Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Blighted ovum (juga disebut kehamilan anembryonic) adalah jenis keguguran dini yang terjadi ketika telur yang dibuahi dan menempel ke dalam rahim tetapi tidak berkembang menjadi embrio.

Embrio akan berhenti tumbuh, tetapi kantung kehamilan (tempat embrio akan berkembang) terus tumbuh.

Plasenta dan kantung kehamilan yang kosong akan melepaskan hormon kehamilan, bahkan tanpa kehadiran embrio.

Baca juga: Blighted Ovum (Hamil Kosong): Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi

Penyebab

Meskipun penyebab spesifik tidak diketahui, sebagian besar blighted ovum adalah hasil dari kelainan kromosom pada sel telur yang dibuahi.

Melansir Very Well Health, kemungkinan penyebab lain dapat mencakup:

  • Infeksi
  • Penyakit autoimun pada orang hamil
  • Penyakit endokrin pada orang hamil
  • Jaringan yang membagi bagian dalam rahim menjadi beberapa bagian (septum)
  • Malformasi lain dari rahim
  • Faktor hormonal (seperti rendahnya kadar progesteron)
  • Gangguan endokrinologis (autoimunitas tiroid dan disfungsi tiroid)
  • Sindrom ovarium polikistik
  • Kelebihan berat badan
  • Usia lanjut.

Gejala

Blighted ovum dapat terjadi pada awal kehamilan sehingga ibu tidak pernah tahu jika sedang hamil.

Dalam kasus lain, wanita mungkin mengalami tanda-tanda kehamilan seperti periode menstruasi yang terlewat atau tes kehamilan positif.

Pengidapnya dapat memiliki gejala awal kehamilan, seperti nyeri payudara dan mual di pagi hari.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Hamil Kosong

Di lain waktu gejala akan menyerupai gejala keguguran seperti:

  • Pendarahan vagina
  • Kram.

Satu-satunya cara untuk memastikan kondisi ini adalah melalui USG.

Metode ini akan menunjukkan kantung kehamilan yang hilang embrio di dalamnya.

Diagnosis

Diagnosis untuk blighted ovum dapat bervariasi.

Dalam beberapa kasus, orang hamil mungkin tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil.

Dalam kasus lain, kehamilan dan tes darah lainnya akan kembali menunjukkan bahwa semuanya berjalan normal, padahal sebenarnya tidak.

Itu karena hormon yang disebut human chorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh plasenta selama kehamilan akan terus ada, bahkan meningkat seiring waktu saat plasenta berkembang, dengan atau tanpa embrio yang sehat.

Akibatnya, seseorang mungkin mengira dirinya hamil hingga pemeriksaan USG rutin (baik transabdominal atau transvaginal) yang menunjukkan bahwa kantung kehamilan kosong.

Perawatan

Bagi sebagian penyintas, mungkin tidak ada perawatan yang diperlukan, karena tubuh akan mengeluarkan kantong kehamilan melalui vagina (keguguran) secara spontan.

Jika tubuh tidak mengalami keguguran spontan, ada pilihan lain untuk mengeluarkan isi rahim melalui tindakan medis.

Baca juga: 4 Tanda-tanda Darah Keguguran, Ibu Hamil Perlu Waspada

Penyedia layanan kesehatan umumnya akan merekomendasikan perawatan berikut:

  • Dilatasi & Kuretase (D&C)
  • Keguguran alami
  • Keguguran akibat obat.

Janji temu tindak lanjut biasanya dijadwalkan empat hingga enam minggu setelah keguguran atau D&C.

Pasien mungkin akan diberikan USG lagi untuk memastikan rahim kosong.

Jika mengalami salah satu dari tanda atau gejala blighted ovum, seseorang mungkin mengalami keguguran.

Namun tidak semua pendarahan pada trimester pertama berakhir dengan keguguran.

Jadi, pastikan untuk menemui dokter segera jika memiliki tanda-tanda blighted ovum.

Komplikasi

Meskipun komplikasi serius dari perawatan blighted ovum jarang terjadi, masalah tetap mungkin terjadi, dan dapat mencakup:

  • Pendarahan
  • Infeksi (termasuk sepsis)
  • Jaringan parut
  • Perforasi (robeknya rahim).

Pencegahan

Blighted ovum tidak dapat dicegah.

Baca juga: Benarkah Nanas Bisa Memicu Keguguran?

Beberapa pasangan dapat melakukan tes genetik pada jaringan di dalam rahim guna memeriksa penyebab yang mendasari keguguran.

Tes genetik tersebut juga dapat membantu pasangan yang telah mengalami banyak keguguran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com