KOMPAS.com - Salah satu bentuk penyakit akibat infeksi bakteri adalah leptospirosis. Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Bakteri ini dapat disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.
Selain itu, leptospirosis juga dapat menyebar melalui air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira.
Baca juga: Waspada Penyakit Leptospirosis Saat Memasuki Musim Hujan
Maka dari itu, seseorang yang melakukan kontak langsung dengan air atau tanah yang telah tercemar bakteri Leptospira dapat menderita leptospirosis.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, seperti pada hidung, mulut, dan kelopak mata.
Bakteri ini juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui celah kecil di kulit, seperti melalui luka terbuka atau luka robek pada kulit.
Penyakit leptospirosis rentan terjadi ketika musim hujan dan saat banjir. Meskipun demikian, penyakit ini tidak dapat menular dari satu orang ke orang lain.
Leptospirosis biasanya menimbulkan gejala seperti flu ringan, yaitu sakit kepala dan kedinginan atau menggigil.
Namun pada sebagian kasus, bakteri Leptospira dapat menginfeksi beberapa organ lain, seperti hati, ginjal, paru-paru, jantung, dan otak.
Kondisi ini akan menimbulkan gejala yang lebih parah dan dikenal dengan istilah penyakit Weil.
Jika tidak segera ditangani, leptospirosis dapat menyebabkan masalah serius, seperti gagal ginjal, meningitis, gagal hati, gangguan pernapasan, bahkan kematian.
Merangkum Centers for Disease Control and Prevention dan Medical News Today, leptospirosis dapat bersifat asimtomatik atau tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, gejala leptospirosis umumnya akan muncul secara tiba-tiba dalam dua hari hingga empat minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.
Baca juga: Leptospirosis Mengancam saat Banjir, Begini Cara Mencegahnya
Berikut beberapa gejala awal dari penyakit leptospirosis:
Gejala-gejala tersebut umumnya akan pulih dalam waktu satu minggu, tetapi pada kasus yang jarang terjadi penderita mengalami leptospirosis fase kedua yang disebut penyakit Weil.
Gejala penyakit Weil dapat berkembang dalam satu sampai tiga hari setelah gejala awal leptospirosis pulih.
Gejala yang muncul cukup bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi, di antaranya:
Baca juga: 10 Gejala Leptospirosis, Penyakit yang Sering Muncul Saat Musim Hujan
Dirangkum dari situs WebMD dan Centers for Disease Control and Prevention, leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut Leptospira interrogans.
Bakteri Leptospira dibawa oleh hewan dan dapat hidup di dalam ginjal hewan tersebut tanpa menimbulkan gejala.
Beberapa hewan yang menjadi perantara penyebaran bakteri Leptospira, meliputi:
Hewan-hewan yang terinfeksi, sewaktu-waktu dapat mengeluarkan bakteri Leptospira melalui urine yang akan mengontaminasi air dan tanah.
Setelah berada di air atau tanah, bakteri Leptospira dapat bertahan hidup selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara berikut:
Selain itu, bakteri Leptospira juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, seperti luka lecet dan luka robek, serta selaput lendir pada hidung, mulut, dan kelopak mata.
Baca juga: 4 Bahaya Leptospirosis, Penyakit yang Perlu Diwaspadai di Musim Hujan
Meskipun sangat jarang terjadi, bakteri Leptospira juga dapat menyebar melalui ASI atau hubungan seksual.
Melansir dari situs Healthline, berikut beberapa pekerjaan atau aktivitas yang meningkatkan risiko seseorang terkena leptospirosis:
Dikutip dari Medical News Today, diagnosis leptospirosis diawali dengan anamnesis mengenai beberapa hal berikut:
Baca juga: 6 Cara Cegah Sakit Saat Musim Hujan
Apabila pasien diduga menderita leptospirosis maka dokter akan melakukan pemeriksaan berupa tes darah atau tes urine untuk memastikan diagnosis.
Merangkum National Health Service dan WebMD, pada kasus leptospirosis ringan, infeksi ini dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu tujuh hari.
Namun, dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik, seperti penisilin dan doksisiklin, untuk membantu meredakan gejala.
Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan ibuprofen atau parasetamol untuk mengatasi menurunkan demam dan meredakan nyeri.
Pada kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan menyarankan pasien untuk melakukan rawat inap di rumah sakit.
Nantinya, dokter akan memberikan antibiotik secara intravena atau langsung ke pembuluh vena melalui suntikan atau infus.
Dirangkum dari situs American Society for MicrobiologyJournals dan Healthline, leptospirosis dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut apabila tidak ditangani dengan benar:
Baca juga: Musim Hujan Telah Tiba, Waspadai 5 Penyakit Berikut
Mengutip dari Better Health Channel, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah leptospirosis:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.