Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2022, 16:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kutu merupakan parasit yang dapat menularkan penyakit pada manusia.

Sebagian kutu membawa penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan. Namun, gigitan kutu biasanya tidak berbahaya dan mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun.

Salah satu penyakit yang ditularkan melalui gigitan kutu adalah penyakit Lyme. Penyakit Lyme merupakan penyakit menular akibat infeksi bakteri.

Baca juga: Justin Bieber Didiagnosis Idap Lyme Disease, Penyakit Apa Itu?

Terdapat empat jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit Lyme, di antaranya:

  1. Borrelia burgdorferi
  2. Borrelia mayonii
  3. Borrelia afzelii
  4. Borrelia garinii.

Sebagian besar kasus penyakit Lyme disebabkan oleh kutu berkaki hitam atau juga disebut deer tick.

Kutu menjadi terinfeksi setelah menggigit rusa, burung, atau tikus yang sudah mengalami infeksi.

Seekor kutu setidaknya memerlukan waktu selama 36 hingga 48 jam berada di kulit untuk menularkan bakteri.

Seseorang yang hidup atau singgah dalam waktu tertentu di daerah hutan lebat cenderung lebih berisiko terkena penyakit Lyme.

Bakteri penyakit Lyme dapat menyerang berbagai organ tubuh, termasuk sistem saraf, otot, sendi, dan jantung.

Gejala

Merangkum Medline Plus dan Mayo Clinic, gejala penyakit Lyme cukup bervariasi dan berbeda-beda pada setiap penderita.

Pada sebagian besar kasus, gejala awal dari penyakit Lyme adalah ruam kulit yang disebut erythema migrans. Ruam ini memiliki beberapa karakteristik berikut:

Baca juga: Kenali Bahaya dan Gejala Infeksi Gigitan Kutu Kucing pada Manusia

  • Berwarna kemerahan
  • Berkembang menjadi lebih besar dalam beberapa hari, bahkan mencapai 30 sentimeter
  • Terasa hangat saat disentuh, tetapi jarang disertai rasa nyeri atau gatal
  • Muncul di area gigitan kutu dan seiring perkembangan penyakit dapat muncul di bagian tubuh lainnya
  • Terkadang ruam disertai dengan titik merah di tengah yang menyerupai target sasaran.

Meskipun demikian, tidak semua penderita penyakit Lyme mengalami erythema migrans.

Tidak hanya ruam, penyakit Lyme juga menimbulkan gejala lain secara bertahap dalam tiga tahap (stadium) berikut:

Stadium 1

Pada stadium 1, bakteri belum menyebar ke seluruh tubuh dan terjadi pada satu hingga dua minggu setelah penderita digigit kutu.

Selain ruam, gejala lainnya adalah:

  1. Demam
  2. Menggigil
  3. Nyeri otot dan sendi
  4. Tubuh mudah lelah
  5. Sakit kepala
  6. Leher kaku
  7. Pembengkakan kelenjar getah bening.

Stadium 2

Pada stadium 2, bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh dan gejala penyakit Lyme dapat muncul dalam beberapa minggu atau bulan setelah penderita digigit kutu.

Baca juga: Tips ala Rumahan untuk Hilangkan Kutu Rambut

Gejala penyakit Lyme pada tahap ini, meliputi:

  1. Penyakit jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia), jantung berdebar (palpitasi), nyeri dada
  2. Sesak napas
  3. Gangguan pada sistem saraf, seperti tungkai mati rasa, Bell's palsy (wajah terkulai), radang otak, radang selaput otak (meningitis), dan radang saraf tulang belakang.

Stadium 3

Jika infeksi pada stadium 1 dan 2 tidak ditangani, penyakit Lyme akan berkembang menjadi stadium 3 dalam hitungan bulan atau tahun setelah penderita digigit kutu.

Pada tahap ini, bakteri telah menyebar ke seluruh tubuh. Beberapa gejala pada stadium 3, meliputi:

  1. Arthritis, yaitu pembengkakan dan nyeri yang dirasakan pada satu atau beberapa sendi besar, misalnya sendi lutut
  2. Kelemahan anggota tubuh
  3. Gangguan gerakan otot
  4. Sulit berkonsentrasi
  5. Sulit berkomunikasi
  6. Sulit berpikir.

Selain beberapa gejala di atas, penyakit Lyme juga dapat menimbulkan gejala yang kurang umum, seperti peradangan pada mata dan peradangan pada hati (hepatitis).

Penyebab

Dirangkum dari DermNet NZ dan Medicine Net, penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii.

Baca juga: 5 Cara Mudah Menghilangkan Kutu Rambut

Seseorang dapat terserang penyakit Lyme apabila digigit oleh kutu jenis Ixodes scapularis dan Ixodes pacificus yang terinfeksi bakteri tersebut.

Penyakit ini hanya ditularkan melalui gigitan kutu dan tidak ditularkan dari orang ke orang

Faktor risiko

Menurut Mayo Clinic, beberapa kondisi berikut meningkatkan risiko seseorang terserang penyakit Lyme:

  1. Kerap menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama di area berumput atau hutan
  2. Mengunjungi area yang banyak kutu
  3. Bagian tubuh yang terbuka sehingga kutu lebih mudah menempel atau hinggap di kulit
  4. Tidak segera mencabut kutu dari kulit dengan cara yang tepat.

Diagnosis

Dilansir dari Healthline, diagnosis penyakit Lyme diawali dengan meninjau riwayat kesehatan pasien secara keseluruhan

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat ruam yang disebabkan oleh gigitan kutu.

Pemeriksaan darah paling akurat apabila dilakukan beberapa minggu setelah infeksi terjadi karena antibodi mulai terbentuk.

Selain pemeriksaan darah, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut guna memastikan diagnosis penyakit Lyme:

Baca juga: Cara Hilangkan Kutu Rambut dengan Minyak Kelapa

  • Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
    Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap bakteri Borrelia burgdorferi (B. burgdorferi)
  • Western blot
    Dilakukan untuk mengonfirmasi tes ELISA yang positif karena pemeriksaan ini dapat mendeteksi keberadaan antibodi yang spesifik terhadap protein B. burgdorferi
  • Polymerase chain reaction (PCR)
    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi orang yang terkena penyakit Lyme dengan gejala sendi (arthritis) dan saraf.

Perawatan

Mengutip Mayo Clinic, penanganan penyakit Lyme akan lebih efektif jika dilakukan sejak gejala awal muncul.

Penyakit Lyme dapat diatasi dengan pemberian obat antibiotik, seperti:

  1. Doksisiklin, untuk dewasa dan anak-anak berusia 8 tahun ke atas
  2. Sefuroksim atau amoksisilin, untuk dewasa, anak, dan wanita hamil atau sedang menyusui.

Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin akan memberikan antibiotik melalui infus selama 14 hingga 28 hari.

Komplikasi

Dirangkum dari Mayo Clinic dan Medicine Net, penyakit Lyme dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut:

Baca juga: 3 Cara Menghilangkan Kutu Rambut Secara Alami dan dengan bantuan Obat

  • Peradangan sendi kronis atau Lyme arthritis, terutama pada lutut
  • Gangguan neurologis, seperti kelumpuhan wajah dan neuropati
  • Gangguan kognitif, misalnya penurunan daya ingat
  • Gangguan irama jantung
  • Post-Lyme disease syndrome (PTLDS), yaitu gejala penyakit Lyme yang tetap muncul meski sudah menjalani pengobatan.

Pencegahan

Menurut Healthline, penyakit Lyme dapat dicegah dengan menghindari atau mengurangi risiko digigit kutu.

Berikut beberapa tindakan yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit Lyme:

  1. Menggunakan pakaian tertutup, seperti baju lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan
  2. Potong rumput yang sudah terlalu panjang dan bersihkan semak-semak di halaman area rumah karena dapat menjadi habitat kutu
  3. Gunakan krim antiserangga yang aman bagi kulit, misalnya krim yang mengandung setidaknya 10 persen DEET
  4. Periksa seluruh bagian tubuh dengan teliti, termasuk tubuh anak dan hewan peliharaan, untuk mendeteksi adanya kutu yang menempel pada kulit
  5. Segera angkat bagian kepala kutu dengan pinset apabila kutu menempel di kulit.

Seseorang yang pernah menderita penyakit Lyme masih dapat mengalami kondisi serupa di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com