Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2021, 07:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tremor merupakan gangguan gerak yang ditandai dengan bergetarnya bagian tubuh dengan tidak sengaja dan tidak terkendali.

Kondisi ini biasanya dianggap normal dan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun, tremor mungkin saja mengindikasikan gangguan kesehatan lain yang cukup serius.

Baca juga: Mengenal Penyebab Tremor dan Cara Mengatasinya

Penyebab

Walaupun belum diketahui secara pasti, koordinasi yang tidak normal antara otak dengan bagian tubuh tertentu diduga sebagai penyebab tremor.

Melansir Healthline, tremor dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain:

  • Stres
  • Cemas
  • Konsumsi obat tertentu
  • Cedera
  • Kafein
  • Kelelahan otot
  • Alkohol
  • Efek merokok
  • Meriang
  • Penuaan
  • Kadar gula darah rendah

Selain itu, tremor juga dapat terjadi karena gangguan medis yang mempengaruhi otak, sistem saraf, atau otot. Antara lain:

  • Stroke
  • Cedera otak traumatis
  • Penyakit parkinson
  • hilangnya sel-sel otak penghasil dopamin
  • Hipertiroidisme
    Tubuh Anda memproduksi terlalu banyak hormon tiroid
  • Sklerosis multipel
    merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan Anda menyerang otak dan sumsum tulang belakang Anda

Baca juga: 14 Penyebab Tremor dan Cara Mengatasinya

Diagnosis

Pemeriksaan fisik menjadi hal yang pasti untuk mengamati bagian tubuh yang kerap terserang tremor. Namun, pemeriksaan ini memerlukan tahap lebih lanjut.

Berdasarkan Healthline, diagnosis pada tremor dapat dilakukan dengan beberapa prosedur sebagai berikut:

  • Praktik
    Dokter mungkin meminta Anda menulis atau memegang benda untuk mengevaluasi tingkat keparahan tremor
  • CT-scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
    Memastikan bahwa tremor bukan disebabkan karena masalah lain di otak
  • Pemeriksaan neurologis
    Mengukur fungsi sistem saraf seperti koordinasi, kemampuan merasakan sentuhan, refleks, kekuatan dan bentuk otot
  • Tes darah atau urin
    Untuk memeriksa tanda-tanda penyakit tiroid atau kondisi medis lainnya
  • Elektromiogram atau EMG
    Mengukur aktivitas otot dan respons otot terhadap stimulasi saraf

Tremor yang terjadi berulang kali tentunya dapat mengganggu aktivitas Anda, berikut beberapa cara untuk mencegah dan mengobati tremor melansir NHS dan Healthline.

Baca juga: Tremor: Jenis, Penyebab, dan Penanganannya

Pencegahan

Serangan tremor dapat dicegah dengan menerapkan kebiasan seperti:

  • Olahraga teratur, untuk memperkuat otot tubuh
  • Mengurangi stres
  • Kurangi kafein dan alkohol
  • Istirahat yang cukup
  • Banyak minum air

Perawatan

Perlu diingat bahwa pengobatan yang dilakukan tergantung dengan kondisi yang menjadi penyebab tremor, sesuai hasil diagnosis dokter.

Beberapa jenis pengobatan untuk mengatasi tremor, meliputi:

  • Obat-obatan tertentu
    Contohnya seperti beta blockers (obat yang berfungsi melebarkan pembuluh darah), obat tekanan darah, obat penenang, atau obat anti kejang
  • Fisioterapi
    Terapi yang bertujuan untuk memperkuat otot dan mengurangi tremor
  • Penyuntikan botox
    Suntikan ini akan mengurangi intensitas tremor yang sering terjadi, khususnya di bagian wajah dan kepala
  • Operasi otak
    Hanya dilakukan pada tremor yang parah dan tidak dapat dikendalikan dengan obat

Jika Anda mengalami tremor berulang kali dan mulai mengganggu aktivitas, segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter terkait.

Baca juga: Berbagai Penyebab Tremor dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau