KOMPAS.com - Merkuri adalah unsur alami berupa logam berat yang dapat ditemukan di udara, air dan tanah.
Logam berat ini mengandung racun yang bisa menyerang tubuh manusia.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung merkuri menjadi penyebab paling umum dari keracunan merkuri.
Baca juga: Waspadai Keracunan Ikan Buntal, Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya
Keracunan merkuri dapat menyebabkan gejala serius.
Meski termasuk unsur alami, jumlah merkuri di lingkungan meningkat karena industrialisasi.
Hal ini membuat merkuri dapat mengkontaminasi lingkungan seperti tanah dan air, yang pada akhirnya berdampak pula pada hewan seperti ikan.
Penyebab paling umum dari keracunan merkuri dikarenakan makan makanan laut yang mengandung merkuri tinggi atau terlalu banyak makan ikan.
Ikan mendapatkan merkuri dari air yang mereka tinggali.
Jenis ikan yang lebih besar dapat memiliki jumlah merkuri yang lebih tinggi karena mereka memangsa ikan lain yang juga terpapar.
Makanan laut yang umumnya mempunyai kandungan merkuri yang tinggi di antaranya:
Makanan laut bukannya tidak boleh dimakan karena mengandung merkuri.
Baca juga: Bisa Sebabkan Keracunan Merkuri, Begini Cara Aman Konsumsi Ikan
Setidaknya ada beberapa jenis makanan laut yang cukup aman menghindari keracunan merkuri, antara lain:
Meskipun opsi di atas mengandung lebih sedikit merkuri secara keseluruhan, terlalu sering mengonsumsinya juga akan meningkatkan risiko keracunan.
Keracunan merkuri juga dapat disebabkan oleh paparan langsung atau lingkungan.
Paparan merkuri dapat berasal dari satu atau lebih sumber berikut:
Baca juga: Mengenal Penyebab Keracunan Merkuri dan Cara Mengatasinya
Merangkum Medical news today, merkuri dapat mempengaruhi sistem saraf yang menyebabkan gejala neurologis seperti:
Selain itu, saat kadar merkuri dalam tubuh meningkat, akan lebih banyak gejala akan muncul. Gejala-gejala ini dapat bervariasi tergantung pada usia dan tingkat paparan seseorang.
Orang dewasa dengan keracunan merkuri dapat mengalami gejala seperti:
Merkuri juga dapat memengaruhi perkembangan awal anak.
Baca juga: Mengenal Histamin, Biang Ratusan Warga Jember Keracunan Ikan Tongkol
Anak-anak dengan keracunan merkuri dapat menunjukkan gejala seperti:
Keracunan merkuri cenderung berkembang perlahan seiring waktu jika seseorang sering kontak dengan merkuri.
Namun, dalam beberapa kasus, keracunan merkuri terjadi dengan cepat.
Jumlah merkuri yang tinggi dapat menyebabkan perubahan neurologis jangka panjang dan permanen.
Bahayanya terutama terjadi pada anak kecil yang masih berkembang.
Paparan merkuri dapat menyebabkan masalah perkembangan di otak, yang juga dapat memengaruhi fungsi fisik seperti keterampilan motorik.
Beberapa anak yang terpapar merkuri pada usia muda dapat mengembangkan ketidakmampuan belajar.
Orang dewasa dengan keracunan merkuri mungkin mengalami kerusakan otak dan ginjal permanen.
Kegagalan sirkulasi adalah jenis komplikasi lain yang berpotensi terjadi.
Baca juga: Hati-hati, Efek Minum Minyak Kayu Putih Sembarangan Bisa Keracunan
Keracunan merkuri didiagnosis dengan pemeriksaan fisik dan tes darah dan urin.
Tes merkuri darah atau urin digunakan untuk mengukur kadar merkuri dalam tubuh.
Hingga kini, tidak ada obat untuk keracunan merkuri.
Cara terbaik untuk mengobati keracunan merkuri adalah dengan menghentikan paparan logam tersebut.
Jika toksisitas terkait dengan lingkungan atau tempat kerja, segera ambil langkah-langkah untuk menjauhkan diri dari area tersebut untuk mencegah efek keracunan lebih lanjut.
Adapun jika kadar merkuri mencapai titik tertentu, dokter akan melakukan terapi khelasi.
Dalam jangka panjang, seseorang bisa memerlukan perawatan lanjutan untuk mengelola efek keracunan merkuri, seperti efek neurologis.
Cara terbaik untuk mencegah keracunan merkuri makanan adalah dengan berhati-hati dengan konsumsi jumlah dan jenis makanan laut.
Baca juga: Pakai Masker untuk Cegah Corona Tak Bikin Keracunan Karbon Dioksida
Melansir Healthline, keracunan merkuri dapat dicegah dengan:
Menurut FDA, anak-anak di bawah 3 tahun dapat makan 1 ons ikan, sedangkan ukuran porsi untuk anak-anak usia 4 hingga 7 adalah 2 ons.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.