Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2021, 16:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipotermia adalah keadaan medis darurat yang terjadi saat tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada menghasilkan panas. Hal ini menyebabkan suhu tubuh menjadi sangat rendah.

Suhu normal tubuh manusia adalah sekitar 37 derajat celcius. Saat tubuh menghalami hipotermia, suhu akan turun hingga di bawah 35 derajat celcius.

Hipotermia berbahaya karena dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir jernih. Komplikasi akibat penurunan suhu drastis ini dapat mengancam nyawa.

Baca juga: Banjir Jabodetabek, Waspadai Risiko Hipotermia pada Anak dan Lansia

Penyebab

Saat berada di suhu yang dingin, tubuh akan kehilangan panas hingga 90 persen melalui kulit. Sisanya keluar melalui paru-paru pada hembusan napas.

Melansir webmd, jika paparan dingin disebabkan oleh air dingin, kehilangan panas dapat terjadi 25 kali lebih cepat dibandingkan dengan terkena suhu udara berukuran sama.

Saat tubuh mengalami penurunan suhu, bagian otak bernama hipotalamus yang menjadi pusat kendali suhu tubuh akan bekerja untuk memicu kembali adanya panas.

Contohnya, saat terkena paparan dingin, tubuh akan menggigil.

Hal tersebut adalah respons protektif tubuh untuk menghasilkan panas melalui aktivitas otot.

Hal lain yang dilakukan tubuh untuk mempertahankan panas adalah vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah secara sementara.

Biasanya sebagian besar panas dalam tubuh dihasilkan oleh aktivitas jantung dan hati.

Namun, saat inti tubuh mendingin, organ-organ ini menghasilkan jumlah panas yang lebih sedikit. Pada dasarnya, hal ini untuk menjaga panas yang ada dan melindungi otak.

Suhu tubuh yang rendah dapat memerlambat aktivitas otak, pernapasan, dan detak jantung.

Baca juga: Hipotermia: Penyebab, Gejala, hingga Cara Mengatasinya

Faktor Risiko

  • Usia. Bayi dan orang usia lanjut memiliki risiko tertinggi mengalami hipotermia. Hal ini disebabkan oleh penurunan kemampuan bagi tubuh untuk mengatur suhu.
  • Penyakit mental dan demensia. Penyakit mental seperti skizofrenia dan ganggun bipolar meningkatkan risiko seseorang memiliki hipotermia. Demensia atau hilang ingatan juga dapat meningkatkan risiko karena kesulitan dalam berkomunikasi dan pemahaman. Akan lebih sulit bagi mereka untuk berpakaian hangat atau menjaga diri dalam kondisi dingin.
  • Alkohol dan penggunaan narkoba. Alkohol berbahaya sebab memberikan kesan palsu dalam menghangatkan tubuh. Pada kenyataannya, pembuluh darah melebar dan membuat tubuh kehilangan panas lebih banyak.

Selain hal-hal di atas, kondisi medis tertentu dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memertahankan suhu yang memadai, seperti:

  • hipotiroidisme, terjadi saat kelenjar tiroid tidak kurang banyak menghasilkan hormon
  • radang sendi
  • dehidrasi
  • diabetes
  • penyakit parkinson
  • stroke
  • cedera tulang belakang
  • luka bakar
  • malnutrisi

Gejala

Gejala umum hipotermia meliputi:

Baca juga: Mengapa Tubuh Menggigil Ketika Kedinginan?

  • menggigil berlebihan
  • pernapasan melambat
  • bicara lambat
  • kecanggungan
  • kebingungan dan kehilangan ingatan
  • mengantuk atau kelelahan
  • melantur atau bergumam
  • kehilangan koordinasi tubuh, tangan maraba-raba, atau tersandung

Seseorang yang sedang mengalami kelelahan berlebihan, denyut nadi lemah, atau tidak sadar juga memiliki kemungkinan sedang hipotermia.

Diagnosis

Hiportemia dapat didiagnosis melalui gejala-gejala yang muncul.

Selain itu, pengecekan suhu menggunakan termometer khusus yang tersedia di sebagian besar ruang gawat darurat rumah sakit yang dapat mendeteksi suhu inti tubuh.

Hiportemia dibagi menjadi tiga jenis:

  • hipotermia ringan: 32-35 derajat celcius
  • hipotermia sedang: 27-32 derajat celcius
  • hipotermia berat: lebih rendah dari 27 derajat celcius

Komplikasi

Orang dengan hipotermia akibat paparan cuaca dingin atau air dingin menjadi rentan terhadap cedera lainnya, seperti:

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Badan Menggigil Kedinginan

  • pembekuan tubuh (frostbite)
  • pembusukan dan kematian jaringan akibat gangguan aliran darah (gangrene)

Perawatan

Jangan tunda untuk menangani seseorang yang memiliki suhu tubuh lebih rendah dari 35 derajat celcius, segera cari penanganan medis.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan, di antaranya.

  • Bawa penderita ke tempat yang hangat.
  • Lepaskan semua pakaian basah yang dikenakan penderita.
  • Hangatkan bagian tengah tubuh orang tersebut, mulai dari dada, leher, kepala, dan selangkangan. Gunakan selimut listrik jika tersedia.
  • Gunakan kontak antarkulit di bawah lapisan selimut, pakaian, handuk, atau seprai yang longgar dan kering.
  • Minuman hangat dapat membantu meningkatkan suhu tubuh, tapi hindari minuman beralkohol. Jangan beri minuman jika penderita tidak sadarkan diri.
  • Setelah suhu tubuh meningkat, tetap lapisi penderita dengan selimut hangat.
  • Cari penanganan medis sesegera mungkin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau