf trigeminal yang dapat memicu munculnya nyeri dan sensasi rasa di tubuh atau area wajah.

Faktor risiko

Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko sakit kepala cluster menurut WebMD, yaitu:

  • Berjenis kelamin pria
  • Mengonsumsi minuman beralkohol
  • Memiliki kebiasaan merokok
  • Genetika keluarga

Baca juga: 8 Penyebab Sakit Kepala dan Mata Kabur yang Perlu Diwaspadai

Diagnosis

Diagnosis akan tergantung pada deskripsi Anda tentang serangan, gejala, tingkat keparahan, dan bagian tubuh yang sering mengalaminya.

Melansir Mayo Clinic, berikut jenis pemeriksaan yang mungkin akan Anda terima untuk memastikan kondisi dan penyebab sakit kepala cluster:

  • Pemeriksaan fungsi saraf
    Membantu mendeteksi tanda-tanda fisik dari gangguan neurologis, menilai fungsi otak, menguji indra, dan refleks
  • Tes pencitraan
    Meliputi MRI, sinar-X, atau CT-scan untuk mendeteksi kemungkinan sakit kepala pada pasien disebabkan oleh penyebab lain, seperti tumor atau aneurisma

Perawatan

Pengobatan akan bergantung pada penyebab dan hasil diagnosis.

Melansir Healthline, belum ada pengobatan yang dapat untuk memulihkan sakit kepala cluster secara seketika.

Namun, pengobatan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan durasi sakit kepala. Pengobatan juga berfokus untuk mencegah serangan sakit kepala.

Berdasarkan WebMD, berikut beberapa pilihan untuk mengobati sakit kepala cluster

Baca juga: 3 Alasan Lapar Bisa Menyebabkan Sakit Kepala

Pengobatan alternatif

  • Terapi pernapasan
  • Mengonsumsi makanan tinggi magnesium
  • Mengonsumsi makanan kaya vitamin B2
  • Minum seduhan jahe
  • Menggunakan minyak esensial pada dahi atau pelipis

Pengobatan saat sakit kepala menyerang 

Pengobatan ini dilakukan untuk meredakan rasa nyeri yang sedang dirasakan.

  • Menghirup oksigen murni selama 15 menit
  • Krim capsaicin yang dioleskan pada bagian kepala yang mengalami nyeri
  • Pemberian obat sumatriptan

Pengobatan untuk mencegah

Pemberian beberapa obat seperti antidepresan atau relaksan otot yang berfungsi untuk mencegah serangan atau mengurangi tingkat keparahan

Pengobatan medis lainnya

  • Injeksi saraf oksipital
    Dokter akan menyuntikkan campuran anestesi dan steroid ke dalam saraf ini. Pengobatan ini bersifat sementara
  • Stimulasi saraf
    Seperti stimulasi saraf oksipital dan neuromodulasi
  • Operasi
    Jika pengobatan tidak ada yang berhasil, operasi mungkin menjadi pilihan untuk menstimulasi otak bagian dalam

Baca juga: Mengenal Sakit Kepala Harian Kronis dan Cara Mengatasinya

Dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, seiring waktu frekuensi dan rasa nyeri sakit kepala yang Anda rasakan dapat berkurang bahkan menghilang.

Pencegahan

Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah sakit kepala cluster menurut Healthline dan WebMD, yaitu:

  • Terapkan pola tidur yang baik dan teratur
  • Kurangi atau hindari rokok
  • Batasi konsumsi alkohol
  • Olahraga teratur
  • Hindari aktivitas berat
  • Hindari makanan daging berlebihan
  • Hindari menghirup bau yang menyengat

Komplikasi

Perlu diketahui, sakit kepala cluster memang tidak mengancam nyawa penderitanya.

Namun, melansir Mayo Clinic, rasa nyeri dan sakit kepala yang terjadi secara rutin atau berulang dapat mengganggu kualitas hidup Anda, bahkan memicu depresi.

Oleh karena itu, jangan tunda penanganannya agar dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan aman.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau